Mohon tunggu...
Imam Prasetyo
Imam Prasetyo Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka Berudu atau Kecebong, makhluk hidup yang sedang menuju transformasi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ustadz Abu Janda Al Boliwudi Mulai Ditinggalkan Induk Semang

8 Desember 2017   10:17 Diperbarui: 8 Desember 2017   10:34 2206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumen pribadi

Sulit mengingkari sebenarnya sosok Al Mukarrom Ustadz Abu Janda Al Boliwudi tersebut adalah sosok yang terjajah. Bagi penulis sosok lucu dan sedang dalam masa pertumbuhan ini adalah piaraan dari sebuah komunitas yang mapan di negeri ini. Sebagai piaraan, Al Mukarrom yang terhormat ini sedang lepas kendali, keluar dari frame dan game plan alias keluar dari rel skenario awal.

Persis cerita tentang ISIS yang di piara oleh CIA, atau Al Qaidah yang jelmaan dari sekumpulan para mujahidin di Afghan yang dipersenjatai oleh Amerika Serikat untuk proxy war dengan Uni Soviet dulu dan kemudian menjadi liar lepas kendali. Saat merasa sudah memiliki massa dan pengagum, ISIS dan Al Mukarrom Al Ustadz Abu Janda menjadi gelap mata dan nabrak sana-sini.

Si fenomena yang pintar luar biasa ini kerap kali dipergoki di dalam banyak rekaman digital terlibat dan dilibatkan dari hirarki teratas sebuah komunitas di dalam banyak momen. Entah sebagai penggembira, pemberi materi atau ditugaskan dalam sesi indoktrinasi. Ini sih memang lazim terjadi dalam sebuah komunitas agar jalur hormat dan jalur idealisme atau ideologi dari komunitas tersebut tetap bertahan dan mungkin malahan meluas.

Konyol saja jika top hirarki lepas tangan dan belagak polos serta menampilkan muka innocent. Asli bikin ketawa.

sumber: http://gpansorsurabaya.or.id
sumber: http://gpansorsurabaya.or.id
Alhamdulillah, Indonesia disaat momen-momen Revolusi Mental kerap kali disuguhi pertunjukan yang memperkaya jiwa, menajamkan mata bathin dan mendapat nutrisi psikis. Petuah-petuah penuh semangat dari Al Mukarromternyata memang ampuh untuk mengajak lelembut, jin dan makhluk astral kembali berkumpul di kolam atau empang. Untuk mendapatkan tausiyah. Jangan menghujat, terkadang pengajian memang perlu diselingi dengan hal-hal yang lucu danout of the box. Kalau semua menukil perkataan Nabi, perkataan sahabat atau pemahaman para ulama akan menjadikan pengajian melulu tentang kebenaran Tuhan. Sudah out of date. Di zaman Now ini perlu kreatifitas dan improvisasi seperti Jokowi sering ngomong, "tinggal kita niat dan mau kerja apa ndak?!"

http://gpansorsurabaya.or.id
http://gpansorsurabaya.or.id
Pengingkaran oleh komunitas tadi pada akhirnya membuat kita berfikir, mosok sih Revolusi Mental menggunakan format proxy war? Adu pena atau adu buku saja. Ketimbang meng-create sosok seperti Al Mukarrom yang terhormat tersebut? Melihat fenomena eksodusnya ratusan ribu atau mungkin sudah menyentuh belasan juta anggota dari komunitas A ke B seperti tidak menjadi concerning dari petinggi komunitas tersebut. Dan malahan merember memelihara buzzer piaran penguasa berinitial DS. Melihat dari kemampuannya untuk spin dan memprovokasi sekolam butek makhluk astral untuk share informasi tendensius, tidak cover both side dan subyektif, maka si DS ini resmi adalah kambrat dariAl Mukarrom dengan supervisi penuh dari komunitas itu.

Membiarkan dua super agent itu dijadikan sandsack di acara ILC kemaren adalah puncak lepas tangannya komunitas itu. Kecuali mungkin nanti ada pakar IT yang bisa membuktikan segambreng fakta digital yang bertebaran di dunia maya itu adalah fake, hoax, cropped image atau suspicious not original source. Tapi jika tidak bisa membantah, apa boleh buat bahwa tudingan al Mukarromdan buzzer DS adalah agen resmi yang apesnya terkna pasal MIA (missing in action alias mati tidak dicari, ketangkep tidak diakui). Apes deh!

Salam Ujung Jari!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun