Mohon tunggu...
Imam Rahmanto
Imam Rahmanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Coffee addict

Cappuccino-addict | Es Tontong-addict | Writing-addict | Freelance

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Artikel Utama

Mimpi Emas dari Ruang Petromaks

23 Agustus 2016   19:37 Diperbarui: 24 Agustus 2016   07:47 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua lifter Sulsel berlatih di bawah arahan mantan lifter nasional, Erwin Abdullah. (Foto: Ardiansyah Bandoe/ FAJAR)

Indonesia sedang menikmati euforia tiga medali yang berhasil dibawa pulang dari Olimpiade di Rio de Janeiro. Satu emas dari pasangan ganda bulutangkis, dua perak dari atlet angkat besi.

Tak bisa dipungkiri, kedua cabor itulah yang selalu menjadi pundi-pundi perolehan medali Indonesia. Cabor angkat besi sendiri, tak pernah absen dalam membela Indonesia di ajang olahraga multi event terbesar itu. Wajar jika cabang olahraga tersebut seharusnya mendapat perhatian untuk pembinaan berkelanjutan. Sayang, yang ada justru angkat besi di beberapa daerah kian tersisih.Sulsel sendiri punya dua lifter yang siap bersaing dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX Jawa Barat, 17-29 September mendatang. Hampir bernasib malang, angkat besi tak menjadi prioritas ataupun cabor unggulan dalam proyeksi perebutan medali Sulsel.

Menurut Ketua Pembinaan dan Prestasi KONI Sulsel, Nukhrawi Nawir, proyeksi medali memang hanya ditargetkan bagi cabor yang punya track record raihan medali di ajang PON sebelumnya. Sementara angkat besi, sempat absen dalam beberapa ajang tersebut. Untuk itu, target medali perunggu dianggap cukup bagi anak-anak asuh lifter Erwin Abdullah.

Itulah salah satu alasan dua lifter, Rahmat Erwin dan Harianto Khrisna Wahyu, harus berlatih dengan fasilitas seadanya. 

Sekali waktu, berkunjunglah ke studio angkat besi Stadion Gelora Andi Mattalatta, Makassar. Erwin Abdullah bersama sang istri tercintra, Ami Asun Budiono tak pernah absen menggenjot fisik tiga lifter remajanya.

Mereka tetap tekun berlatih di bawah atap yang tak jarang meneruskan tetes dan tempias air hujan. Alat-alat berat hanya berpijak pada lantai berlapis semen kasar, hasil cor-coran seadanya. Tak ada lantai tegel. Apalagi lantai mahoni licin, seumpama studio gym eksklusif di Makassar pada umumnya.

Jangan kira latihan bisa disambung hingga malam. Beberapa lampu neon yang berjejer di langit-langit studio tak pernah mendapat tenaga aliran listrik. Jika latihan berlangsung hingga malam hari, sang pelatih Erwin Abdullah terpaksa harus memompa lampu petromaks tuanya. Cahayanya sudah cukup untuk membedakan bentuk dan beban peralatan studio.

Menurut Erwin, sambungan listrik di studio angkat besi sudah lama diputus. Itu lantaran tak ada pembayaran untuk salah satu area di pojok sempit Stadion Gelora Andi Mattalatta tersebut. Hal itu tentu sangat kontras dengan ruangan yang tepat bersebelahan dengan studio. Deru kipas terus berputar dari peralatan mewah Air Conditioner (AC).

"Terpaksa saja dulu pakai ini (petromaks). Karena kita sudah berapa kali tanya (KONI maupun PABBSI), tidak ada tindak lanjut. Untuk listrik stadion, saya sendiri tidak mampu bayar," ujar lelaki yang telah mengoleksi banyak prestasi nasional ini.

Ruangan sempit itu pun sudah dijejali dengan peralatan angkat besi yang sudah usang. Tak perlu membayangkan peralatan modern. Ruangan pengap berhias dentingan besi-besi tua. Satu set alat angkat besi diperoleh Erwin langsung dari PB PABBSI.

Akan tetapi, mimpi emas tetap diam-diam ditopang sendiri oleh Erwin Abdullah dan keluarganya. Berbekal peralatan seadanya, ia tak ragu menanamkan semangat bagi tiga lifter yang rutin dilatihnya. Peraih medali perak Asian Games 2002 ini sesekali mencandai ketiga atletnya demi membuat suasana pengap kelihatan lebih ceria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun