Mohon tunggu...
Imam Rahmanto
Imam Rahmanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Coffee addict

Cappuccino-addict | Es Tontong-addict | Writing-addict | Freelance

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Belajar CJ dari Pendiri Kompasiana

4 Juni 2012   11:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:24 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wah, Pepih Nugraha lagi-lagi menginjakkan kakinya di Kota Daeng, Makassar ini. Kali ini ia datang bukan membawakan blogshop seperti yang selalu ia bawakan. Ia datang sebagai pembicara dalam workshop bertemakan Citizen Journalism di UIN Alauddin. Ringkas, workshop ini merupakan salah satu rangkaian wvent yang digelar oleh media Kompas, KompasKampus.

Tentu, saya tak ingin melewatkan momen ini. Sebisa mungkin saya harus bertemu "lagi" dengan Pepih Nugraha. Berdiskusi dengannya sangat interest dan mencerdaskan. Pernah saya melakukan sedikit wawancara dengannya usai membawakan materi di event Blogshop Kompasiana. Kesan saya: orangnya ramah. Hehe...^_^

Jauh hari malah saya berencana untuk mengundangnya sekadar berkunjung ke redaksi lembaga jurnalistik kampus kami, Profesi UNM. Akan tetapi, jadwal seharinya dengan agenda yang padat tidak membebaskannya untuk bisa berkunjung kesana. Yaa...padahal saya ingin memperkenalkan Kompasiana lebih jauh kepada teman-teman saya di redaksi.

Tak ada rotan, akar pun jadi. Tidak di redaksi, maka sedari awal saya sudah berniat untuk mengikuti workshop Citizen Journalismnya Bang Pepih. Dimana ada Pepih Nugraha, disana harus ada saya. Hehe...

KompasKampus Sepi Audiens

Pukul 1 siang lewat, saya dan seorang teman saya sudah sampai di lokasi workshop, berbekal navigasi dari teman saya karena saya lupa-lupa ingat dengan jalanan ke kampus ini. Suasana yang kami temui di lokasi kegiatan KompasKampus ini, bisa dibilang sangat sepi. Malah, saya sempat ragu-ragu, "Apa benar disini ada acaranya Kompas?". Hanya umbul-umbul dan booth sponsorlah sebagai penanda adanya kegiatan. Suara-suara MC juga hanya terbang melayang-layang di udara. Sepi audiens.

Jika menilik acara Kompas di event Kompas MuDA Creativity, masih kalah jauh kemeriahannya. Event kali ini jauh lebih (sangat) sederhana. Tidak ada embel-embel hujan voucher tiket bioskop. Ya, untung lah ada sertifikatnya. Hehe..yang penting dapat ilmunya, kok.

Sebenarnya, jika berpatok pada jadwal, saya dan teman saya sudah terlambat. Namun, untuk materi Bang Pepih, saya tidak terlambat. Saya juga bertemu dengan kakak saya di Profesi UNM, Ilham Arsyam. Setahu saya, saat ini dia bertugas sebagai reporter salah satu media anaknya Kompas, Tribun Timur. Beruntung pula, saya bisa mengikuti materi sampai selesai. Bahkan saya bisa sekadar nimbrung melontarkan pertanyaan padanya. Lagi-lagi saya harus berbekal keberanian.

Apa saja yang disampaikan Pepih Nugraha?

Kali ini bukan tentang bagaimana caranya menulis. Ataupun perihal Kompasiana dan blog-blognya. Ia lebih fokus pada tema yang telah ditentukan sejak awal, citizen journalism (CJ). Meskipun salah satu wahana untuk CJ itu adalah Kompasiana.

Sebelum memulai pemaparannya, beberapa slide berganti dari scenenya. Beberapa memperlihatkan peristiwa-peristiwa yang menurut Pepih merupakan kejadian yang diliput oleh warga untuk pertama kalinya. Salah satunya, kejadian Tsunami di Aceh. Ia kemudian terus bertanya, "Dimanakah wartawan-wartawan profesional itu?" setiap kali ia usai menceritakan kejadian-kejadian yang diliput eksklusif oleh warga. Maka, itulah pentingnya CJ.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun