Mohon tunggu...
Lukman Hamarong
Lukman Hamarong Mohon Tunggu... Administrasi - Sangat sulit menjadikan aku seperti kamu, karena aku adalah aku, kamu ya kamu

Mengalir seperti air

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Menggenggam Semangat di Tengah Duka Lombok dan Hiruk Pikuk Politik

11 Agustus 2018   21:01 Diperbarui: 11 Agustus 2018   21:10 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Indonesia berduka. Gempa dengan magnitudo 7,0 skala richter yang mengguncang Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyebabkan ratusan nyawa melayang. Belum lagi korban yang mengalami luka-luka, parah maupun ringan. Korbannya tidak mengenal usia. Anak-anak dan orang tua pun ikut berguncang menemui reruntuhan bangunan. 

Banyak yang selamat, tapi tidak sedikit pula yang terhempas dan menemui ajalnya di lokasi kejadian. Innalillahi wa innailaihi rojiuun. Di belahan pulau yang lain, kita tentu berempati. Lewat sebaris doa dan segenggam kemuliaan yang kita miliki sebagai manusia yang diberi perasaan, tentu terketuk hatinya untuk ikiut membantu meringankan beban saudara-saudari kita di sana. 

Duka Lombok adalah duka kita semua. Bencana terjadi atas kehendakNya, bukan karena politisasi manusia yang cacat iman. Semoga Allah Swt melindungi kita. Amin ya Allah...

Di tengah duka yang masih menyelimuti Lombok, hiruk pikuk politik Pemilihan Capres dan Cawapres mulai bersiap di garis start. Seperti kita ketahui bersama, pertandingan politik kelas wahid ini kembali mempertemukan Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Sama seperti lima tahun lalu, tapi kali ini dengan pasangan berbeda. Jokowi menggandeng Ma'ruf Amin, sementara Prabowo menggaet Sandiaga Uno. 

Kedua Cawapres ini muncul tidak terduga. Ibarat petir di siang bolong, orang dibuat terkaget-kaget. Kaget sesaat tak mengapa, asal jangan kaget permanen. Karena inilah politik, penuh dengan intrik. Politik adalah seni membuat kejutan. 

Jika tidak ada kejutan, maka gak asik seperti kata Iwan Fals. Inilah realitas politik yang tersaji. Untuk itu, jalani dengan senyuman, bukan dengan gregetan. Elit politik nasional sudah memercayakan kepada mereka untuk bertanding merebut kursi nomor 1 di Indonesia.

Belum habis getaran politik di negeri ini, hajatan olahraga multi event terakbar, Asian Games, hadir menyapa kita. Kali ini gaungnya lebih terasa karena manggung di Indonesia. Dukungan masif pun dibentangkan dari segala penjuru. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Energi bangsa pun terhimpun dalam satu genggaman besar bernama Asian Games.

 Ini menandakan bahwa semangat itu menyatu dan siap ditumpahkan di gelanggang sesunggunya. Logo Asian Games 2018 yang menggambarkan sketsa bagian atas Stadion Utama Gelora Bung Karno dengan simbol Asian Games berupa matahari di tengahnya adalah representasi dari semangat juang, kebanggaan dan identitas pantang menyerah. 1.383 duta olahraga Indonesia di Asian Games dengan rincian 938 atlet, 365 offisial, dan 80 pelatih, akan memberikan energi buat bangsa ini. Ya Energy of Asia seperti tema Asian Games 2018.

Tiga peristiwa di atas membutuhkan suntikan vitamin bernama semangat. Para korban gempa diberi suntikan semangat untuk bangkit dari kesedihan. Tidak boleh meratapi musibah, tapi harus mengambil hikmah dari balik bencana. 

Karena di balik kantong peristiwa tersimpan hikmah di dalamnya. Allah Swt tidak akan menguji hambaNya di luar batas kemampuan. Suntikan semangat juga patut ditebar kepada mereka yang menganggap pesta politik itu sebagai pertarungan kebencian dan dendam yang tergenggam dalam kepalan tangan. Kontestasi politik hanyalah pertandingan mengadu gagasan yang ending-nya melibatkan kebersamaan membangun negeri yang tercintai ini. 

Semangat yang sama wajib kita tularkan kepada duta olahraga kita di Asian Games agar energi yang mereka bawa ke gelanggang berbuah prestasi. Ayo bekerja, bukan mencerca. Kerja kita adalah prestasi bangsa. (LH)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun