Mohon tunggu...
Imam Prasetyo
Imam Prasetyo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya Muslim

Selanjutnya

Tutup

Politik

Indonesia "Zaman Now", Penyerang Pastur adalah Teroris dan Penyerang Kyai adalah Orang Gila

13 Februari 2018   08:02 Diperbarui: 13 Februari 2018   08:13 1784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tingkah politikus di Indonesia kerap kali membuat geli, senang atau bahkan eneg. Bayangkan saja, penyerangan dengan perbedaan obyek yang memiliki keyakinan masing-masing ternyata bisa dimaknai berbeda pula.

"Yang pasti dari laporan polisi untuk Sleman hasil penyelidikan ya itu  teroris. Apakah lone wolf atau dalam jaringan baru dalam satu  pendalaman,"ungkap Wiranto di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta,  Senin (12/2).

Sementara untuk kasus serupa yang terjadi menimpa Ustadz Parwoto dari Persis dan Kyai Umar Basri yang perhari ini masih trauma instansi yang berwenang belum memberikan sikap dan pernyataan secepat Wiranto merilis pernyataan resminya. Padahal lokasi kejadian di Pondok Pesantren Al Hidayah, Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Korban dipukul  saat berada di dalam masjid, Sabtu (27/1). 

Pastinya Wiranto berhutang banyak kepada umat islam atas ketimpangan perlakuan ini. Fenomena mayoritas yang terzalimi seakan tidak pernah terhenti di Indonesia. Pernyataan-pernyataan resmi yang di rilis seakan memandang remeh korban yang berjatuhan. Pembaca tentu saja masih mengingat dengan lengkap pasca pembakaran masjid di Tolikara yang berakhir dengan diundangnya para perusuh tersebut di Istana berikut photo-photo mereka dengan wajah sumringah. Tidak ada rilisan sikap yang seharusnya mempertimbangkan rasa yang menggelegak di dada umat Islam.

Misalkan saja Suliyono tersebut benar-benar lone wolf atau pelaku aksi teror yang beraksi sendirian dengan memiliki skema tersendiri bemuasal dari rasa sakit hati, kecewa dan marah karena merasakan sebuah perbedaan yang teramat besar atas umat Islam. Meski beberapa ormas yang sudah kadung menjadi merpati jinak pun sudah merilis pernyataan sikap atas beberapa insiden yang menimpa umat Islam namun karena "di baca" sebagai sebuah ritualitas berkomunikasi antar entitas "binaan" negara yang tidak berhasil menyentuh esensi.

Bahkan pengamat malahan memberikan penilaian bahwa beberapa insiden yang terjadi ini sebuah skenario dari intelijen --meskipun tidak disebutkan dari dalam atau luar negeri--yang berusaha menciptakan situasi pelik . Penulis sendiri masih mencari motif yang paling substantif atas keinginan pihak tertentu membenturkan Islam dengan agama-agama lain.

Anomali ini semakin rumit saat Kepala BIN yang beberapa waktu lalu telah dilantik sebagai pengurus Dewan Masjid ternyata gagal pula memberikan rasa aman kepada umat Islam bisa beribadah dengan khusyuk dan bahkan bisa diduga ikut pula meng-inisiasi ide konyol dari Bawaslu yang akan "memaksa" para khotib agar mengikuti pola tentang khotbah di mimbar.

Mengutip reaksi umat islam di Twitter bisa saja merepresentasikan sikap secara umum.

"Masjid diserang! Gereja diserang! Dan intelijen kita gak tahu? COPOT  KEPALA BIN!,"cuit Mustofa melalui akun twitter pribadinya,  @NetizenTofa, seperti dikutip pada Minggu (11/2/2018). Sesaat kemudian, cuitan Mustofa itu di-retweet 200 warganet dan di-like 269 warganet lainnya

"Gereja diserang langsung petinggi-petinggi pada ngecam, giliran ustad  diserang pada mingkem,"kata akun @Bambang75804748 untuk menanggapi  postingan Mustofa.

Yakinlah umat Islam masih memiliki benang panjang yang membutuhkan waktu lama untuk memantik detonator rasa amarah yang tidak terperi. Paling banter adalah mereka memiliki alasan dan justifikasi untuk tidak memilih pemimpin yang mempertunjukkan di depan hidung mereka perlakuan yang timpang, tendensius dan jauh dari rasa adil.

Salam Ujung Jari!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun