Mohon tunggu...
Lukman Hamarong
Lukman Hamarong Mohon Tunggu... Administrasi - Sangat sulit menjadikan aku seperti kamu, karena aku adalah aku, kamu ya kamu

Mengalir seperti air

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tidak Terpilih sebagai Pemain Terbaik Euro, CR7 Tidak Lebih Baik dari Messi

13 Juli 2016   19:03 Diperbarui: 13 Juli 2016   19:08 581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

CR7 bukan Platini di Euro ‘84, bukan van Basten di Euro ’88, bukan Schmeichel di Euro ’92, bukan Sammer di Euro ’96, bukan Zidane di Euro ‘2000, bukan Zagorakis di Euro ’04, bukan Xavi di Euro ‘08, dan bukan pula Iniesta di Euro ’12, yang ke semua nama itu berhasil membawa negaranya juara sekaligus menjadi pemain terbaik turnamen. CR7 harusnya tidak berlebihan dalam euforia kemenangan dan tetap membumi karena di atas langit masih ada langit. Prancis boleh kalah di final. Griezmann boleh menangis karena mimpi mengangkat trofi Euro belum terwujud, tapi setidaknya Griezmann boleh tersenyum karena panitia menilainya sebagai pemain yang berkinerja paling bagus di antara 528 pemain yang tampil di Euro 2016, yang di dalamnya juga bercokol salah satu pemain terbaik di era modern, CR7. Saya yakin Messi juga pasti tersenyum melihat Griezmann menjadi pemain terbaik.

Cristiano Ronaldo baru saja membawa negaranya, Portugal, menjuarai turnamen bergengsi, Euro 2016. Sebagai kapten tim, CR7, nama alias Cristiano, mampu menorehkan sejarah besar buat negaranya. Moment yang paling ditunggu CR7 sebagai kapten tentu saja adalah mengangkat trofi Henry Delaunay setinggi-tingginya. CR7 mendapat kehormatan sebagai orang pertama yang mengangkat trofi mayor tersebut. Sesuatu yang belum pernah dirasakan saingan abadinya, Lionel Messi, meski prestasi Messi untuk negaranya tidak bisa dikatakan tidak ada sama sekali. Gelar bergengsi yang mampu dipersembahkan Messi yang masuk kategori elit adalah emas Olympiade Beijing 2008 silam.

Atas prestasi tersebut, para fans CR7 langsung membangun image sarkastik dengan mengatakan CR7 selevel di atas Messi. Sebagai fans Messi, saya tentu tidak sependapat dengan asumsi tersebut. Memang harus diakui bahwa separuh nyawa Portugal ada dalam diri CR7. Top skorer sepanjang masa Portugal adalah bukti sahih betapa CR7 sosok yang begitu berpengaruh buat negaranya. Tapi tahukah Anda bahwa andil CR7 di Euro kemarin tidaklah sedahsyat yang dibangun para fansnya. Itulah sebabnya (mungkin) panitia penyelenggara Euro 2016 tidak memilih CR7 sebagai pemain terbaik turnamen, melainkan Antoine Griezmann-lah yang menjadi pemain terbaik sekaligus top skorer turnamen.

Coba kita bandingkan dengan Messi di Piala Dunia 2014 dan Copa America 2015. Di Piala Dunia 2014 silam, Messi “cuma” membawa  Argentina menjadi runner up. Tapi proses dan cara kerja Messi di lapangan mulai babak penyisihan hingga final patut diacungi jempol. Itulah sebabnya Messi empat kali tampil sebagai Man of The Match di beberapa laga. Imbasnya, Messi diberi penghargaan sebagai Pemain Terbaik Piala Dunia 2014 meski tak mampu membawa Argentina juara. Kejadian yang sama terjadi di Copa America 2015. 

Lagi-lagi Messi membawa Argentina ke final, dan lagi-lagi kembali gagal membawa pulang trofi juara akibat kalah “arisan” kontra Chile. Sama dengan Piala Dunia 2014, panitia turnamen juga memilih Messi sebagai pemain terbaik Copa America. Namun sayang, panitia Copa hanya bertepuk sebelah tangan. Penghargaan sebagai pemain terbaik ditolak Messi. Akhirnya gelar individu tersebut ditiadakan.

Kita kembali ke laptop. Fans CR7 boleh saja mengklaim CR7 lebih hebat dari Messi. Saya kira tidak ada yang salah karena CR7 mampu membawa Portugal meraih trofi mayor, sementara sejauh ini Messi “hanya” mampu membawa Argentina empat kali tampil di final turnamen akbar. Namun di tengah banjir pujian yang meninabobokan itu, ada hal yang tersembunyi yang belum atau tidak ingin diangkat oleh sebagian fans CR7. Apa itu? Data dan fakta bahwa kontribusi CR7 di Euro 2016 tidak sedahsyat yang kita bayangkan. Tidak usah kita menilai apa kontribusi CR7 di final.

Semua tahu bahwa CR7 hanya mampu bermain kurang lebih 25 menit di final. Setelah itu, out karena cedera. Lucunya, setelah sempat tersiar kabar CR7 dilarikan ke rumah sakit karena cedera parah, CR7 malah kembali ke lapangan. Tidak untuk bermain tentunya, tapi “mengambil alih” peran pelatih. Dia memotivasi Renato, Quaresma, dan Nani. Memanggil pemain dari pinggir lapangan. 

Menepuk pundak Renato. Merangkul kepala Quaresma sambil membisikkan sesuatu. Pokoknya hari itu CR7 menjadi pelatih selama 2 x 15 menit tambahan waktu. Di mana pelatih sesungguhnya? Fernando Santos masih ada di tepi lapangan, tetapi tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya melihat tingkah pola CR7. Tapi apa pun itu, CR7 berhasil memompa semangat pemain lainnya untuk terus berjuang, dan hasilnya, trofi Henry Delaunay di tangan.

Kontribusi minim CR7 tidak cuma terlihat di final, tetapi juga di babak penyisihan, perdelapan final dan perempat final. Mungkin di laga semifinal kontra Wales, kontribusi CR7 nyata terlihat. Mari kita bahas satu per satu. Pada penampilan kedua CR7 bersama Portugal di babak penyisihan grup F kontra Austria, CR7 tampil sangat buruk. Bahkan penampilan CR7 di laga itu diwarnai kegagalan mengeksekusi penalti. Hasil kontra Austria itu melengkapi hasil buruk di laga perdana Portugal kontra Islandia. Bahkan saking frustrasinya, CR7 menyerang Islandia lewat kata-kata. Dia menyebut Islandia sebagai tim bermental kecil yang melakukan selebrasi seolah-olah sudah menjadi juara.

Di laga terakhir babak penyisihan grup F, sekaligus laga hidup mati buat Selecao, CR7 juga tampil di bawah spektasi publik. Meski mencetak brace yang menyelamatkan Portugal dari lubang jarum, tapi penampilan CR7 tidak bisa dikatakan baik. Dua kali tertinggal dari tim yang masuk kategori semenjana itu, sejatinya memberi kita fakta bahwa CR7 belum bisa keluar dari tekanan. 

Indikasi CR7 mengalami tekanan hebat bisa kita lihat menjelang laga kontra Hungaria. Dia merampas mic seorang reporter lalu membuangnya ke danau. Kelakuan CR7 itu mendapat kecaman dari para Netizen, sekaligus menjadi aib bagi dirinya sendiri dan aib juga bagi sepak bola yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun