Mohon tunggu...
Imam Prihadiyoko
Imam Prihadiyoko Mohon Tunggu... Jurnalis - penulis

hobi travel

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ada Apa dengan Politik Identitas?

1 Maret 2023   05:30 Diperbarui: 1 Maret 2023   06:03 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sebetulnya agak risi juga dengan perdebatan soal politik identitas ini. Namun, sebagai orang yang pernah belajar Ilmu Politik, tergelitik juga dengan debat sana-sini soal politik identitas ini. 

Politik identitas, sebetulnya merujuk pada praktek-praktek politik yang didasarkan pada identitas sosial atau budaya tertentu, seperti ras, agama, gender, orientasi seksual, kelas sosial, atau etnis. Dalam politik identitas, kelompok-kelompok ini punya keinginan untuk memperjuangkan hak-hak mereka sebagai kelompok minoritas. Mereka mengklaim dengan kepentingan politik yang unik, dan punya keinginan untuk  mendorong perubahan dalam masyarakat dan pemerintahan untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi mereka.

Sampai disini, kita bisa bertanya. Lantas apa masalahnya dengan politik identitas?

Politik identitas sering kali terjadi ketika kelompok-kelompok minoritas merasa bahwa mereka tidak diperlakukan dengan adil atau tidak memiliki kekuatan politik yang cukup untuk mempengaruhi kebijakan publik. Dalam hal ini, kelompok-kelompok ini dapat membentuk koalisi atau kelompok advokasi untuk memperjuangkan hak-hak mereka.

Nah, kalau begini, tentu kita akan paham. Woo ini tho masalahnya. Dan sepertinya tidak ada yang salah dengan itu. Terus, dimana masalahnya.

Coba kita pelan-pelan ikuti kekhawatiran apa sebetulnya yang bisa dimunculkan dengan politik identitas ini. Diantaranya, politik identitas ini dapat menimbulkan konflik dan perselisihan antara kelompok-kelompok identitas yang berbeda. Pasalnya, masing-masing kelompok merasa bahwa kepentingan mereka lebih penting atau lebih mendesak daripada kelompok lainnya. 

Oleh karena itu, beberapa orang mengkritik politik identitas sebagai penghalang bagi persatuan sosial dan politik. Kalau diikuti sampai disini, tentu kita akan berfikir juga bahwa rasanya ok ok saja. Kalau dianggap bisa menjadi penyebab konflik, banyak hal lain yang bisa menjadi sumber penyebab konflik, kok reaksinya nggak gitu-gitu amat.

Mengapa ada orang mengkritik politik identitas sebagai penghalang bagi persatuan sosial dan politik. Apa masalahnya?
Jawabannya memang tidak sederhana. Beberapa orang mengkritik politik identitas karena mereka percaya bahwa fokus pada identitas sosial atau budaya tertentu dapat menghambat persatuan sosial dan politik. 

Berikut adalah beberapa alasan mengapa ada orang yang mengkritik politik identitas:

Pertama, dapat menyebarkan polarisasi. Fokus pada identitas sosial atau budaya tertentu dapat memperkuat perbedaan antara kelompok-kelompok dan menimbulkan konflik dan polarisasi. Alih-alih menciptakan persatuan, politik identitas dapat memperdalam perpecahan dalam masyarakat dan memperburuk ketegangan antara kelompok-kelompok yang berbeda.

Kedua, mungkin juga melupakan atau mengabaikan isu-isu ekonomi. Kritik lain terhadap politik identitas adalah bahwa ia cenderung mengabaikan isu-isu ekonomi dan sosial yang melibatkan kelompok-kelompok yang lebih luas di masyarakat. Dalam hal ini, orang-orang yang mengkritik politik identitas percaya bahwa isu-isu seperti ketimpangan ekonomi, akses ke layanan kesehatan, dan lingkungan hidup harus menjadi fokus utama dalam politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun