Mohon tunggu...
Imam Prasetyo
Imam Prasetyo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya Muslim

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Meresapi Hijrah-nya Nikita Mirzani

17 Juli 2018   09:22 Diperbarui: 17 Juli 2018   10:37 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Masih teringat saat kami, penulis dan istri ber-chit-chat ria via Whatsapp tentang hebohnya televisi swasta dan kolom linimasa dengan berita terbaru dari ikon artis seksi, Nikita Mirzani. Media massa menuliskan bahwa Nikita Mirzani telah ber-hijrah. Untuk menyebutkan adanya proses transformasi seorang Niki yang sebelumnya jika berpakaian teramat "irit" berikut tonjolan "otot" dimana-mana, belum lagi sejumlah tattoo yang dia rajah di sejumlah lekuk tubuhnya. Isteri penulis meyakini proses hihrah-nya Nikita bukan diambil dalam satu malam saja, pastinya telah melewati proses kontemplasi yang cukup panjang dan upaya untuk menguatkan sikapnya "merubah" penampilan. Artis sensasional tersebut mendadak muncul ke publik dengan dandanan baru.

Dan biasanya  hijrah perempuan identik saat mereka memutuskan untuk  ber-hijab, sebuah  istilah tentang aksi menutup aurat bagi wanita.  Sementara "perkakas"nya  bisa banyak banget, misalnya kerudung, khimar, jilbab atau burqa.   Indonesia bisa jadi memiliki kearifan lokal berupa selendang hasil   tenun yang bisa di pakai untuk menutupi aurat, mulai dari rambut, leher   dan dada. Nikita kini berhijab!

Alhamdulillah.

Terkadang publik menyederhanakan proses tersebut dengan istilah  hijrah. Penulis sendiri tidak begitu lagi abai dengan istilah ini  meskipun dalam banyak tafsir, hijrah yang didalam kitab Hadits Arba'in sebagai hadits pertama yang di-syarah oleh Imam An Nawawi sebagai langkah penting muslim di dalam hidupnya. Hijrah di-simplifikasi untuk sebuah proses transformasi berikut motivasi yang ada, dari fase  kelam ke fase terang, dari kegelapan menuju cahaya Islam. 

Ada beberapa motif atau latar belakang perempuan  untuk "membelokkan" model berbusana dan nilai-nilai kehidupannya.  Istilah Nikita, semua sudah dia miliki, harta yang banyak dan kesempatan  untuk menikmatinya. Tinggal patuh dan menta'ati perintahNya yang harus  mulai dikejar dan dilakukan. Dan publik bisa memilih untuk menyikapi  keputusan artis itu, bersikap julid, sinis, ber-syak wasangka atau nimbrung untuk mendoakan agar Nikita istiqomah dan tetap dalam jalur kasih sayang Allahu Rahmanurrahiem.

Dengan  segenap kecantikan fisik dan kekayaan yang telah dimilikinya, Nikita  berhak untuk memutuskan sikap hidup dan tujuan hidupnya. Memilih untuk  ber-hijrah dan mengabaikan gemerlap dunia yang sinting ini adalah  pilihan yang harus dihargai. Tidak perlu menyebut Nikita tengah berlaku  fanatis. Penulis jadi ingat seorang Kompasianer muda yang tengil  setengah budeg. 

Dengan mengantongi khasanah islam yang terbatas, Kompasianer galau ini se-enak perutnya menyebutkan mereka yang keukeuh untuk melaksanakan perintah Langit sebagai pelaku fanatisme. Padahal  fanatisme dalam konteks lain, sebut saja mereka yang meluangkan waktu  dan membayar sedemikian banyak rupiah untuk sekedar bisa dapat tiket  kelas festival bagi artis K-Pop yang tengah konser di negeri Jiran bisa  mendatangkan keuntungan bagi banyak pihak. 

Fanatisme yang berbalut  konsumerisme akut. Dan Kompasianer unyu-unyu itu merasa tidak perlu  menyebutnya karena tidak ada idiom agama di balik gemerlap konsumtif  yang mahal tersebut. Otak dan kalbunya telah gelap, segelap matanya  memandang dunia.

Nikita atau mungkin salah satunya adalah Inneke  Kusherawati adalah contoh-contoh positif bagaimana Tuhan Maha  Membolak-balikan kalbu memperlihatkan kesekian kalinya kepada umatNya  yang terpilih. 

Mungkin suatu saat Anda yang perhari ini masih  menggunakan baju yang memamerkan tonjolan payudara berikut  memperlihatkan tatto butterfly di punggung mulusnya memutuskan  untuk mulai berkerudung dan mengenakan baju yang akan menutupi semua  aurat yang terbiasa dipamerkan ke khalayak. Jauh lebih baik demikian  ketimbang saat remaja berjilbab dan kemudian merasa cukup dewasa  memutuskan untuk menanggalkan pakaian "syurga" tersebut dan mulai nyinyir dan ngoceh kesana-kemari tentang prilaku fanatik ber-agama.

Salam Ujung Jari!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun