Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Aksi untuk Indonesia: Membangun Umat Menuju Masyarakat Madani

2 November 2014   03:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:54 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Agar dapat ikut berperan mensukseskan acara Kompasianival 2014 dengan berbagai acara yang menarik dan menantang serta kegiantan yang sangat bermanfaat dalam Kegiatan Aksi untuk Indonesia, maka dengan ini saya mengajukan proposal kegiatan yang saya rasa sangat bermanfaat untuk pembinaan umat untuk menuju masyarakat madani di Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Atas terkabulnya proposal permohonan pengadaan kegiatan ini, sebelum dan sesudahnya diucapkan terima kasih. Adapun proposal sederhana saya sertakan sebagai berikut ini.

I. PIJAKAN PEMIKIRAN

Al-hamdulillah kita mengucapkan syukur kepada Allah SWT., yang melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga kita senantiasa diberikan kekuatan iman dan dapat menjalankan amal ibadah, mudah-mudahan senantiasa memperoleh ridha-Nya. Amin. Shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW., sebagai akhirul ambiya,’ Beliau selalu merasakan berat atas penderitaan kita. Sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kita, amat belas kasihan lagi penyayang bagi orang-orang mukmin. Patut kiranya kita bershalawat dan bersalam atas Beliau karena Allah dan malaikat-malaikat-Nya telah memberikan predikat keagungan dan keluhuran itu atas Beliau.

ôs)s9öNà2uä!%y`Ñ^qßuô`ÏiBöNà6Å¡àÿRr&îÍtãÏmøn=tã$tBóOGÏYtãëÈÌymNà6øn=tæúüÏZÏB÷sßJø9$$Î/Ô$râäuÒOÏm§

Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin. (At-Taubah, 9: 128).

Kita bershalawat sebagai menifestasi iman. Karena eksistensi iman adalah jaring pertalian yang saling mengikat dengan 6 fondasi kekuatan keyakinan. Iman kepada Allah, iman kepada Malaikat Allah, iman kepada Rasul Allah, iman kepada Kitab Allah, iman kepada Hari Akhir, dan iman kepada Qodha-Qodar Allah. Sekiranya salah satu dari enam unsure itu tertinggalkan, maka ada suatu konsepsi nilaiyang hilang dalam eksistensi iman tersebut. Wallahu a’lam.

bÎ*sù(#öq©9uqs?ö@à)sù_É<ó¡ymª!$#Iwtm»s9Î)wÎ)uqèd(Ïmøn=tãàMù=2uqs?(uqèdur>uĸöyèø9$#ÉOÏàyèø9$#

Jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung. (At-Taubah, 9: 129).

Keberadaan Mushola Jabal Nur yang mulai diinisiasikan dan digerakkan secara organisatoris pada 25 Mei 1992, merupakan manifestasi iman. Kekuatan iman diyakini menumbuhkan kekuatan, kekuatan itu datangnya dari Allah SWT., mengarahkan akal budi manusia berujud kreasi. Kreasi yang terarah atas tuntunan iman, maka mereka dengan membangun Mushola Jabal Nur dan memakmurkannya, diharapkan termasuk golongan umat yang mendapat petunjuk.

$yJ¯RÎ)ãßJ÷ètyÉf»|¡tB«!$#ô`tBÆtB#uä«!$$Î/ÏQöquø9$#urÌÅzFy$#tP$s%r&urno4qn=¢Á9$#tA#uäurno4q2¨9$#óOs9ur|·øswÎ)©!$#(#|¤yèsùy7Í´¯»s9'ré&br&(#qçRqä3tz`ÏBúïÏtFôgßJø9$#

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (At-Taubah, 9: 18).

Sebagai makhluk yang telah diciptakan oleh Allah SWT., dimana tujuan Allah menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya. Maka semua yang kita kerjakan tidak pernah lepas dari pengawasan dan catatan dari-Nya. Tentu harapan kita semua dengan bekerja, berbuat, mengisi waktu dalam keseharian kita, dengan kemantapan iman dan takwa kita kepada Allah semuanya insya-Allah menjadi amal dan ibadah kepada Allah SWT. Memfasilitasi umat dalam beribadah ini, dalam menyediakan, mengelola, memakmurkan Mushola Jabal Nur adalah poin lebih yang tentu harapan kita semua dapat berperan sesuai kapasitas masing-masing untuk meraih ridha Allah yang sebanyak-banyaknya dan tidak pernah terlupakan di hadapan Allah SWT., tersimpan, tertata rapi dalam sebuah catatan amal di tempat yang mulia.

$¯RÎ)ß`øtwUÌÓ÷ÕçR4tAöqyJø9$#Ü=çGò6tRur$tB(#qãB£s%öNèdt»rO#uäur4¨@ä.ur>äóÓx«çm»uZø|Áômr&þÎû5Q$tBÎ)&ûüÎ7B

Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). (Yaasin, 36: 12).

Pada kepengurusan saat ini kita memasuki period ke-V, dengan masih banyak kekurangan dan kendala-kendala dalam pengembangan tujuan organisasi. Tidak berarti ini merupakan kegagalan kepengurusan atau tidak sama sekali ada hasil yang dapat kita rasakan bersama. Mudah-mudahan sedikit yang dapat dikerjakan dan dicapai dalam kepengurusan ini dapat dijadikan suatu pelajaran untuk melangkah ke depan yang lebih baik. Dipenghujung akhir tahun 2014 dan memasuki tahun 20153, kita berharap dapat menjalankan roda organisasi sesuai visi dan misi serta semua tujuan organisasi dapat kita realisasikan dengan baik. Sebagai ketua Mushola Jabal Nur selalu ingin memberikan yang terbaik dalam bentuk berbagai kegiatan. Karena itu dengan dukungan semua pihak kiranya program yang akan kami laksanakan dapat berjalan dengan lancar. Amin.

II. LATAR BELAKANG

Letak geografis Mushola Jabal Nur Nusa, berada di dalam Perumahan Puri Madani, Lingkungan Ancak, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan. Kabupaten Badung. Provinsi Bali. Sekitar 25 Km dari pusat kota Mangupura yang terletak di Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Posisi Mushola Jabal Nur dari Bandara Internasional Ngurah Rai dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor kurang lebih sepuluh menit perjalanan. Wilayah Kampial tergolong daerah kering dibanding dengan daerah lainnya. Disadari non produktif untuk pertanian, maka dengan perkembangan pariwisata Bali difungsikan sebagai pendukung pelengkap penyerta pariwisata. Harga lahan semakin melambung. Difungsikan sebagai hunian yang strategis dari pusaran pusat hunian hotel-hotel berbintang di kawasan Nusadua dan sekitarnya. Jarak tempuh dari tempat kerja relative dekat. Para karyawan tentu lebih nyaman dapat tinggal di kawasan ini dengan pertimbangan efektivitas dan efisiensi waktu. Tersedianya tempat ibadah yang memadahi dan kondisi heterogen sosiologis yang relative toleran menjadikan wilayah ini menjadi pilihan para pendatang yang kebetulan tugas dan atau bekerja di sekitar Kampial.

Realitas kondisional sosiologis yang heterogen, dan sifat masyarakat yang dinamis, tentu memerlukan sikap yang arif, utamanya sebagai penduduk yang baru menempati wilayah ini. Khusus pekerja musiman yang rentan dengan pola baru dan kondisi yang berbeda di wilayah di mana mereka berasal. Konsep-konsep, nilai-nilai dan adat-istiadat yang telah berlangsung lama secara turun temurun akan membentuk suatu budaya dalam masyarakat. Sebagai budaya yang hidup dalam suatu masyarakat mempunyai ikatan emosional yang kuat dengan warganya. Kesenyawaan antara budaya dan masyarakat dapat diibaratkan sebagai ruang hampa lampu pijar. Siapa saja dapat menyalakan dan mendapat penerangan tanpa harus memasuiki ruang hampa bolam dan memecahkannya. Ibarat lain yang menjadi kata kunci yang selalu dijadikan pijakan sebuah nilai dalam bermasyarakat, misalnya, di mana bumi dipijak di situlah langit dijunjung.

Hanya dengan kiat menumbuhkan kearifan local genius semacam ini proses terbentuknya sosialisasi dalam suatu masyarakat tidak terjadi ekplosivitas, kekagetan dan ketersinggungan yang berbuntut iri dengki, sinisme, pelecehan dan penodaan dalam model kekerasan, tentu akan tidak baik. Dipahami kekerasan hanya akan membuahkan carut-marutnya kondisi social yang telah tertata untuk tujuan kedamaian dan kesejahteraan hidup. Kematangan pemahaman dan integritas sifat yang melekat pada pribadi, dan masyarakat muslim telah dicontohkan para pendahulu, sesepuh, penisepuh, pemuka, pegiat, peduli pemerhati, intelektual, cendekiawan, ulama, pemimpin yang lebih dahulu menghuni wilayah ini. Terbukti komunikasi dan implikasi napak  tilas mereka dapat dimanfaatkah hingga kini.

Sebelum berdirinya Mushola Jabal Nur, tanah di areal ini kurang lebih dengan  luas sekitar  30 Are. Difungsikan sebagai gudang rumput laut. Sebagai fungsi gudang, maka tentu keadaan sepi setiap harinya. Lampu listrik saat itu belum menyala. Sepanjang jalan kampial sampai dengan daerah Ungasan menjelang  petang  sepi, gelap tanpa lampu penerang. Air PDAM belum mengalir. Sebagian masyarakat dengan penuh kesabaran masih menggunakan air tadah hujan. Sebagian lainnya memanfaatkan antrian sumur bor yang ada di Kampial atas bantuan presiden. Kondisi ekonomi di sekitar Kampial belum sumringah seperti sekarang. Mata pencaharian masyarakat banyak memanfaatkan lahan pertanian yang ada dengan menunggu air tadah hujan, mereka berprofesi sebagi petani rumput laut, disamping sebagian lain bekerja di sector pariwisata, pegawai negeri, dll. Dapat dibayangkan, bahwa kondisi ekonomi sekitar Kampial relative kurang dinamis dibandingkan dengan masyarakat  Kuta, Denpasar, dan Sanur. Bersamaan dinamika ekonomi dan saling bahu membahu antar warga Kampial, pembangunan jalan ke Banjar Ancak dan pembenahan Banjar dengan melibatkan seluruh warga Kampial baru dimulai tahun 2005 – 2006 lalu. Ini sebagai bukti bahwa kondisi obyektif wilayah Kampial dulunya relative tidak produktif.

Proyek perumahan yang ada hanya  Wisma Nusa Permai,  Kampial Indah, dan di ujung barat terdapat perumahan Swandewi saja hingga menjelang 1995. Praktis masyarakat yang hilir mudik terbatas. Baru pada tahun 1997, mulai ada Pondok Kampial, Puri Bunga,  Raya Kampial dan Kampial Permai.  Disusul semakin banyaknya bangunan-bangunan baru yang difungsikan sebagai rumah kos atau pun tempat tinggal, dan berdirinya STP Bali, suasana sekitar Kampial semakin semarak. Dibangunnya Pasar Kampial denyut perekonomian dapat dirasakan masyarakat. PDAM dan Listrik masuk di daerah Kampial, maka kian terasa laju perekonomian dan berdayanya berbagai sector kehidupan, yan menambah semarak wilayah ini.

Kilas balik pada tahun 1992-1993 dunia internasional dalam kondisi gonjang ganjing, dengan meletusnya perang teluk.  Sebagai daerah yang tergantung dengan pariwisata merasakan dampak itu. Geliat ekonomi di seluruh wilayah Bali pada umumnya dan khususnya Kampial juga merasakan dampak langsung peristiwa tersebut.  Banyak perusahaan-perusahaan besar kecil menanggung beban berat berkaitan pertahanan dan pengembangan usahanya. Pemutusan karyawan terjadi di mana-mana. Kegelisahan warga nampak dengan kian banyaknya pengangguran dan diantara mereka, pekerja musiman memutuskan pulang kampung di halaman tanah kelahiran mereka. Ada juga yang pindah di kota lain, seperti Surabaya, Yogyakarta, Jakarta, Bandung, dan kota besar lainnya.

Di balik itu semua, orang bijak selalu mencari hikmah. Tokoh-tokoh perkumpulan muslim tetap mempunyai ghiroh, semangat, selalu memperkuat kekerabaatan dan tidak sepi mencari kiat memantapkan aqidah yang dapat menjadi benteng dalam kondisi apa pun. Jati diri sebagai muslim tetap kokoh dan terjaga. Silaturrahim dan menjaga hubungan baik dengan warga sekitar menjadi prioritas utama. Tepatnya pada tanggal 25 Mei 1992,  the founding fathers, para pendiri Mushola Jabal Nur, mengadakan kesepakatan di rumah Bapak Hermono Moeharyanto Wisma Nusa Permai C 33, yaitu untuk meningkatkan kegiatan keagamaan Islam di sekitar Kampial. Terpilih sebagai ketua saat itu Bapak H. Affandi. Sekretaris Bapak Hermono Moeharyanto, dan bendahara Ibu Sri Redjeki Bambang Cipto Rahadi. Kepengurusan ini berlangsung selama dua tahun 1992 -1994.

Intensitas kepengurusan ini, yang disertai kegiatan pengajian keliling dari rumah ke rumah di wisma Nusa Permai oleh Drs. H. Sholahudin, akhirnya muncul gagasan untuk membangun tempat khusus untuk keperluan kegiatan umat islam tidak hanya terselenggara secara nomaden dari rumah satu ke rumah lainnya. Keluarga Bapak Bambang Cipto Rahadi dengan Raden Roro Sri Redjeki, sebagai pengusaha rumput laut, kebetulan Ibu Sri Redjeki saat itu menjabat sebagai Bendahara kegiatan pengajian keliling berinisiatif membangun Mushola. Niat tersebut ditindaklanjuti para sesepuh untuk merealisasikan terbangunnya Mushola sebagai pusat kegiatan umat Islam di lingkungan Kampial, Nusadua dan sekitarnya. Gagasan itu disambut antusias oleh banyak kalangan. Diskusi-diskusi, pertemuan-pertemuan dan pengembangan wacana dibeber pada setiap pertemuan antar muslim lainnya. Wacana berkembang menjadi suatu rencana, program, dan kemudian berbuah suatu kesepakatan untuk merealisasikan program tersebut untuk membangun Mushola Jabal Nur betapa pun dalam keadaan masih sederhana dan seadanya. Ternyata, belakangan bangunan tidak hanya berupa bedeng, tetapi sudah kelihatan rapi dan layak difungsikan sebagai tempat ibadah. Adapun nama Jabal Nur diberikan oleh ketua MUI Provinsi, saat itu dijabat oleh H.S. Habib Adnan.

Dua  tahun kemudian tepatnya 1994 ukhuwah Islamiyah dikembangkan untuk Pendidikan formalnya yang berujud TK Mentari Nusa. Kelembagaan Pendidikan ini berafiliasi dengan kelembagaan Aisyah Denpasar. Saat itu komunikasi intens dengan bapak Drs. H. Tantowi Jauhari bersama Ibu. Bangunan gedung dipersiapkan di sebelah utara mushola. Dalam perkembangan selanjutnya, maka TK Mentari Nusa kemudian dipindahalihkan seperti posisi yang sekarang, sebelah selatan Mushola Jabal Nur hingga batas pagar jalan Kampial. TK Mentari Nusa hingga akhir tahun ajaran 2013/2014 ini sudah berusia  hampir seperempat Abad.

Dalam teori kekerabatan yang berkumpul dalam suatu ikatan komunitas akan tumbuh ikatan solid.  Di balik itu semua tentu terdapat motor penggerak, baik individu yang nampak itu terangkum dalam suatu ikatan yang secara nyata duduk dalam struktur penggerak yang berupa organisasi, maupun personal, individu yang tidak nampak dalam suatu struktur pengurus. Disadari mereka pun mempunyai peran yang tidak kalah pentingnya dalam membangun kebesaran suatu organisasi. Hal ini sudah menjadi fitrah dalam kehidupan. Karena itu dalam teori organisasi yang baik bahwa yang di depan harus dapat menunjukkan arah, mereka di tengah dapat menggerakkan, memotivasi, dan yang di belakang dapat meluruskan, mengatur, memonitor, agar barisan itu tertata rapi.

Selanjutnya estafeta kepemimpinan dilanjutkan oleh, ketua Bapak Ir. Susiono, almarhum, Sekretaris Bapak Heri Siswoko, dan Bendahara Bapak Amril  Adhiwidjaya, kepengurusan berjalan dari 1995 – 1998. Kepengurusan selanjutnya dijabat oleh Bapak Hermono Moeharyanto sebagai Ketua, Sekretaris Bapak Mokh. Amri Adi, dan Bendahara Bapak Imam Sumartubin, pada periode 1998 s/d 2004.

Sekali lagi, Bali sangat tergantung dengan geliat pariwisata. Sedangkan kondisi pariwisata sangat rentan dengan keamanan wilayah. Kewajiban warga tentu mutlak bersama-sama menjaga kondisi tersebut, sehingga kondisi yang kondusif tetap terpelihara. Kondisi politik Indonesia sejak tahun 1996 s/d 1999 kurang kondusif. Dampaknya pun sangat berpengaruh dengan denyut perekonomian Bali sebagai daerah tujuan wisata. Mushola Jabal Nur saat itu berdiri berdampingan dengan gudang rumput laut. Searus zaman bersamaan dengan merosotnya perekonomian yang disebabkan tidak kondusifnya kondisi Nasional, bisnis rumput laut pun ikut larut dampak situasi saat itu. Pemilik lahan Bapak Bambang Cipto Rahadi dan Ibu Sri Redjeki akhirnya beralih usaha dalam bidang lain. Lahan yang diperuntukkan Mushola tetap dipertahankan. Tanah sekitar mushola Jabal Nur akhirnya dialih fungsikan menjadi perumahan. Alhamdulillah Mushola masih tetap eksis atas kerja keras kepengurusan yang saat itu dipegang oleh Bapak Hermono Moeharyanto, yang diperkuat niat tetap eksisnya Mushola Jabal Nur atas prakarsa Bapak H. Affandi, Bapak H. Susiono (al-Marhum), Bapak Dwi Sutoyo, Bapak Sartono,  Bapak Drs. Budi Pramono, Bapak H. Sholahuddin, Bapak Agus Darmawan, Bapak Mochamad Amri Adi.

Dalam perjalanan waktu, pengurus Mushola Jabal Nur, pada tanggal 11 September 1999 membentuk Yayasan dengan nama Yayasan Roudhotul Ilmil Qur’ani. Saksi penghadap saat itu adalah, Bapak Drs. Budi Pranowo, Bapak Agus Darmawan, Bapak Sartono, Bapak Mochamad Amri Adi, Bapak H. Afandi, Bapak Hermono Moeharyanto. Langkah yang tepat ini diputuskan untuk memberikan pencerahan, kejelasan, kemantapan, identias yang pasti terhadap keberadaan asset Mushola Jabal Nur, sebagai  upaya meminimalisasi timbulnya permasalahan yang krusial di belakang hari. Lebih dari itu sebagai ikhtiar agar tidak akan membuka peluang perselisihan terhadap keberadaan Mushola Jabal Nur dengan pihak mana pun.

Pertama kalinya diangkat anggota Badan Pendiri, Badan Pengawas dan Badan Pengurus dengan susunan sebagai berikut ini: Badan Pendiri sebagai Ketuanya Bapak H. Affandi, Wakil Ketua Bapak Hermono Moeharyanto, Anggota Bapak Drs. Budi Pramono, Bapak Agus Darmawan, Bapak Sartono dan Bapak Mochamad Amri Adi. Badan pengawas saat itu belum ada, maka dalam dokumen tertulis berbunyi, “Badan Pengawas akan ditentukan kemudian.” Belakangan Bapak H. Wiyono sering ditempatkan jabatan sebagai pengawas.

Sedangkan Badan Pengurus terdiri dari ketua bapak Dwi Sutoyo, wakil ketua bapak Ir. Susiono, Sekretaris Drs. H. Sholahudin, wakil sekretaris Yuliono, bendahara Imam Sumartubin, dan wakil bendahara Bagio Praptanto. Terbentuknya yayasan ini sangat penting sebagai upaya eksistensi yuridis formal keberadaan Mushola Jabal Nur. Dalam perkembangannya, landasan ini hendaknya selalu menjadi format dan pola dalam rangka mengoperasikan seluruh kegiatan dan pengembangan lainnya berkaitan dengan planning, organizing, actuating, dan controlling eksistensi Mushola Jabal Nur.

Disadari, karena begitu krusialnya masalah tanah di Bali, maka dengan perjuangan yang tentu tidak ringan, untuk mendapatkan ridha-Nya, memberikan dorongan kepada keluarga Bapak Bambang Cipto Rahadi dan Ibu Sri Redjeki untuk mewakafkan tanah yang sudah diniatkan untuk wakaf tersebut. Bukti wakaf  tertanggal 03 Jumadil Akhir 1423 H atau tanggal 12 Agustus 2002 M, dengan nama Nadzir Bapak Susiono sebagai Ketua, Drs. Sholahudin sebagai Sekretaris, dan Bapak Sartono sebagai anggota, berupa sebidang tanah seluas 535 M2. Pengurusan Akta Wakaf tersebut merujuk Ikrar Wakaf oleh Ibu Sri Redjeki pada tahun 1993, di atas kertas segel, pada periode kepengurusan Bapak H. Affandi.Dokumen sertipikat tanah wakaf ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Badung, Drs. Heru Susetyo, pada tanggal 15 November 2002. Adapun penunjukan dan penetapan batas oleh Raden Roro Sri Redjeki, sebagai pemohon Bapak H. Affandi. Sumber ini diambil dari bukti buku sertipikat, Badan Pertanahan Nasional. Sertipikat Tanah Wakaf Propinsi Bali, Kabupaten Badung, Kelurahan Benoa, tahun 2002. Nomor EA 036152.

Menyimak perjalanan histori di atas, bahwa Mushalla Jabal Nur sebagai motor kegiatan terbentuknya: TPQ, Diniyah, TK Mentari Nusa, Koperasi sebagai basis identitas dakwah islamiyah yang berwujud komunikasi dan pembinaan umat islam secara langsung, dan selanjutnya Yayasan Raudhatul Ilmil Qur’ani. Semuanya kini, dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh umat muslim khususnya dan masyarakat secara keseluruhan. Sinergi dan potensi kelembagaan ini  secara terencana, terprogram dan berkelanjutan dapat membidik kondisi riil kondisi keumatan dan generasi kita yang ilmu-ilmiayah-amaliyah, berhadharah-bertsaqobah yang luhur, professional, integritas individu-sosial muslim yang berketakwaan. Karena itu, eksistensinya perlu diperkuat, pengembangannya terus diupayakan, kualitasnya selalu ditingkatkan, dan monitoringnya dapat memberikan nilai tambah terhadap in put, out put, out come dalam konsepsi pendidikanberbasis Islam. Dalam dunia Pendidikan Islam penguatan potensi Pendidikan terletak pada pimpinan kelembagaan Islam. Beberapa hal yang harus diperhatikan dan dilaksanakan dalam penyelenggaraan pendidikan Islam, baik diselenggarakan oleh lembaga pendidikan non-formal maupun formal sebagai berikut ini;

1.Sebagai pemimpin lembaga pendidikan bersangkutan dengan tugas-tugas sebagai berikut:

a.Peka terhadap kemungkinan perubahan lingkungan yang merupakan keniscayaan bersamaan perkembangan ilmu dan teknologi, tuntutan hidup,  aspirasi masyarakat, dan dinamika masyarakat yang terkait dengan akidah dan kaidah, seni, budaya, adat, dan seluruh yang melingkupi permasalahan hidup manusia.

b.Merencanakan dan melakukukan perbaikan, peningkatan, dan pengembangan yang inovatif dalam Pendidikan berbasis pendidikan Islam.

c.Mengelola strategi dan kebijakan, kebajikan terhadap lembaga agar proses Pendidikan tidak mengalami hambatan dan selalu dapat mengurai hambatan menjadi peluang yang lebih baik.

d.Mengadakan pemprograman, perencanaan yang strategis dan menemukan sumber-sumber pendidikan yang potensial untuk pengembangan kelembagaan tersebut.

e.Menggarap, memfasilitasi, dan mengkoordinasi fasilitas Pendidikan, agar pendidikan berjalan sesuai dengan harapan yang diinginkan.

f.Melakukan pengarahan, pengawasan, pengendalian terhadap pelaksanaan agar tidak terlanjur pada titik permasalahan dan kesalahan yang tentu harus dihindari dalam mencapai tujuan.

2.Mengelola kepemimpinan dalam kelembagaan dalam pendidikan Islam:

a.Menggerakkan dan memimpin dalam struktur kelembagaan

b.Memotivasi agar bekerja dengan rajin dan giat.

c.Meningkatkan kesejahteraan sebagai upaya yang terus harus dilakukan untuk menjaga kestabilan organisasi dan kualitas pencapaian tujuan.

d.Mendisiplinkan para pendidik dan pegawai dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan bersama.

3.Sebagai supervisor atau pengawas

a.Mengawasi dan  menilai cara kerja dan hasil kerja pendidik dan pegawai.

b.Memberi supervisi dalam meningkatkan cara bekerja.

c.Mencari dan memberi peluang untuk meningkatkan profesi para pendidik.

d.Mengadakan rapat-rapat untuk memperbaiki Pendidikan dan pengajaran.

4.Sebagai pencipta iklim bekerja dan belajar yang kondusif dengan tugas-tugas:

a.Menempatkan personalia secara benar sesuai dengan keahlian dan keterampilannya.

b.Membina antarhubungan personalia yang positif.

c.Meningkatkan dan memperlancar komunikasi.

d.Menyelesaikan konflik.

e.Meningkatkan dan memelihara persatuan dan kesatuan personalia.

5.Sebagai pencipta lingkungan bekerja dan belajar yang kondusif, dengan tugas-tugas:

a.Menghimpun dan memanfaatkan informasi tentang sumber-sumber belajar.

b.Memperkaya alat-alat belajar, alat-alat peraga, dan media Pendidikan.

c.Memperkaya lingkungan seperti kebun, pohon pelindung, taman, dan sebagainya.

d.Mengharmoniskan lingkungan lembaga dan ruangan kelas.

6.Menjadi administrator lembaga Pendidikan dengan tugas menyelenggarakan kegiatan rutin yang dioperasikan oleh para personalia lembaga, seperti:

a.Mengendalikan struktur organisasi.

b.Melaksanakan administrasi substantif, yaitu administrasi:

1)Kurikulum.

2)Kesiswaan.

3)Personalia.

4)Keuangan.

5)Sarana umum/lain-lain.

c.Melakukan pengawasan terhadap efektivitas dan efisiensi kerja.

d.Menilai efektivitas dan efisiensi kerja para personalia Pendidikan.

7.Menjadi coordinator kerja sama lembaga Pendidikan dengan masyarakat:

a.Berinisiatif membentuk suatu badan kerja sama.

b.Mengadakan survey untuk menampung aspirasi masyarakat.

c.Menghimpun dukungan masyarakat.

d.Melaksanakan kerja sama dengan masyarakat.

e.Membentuk paguyuban sekolah dan masyarakat bila dipandang perlu.

Disamping itu, karena Mushalla Jabal Nur terdapat pendidikan formal maupun nor-formal, maka pelaksanaan ini pun juga diupayakan dengan keberadaan para Ustadz-ustadznya dan para sesepuhnya dalam membentengi umat muslim dengan akidah dan hubungan keumatan serta kemasyarakatan secara simultan. Para sesepuh, muslim-muslimah dan aktivis muda senantiasa memikirkan kondisi umat islam tidak hanya sebatas lingkup terdekatnya saja.  Seharusnya semuanya dapat duduk bersama untuk dapat merealisasikan pencapaian kualitas usaha pendidikan Islam dan tempat ibadah yang berkualitas, baik secara fisik dan non fisiknya. Tentu eksistensi kepengurusan menjadi sangat penting dengan berbagai fungsinya.

Pemikiran jauh ke depan semacam itu telah dimulai sejak zaman komunitas muslim di Baitul Amin yang ada di PT BTDC. Keberadaan komunitas muslim Baitul Amin, sebagai cikal bakal pengembangan kegiatan keagamaan Islam di wilayah Nusa Dua dan sekitarnya adalah merupakan wujud nyata eksistensi mereka sebagai muslim yang selalu mengekspresikan dirinya berguna untuk umat dan masyarakat di tempat lainnya. Bersamaan dengan kemantapan integritas muslim di Nusa Dua dengan Baitul Amin-nya, jamaah Jabal Nur saat itu juga mulai menata diri, yaitu empat tahun sebelum Masjid Agung Ibnu Batutah berdiri  tahun 1997.

Keberadaan Masjid Agung Ibnu Batutah sebagai pusat keagamaan induk di Nusa Dua dan Mushola Jabal Nur sebagai mihrab masjid induk, karena itu keberadaan Jabal Nur akan menempati keunikan tersendiri dalam hal kegiatan dan pengoperasian dalam menjalankan aktivitas dakwahnya. Di antara fungsi penting adalah memperpanjang sillah, mengurai tadbir,  tafkir, dan mendorong terbentuknya konsep-konsep, memperkokoh nilai-nilai, menanamkan falsafah-falsafah guna mencapai momentum hadharah (kebudayaan) dan tsaqofah (peradaban) Islam dalam momentum Islam yang Islami, dan Islami yang kultural serta Islam yang Rahmatan Lil’alamin, dan baldatun thoyyibatun warobbun ghofur. Maksud kata Islam yang berkekuatan membangun kesejahteraan seluruh alam semesta dan mampu memerankan diri berkiprah membangun bangsa dan negara yang sejahtera, adil, dan makmur penuh ridhaNya.

Bagaimana pun juga dakwah Islam memerlukan pengayaan yang cerdas dan professional, serta keputusan yang tepat, lagi terhormat bagi semuanya. Kecermatan semua itu akan dapat membawa implikasi berbagai kematangan dalam menjalankan putaran roda dakwah islamiyah yang benar-benar diharapkan oleh semua pihak, baik di lingkungan warga muslim maupun saudara kita yang non-muslim di lingkungan Nusadua dan sekitarnya. Agar tetap terbangun persaudaraan yang kuat berdasarkan ajaran normatif agama itu.

Kesadaran kita semua mewujudkan sinergi dan relasi yang kuat dalam rangka menumbuhkembangkan akar-akar keimanan, ketakwaan, dengan kokohnya kemasyarakatan umat dengan fondasi sillaturrahim menjadi taruhan keberhasilan kita semua dalam membangun masyarakat madaniyah. Kondisi keberadaan kelembagaan Islam di Nusa Dua dan sekitarnya belumlah mencapai perjalanan waktu panjang. Tentu kita sadari kondisi zaman dan model dakwah Islamiyah dua puluh tahun ke depan beda jauh dengan saat ini. Apalagi dibanding dua puluh tahun silam. Dakwah bilhal yang segar yang berorientasi teks dan  konteks untuk menumbuhkembangkan kedalaman spiritual, akhlak, moralitas sebagai media sillah, dan profesionalitas aktuasi dakwah kiranya akan menjadi fungsi dakwah yang harus diwujudkan dalam kekinian dan pada masa yang akan datang. Keberhasilan mewujudkan itu implikasinya akan memberdayakan seluruh pola dakwah, baik dalam bidang penguatan fondasi Pendidikan islam, perekonomian, kemasyarakatan, lingkungan, keamanan, dan kedamaian umat muslim khususnya dan umumnya masyarakat, Kampial dan Nusa Dua.

Kepekaan itu, sampai kapan pun seharusnya menjadi perhatian utama dalam dakwah islam di Jabal Nur khususnya dan umumnya di lembaga-lembaga Islam lainnya. Konsep ini menyangkut berbagai penguatan dan berfungsi sebagai benteng yang kokoh dalam kehidupan secara umum, diantaranya sebagai berikut:

1.Konsep individu, dakwah ini dapat memupuk sifat-sifat individu yang berprilaku atas dasar ilahiyah, sehingga selalu tertuntun pada jalan yang lurus di atas petunjuk-Nya.

2.Pertumbuhan inidividu, dimaksud di sini umat kita tidak hanya berkemampuan untuk menyesuaikan diri secara pasif dengan lingkungan saja, tetapi diharapkan dapat secara aktif, dinamis menuju pencapaian dan tujuan yang lebih tepat, sehingga dari waktu ke waktu kemajuan, kesejahteraan dapat dicapai bersama.

3.Keseimbangan jasmani dan ruhani, pertautan keseimbangan jasmani dan rohani, dengan harapan kita dapat menjadi orang muslim yang kaffah. Berdaya di hadapan sesama manusia dan kemampuan berbhakti berdasarkan penilaian Ilahi.

4.Pertautan individu dengan masyarakat, disadari bahwa masyarakat adalah tempat individu menyatakan keberadaannya. Tanpa masyarakat individu akan melemah dan tujuan hidup menjadi tidak terarah. Sosialisasi kita umat muslim di masyarakat hendaknya semakin dapat mengangkat pribadi-pribadi yang tangguh, berkualitas, professional, bertujuan atas dasar iman, Islam dan ikhsan.

5.Kreativitas individu perlu dikembangkan, karena dengan kreativitas manusia dapat melepaskan diri dari keterbatasan dan dapat menembus waktu berguna dan bermanfaat baik bagi dirinya, masyarakat, agama, nusa dan bangsa.

6.Peran intelek dan intuisi, dalam mengembangkan dakwah ini diharapkan selalu mengedepankan peran ilmu pengetahuan, intuisi yang sumbernya meliputi ayat-ayat qouliyqh, fi’liyah dan kauniyah. Dengan demikian akan senantiasa tertuntun dalam lingkaran buah kecerdasan yang aplikatif, dan kebaikan lintas batas yang dapat dirasakan oleh semua pihak.

7.Dakwah kita membidik pembentukan watak, karakter, karena dengan identitas itu menjelma kekuatan untuk menjalankan berbagai kebaikan dan kekuatan yang tak terkalahkan guna menghilangkan berbagai kelemahan yang mungkin terjadi dalam kehidupan individu dan umat Islam untuk masa yang akan datang.

8.Berani berinvestasi terhadap program untuk dua puluh tahun ke depan. Hal  ini menjadi pilar penguat perjalanan model masyarakat madaniyah yang sedang kita bangun saat ini, baik yang bersifat kompetensi individual maupun social agar berhasil menghadapi problematika zaman secara solutif bersama-sama.

Mushola Jabal Nur, setiap pergantian kepengurusan nampak terjadi berbagai pembenahan, misalnya, teras, sayap kanan, sayap kiri, TK Mentari Nusa, betapa pun renovasi itu tidak total, namun kian mempercantik kondisi riil lingkungan Mushola Jabal Nur. Dinamika pada setiap kepengurusan, baik secara fisik maupun pembenahan non fisiknya. Kerjasama yang baik antara sesepuh dan pinisepuh dengan aktivis pegiat kegiatan yang dilakukan secara berjamaah merupakan modal yang sangat besar dalam rangka pengelolaan dan pola pengembangan, baik Mushola Jabal Nur, Diniyah, TK Mentari Nusa, Koperasi dan Yayasan Roudhotul Ilmil Qur’ani.

Pada reorganisasi kepengurusan selanjutnya dipegang oleh  H. Imam Muhayat, Wakil Ketua Bapak Sartono dan Sekretaris, Bapak Bambang Setyarno, Edy Surya . Bendahara dipegang oleh Bapak Drs. H. Sholahuddin. Dewan Pembina: Bapak H. Afandi, Bapak Hermono Moeharyanto, Bapak Dwi Sutoyo, Bapak H. Susiono. Pergantian itu terjadi pada tanggal 10 Oktober 2004 hingga saat ini. Pada kepengurusan ini mendapat amanah mengadakan renovasi  total bangunan Mushola Jabal Nur. Tidak pernah kami lupakan pertama motivasi besar dari keluarga H. Farhan, Galih Fauzan.

Disusul motivasi Keluarga Besar Masjid Agung Ibnu Batutah, H. Qomari, H. Husnan Hilmi, H. Abdul Malik, dan mohon maaf tidak dapat disebutkan satu persatu. Semuanya bersama empati dengan merenovasi yang lebih cantik. Saat itu diketuai oleh H. Susiono, dengan prakarsa operasional dipegang oleh H. Imam Muhayat, dkk. dalam jajaran panitia pembangunan, dengan menggerakkan seluruh komponen Mushola Jabal Nur. Untuk sementara waktu kondisi pembangaunan macet kemudian dibentuk kepengurusan baru sebagai ketua Sartono dan sekretaris H.Imam Muhayat, dan bendahara H. Shalahudin hingga pada tahun 2014 pembangunan secara keseluruhan sudah dapat diselesaikan.

Dengan selesainya pembangunan tersebut, kemudian kami ingin konsentrasi ke depan mengisi kegiatan yang lebih berkualitas sehingga berbagai potensi umat dapat dikembangkan sedemikian baiknya. Di samping itu, kami juga ingin mengadakan kegiatan di tempat ini terkait dengan Kepemimpinan dalam Pengelolaan Masjid dan Mushola yang kami adakan untuk seluruh perwakilan Masjid dan Mushola se-Kabupaten Badung dengan kisaran peserta 300 tokoh Masjid dan Mushola se-Kabupaten Badung. Karena itu dengan ini kami mohon dukungan nyata bagi donatur dapat membiayai kegiatan yang akan kami laksanakan pada waktu yang akan kami tentukan.

III. TUJUAN DAN TARGET

Adapun tujuan dan target yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:

1.Melaksanakan ajaran Islam untuk mencari ridha Allah SWT.

2.Membantu meningkatkan kegiatan keagamaan kaum muslim.

3.Menumbuhkan kesadaran beragama, memperkokoh  rasa keimanan dan ketakwaan serta kerukunan internal, antar umat beragama, dan antar umat beragama dengan pemerinth.

4.Memberdayakan potensi-potensi Sumber Daya Manusia (SDM), Potensi Dinamika Ekonomi, Sosial, Budaya yang Islami.

5.Ingin meningkatkan kualitas sumber daya manusia  dalam kehidupan berbangsa.

6.Mengembangkan model Pendidikan keagamaan berupa TPQ/Madrasah Diniyah.

7.Berusaha meningkatkan minat baca dan pengembangan ilmu pengetahuan. Pengembangan perpustakaan. Berikut menerbitkan profil Masjid dan Mushola, dan meningkatkan referensi-referensi lain yang dapat membangun pengembangan umat Islam, karena buku sebagai jendela ilmu.

8.Memelihara, mengelola, mengembangkan, dan menggali pemberdayaan tanah wakaf yang ada secara berkelanjutan.

9.Mengembangkan seni budaya rakyat yang sesuai dengan prinsip-prinsip, nilai-nilai yang menumbuhkan kearifan dan keislaman.

10.Dengan kegiatan itu diharapkan nanti juga dapat memotivasi gaerah umat dapat memberikan santunan kepada anak yatim, piatu, yatim-piatu, fakir-miskin, terlantar dan mualaf, dengan tujuan kemandirian dan kemanfaatan hidup selanjutnya.

11.Mengarahkan pemberdayaan Masjid dan Mushola di bidang usaha yang dapat menambah pemasukan untuk tujuan-tujuan pengayaan infak Masjid dan Mushola yang ada di Kabupaten Badung, Bali.

IV. TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN

Adapun kegiatan ini akan dilaksanakan di Mushola Jabal Nur, Jalan Dharmawangsa, No. 2, Puri Madani, Kampial, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Sedangkan waktu pelaksanaan akan diadakan selama dua kali pertemuan yaitu pada hari Minggu, 14 Desember 2014 dan pada hari Minggu, 21 Desember 2014. Pelaksanaan ini diadakan sebanyak dua kali dengan maksud pada pertemuan ke dua nantinya khusus dipergunakan materi aplikatif terkait dengan pengelolaan Masjid dan Mushola secara profesional dan berkelanjutan.

V. RENCANA PENGGUNAAN SUMBER DANA

1. Sewa sound system Rp. 2,000,000; 2. Sewa LCD dan layar Rp. 250,000; 3. Untuk keperluan administrasi sebesar Rp. 1,000,000; 4. Penggandaan makalah Rp. 2,000,000, 5. Kepanitiaan dalam dua kali pertemuan sebanyak 10 orang Rp. 4,000,000; 6. Pengatur parkir dan keamanan lintasan jalan untuk lima orang dalam dua kali pertemuan Rp. 2,000,000; 7. Keperluan sneck dan minuman untuk 300 orang dalam dua kali pertemuan Rp. 6,000,000; 8. Untuk makan siang  300 orang dalam dua kali pertemuan Rp. 18,000,000; 9. Honor Narasumber  dua kali pertemuan masing-masing 5 orang Rp. 10,000,000;. Dengan demikian dana yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut Rp. 44, 250,000.

VI. NARASUMBER

1. Drs. H. Imam Muhayat, M.A. dengan tema pembahasan  Manajemen Pengelolaan Masjid dan Mushola di Kabupaten Badung, Bali,  2. Dr. Lailatul Arofah membahas tentang Fungsi Kepemimpinan Masjid dan Mushola di Kabupaten Badung, Bali. 3. Dr. Majid Wajdi membahas tentang Aplikasi Administrasi Kesekretariaan Masjid dan Mushola di Kabupaten Badung, Bali. 4. Drs. Taufiq Asadi, MUI Provinsi Bali menyampaikan makalahnya dengan tema Peranan Masjid dan Mushola dalam Membangun Keumatan di Tengah-tengah Masyarakat Multikultural. 5. Bidang Kemasjidan Provinsi Bali membahas tema Konsep Pembinaan Masjid dan Mushola dan Aktualisasi Nilai-nilai di Provinsi Bali. Pada hari kedua dengan setting semua materi aplikasi real pengelolaan kelembagaan.

VII. PELAPORAN

Setelah semua acara telah dilaksanakan dengan baik, maka panitia akan mengadakan pelaporan dan pertanggung jawaban atas kinerja yang telah dilakukan oleh panitia pelaksana yang terdiri dari Ketua, Imam Muhayat, sekretaris Edy Cahyono, dan bendahara H. Ali Hanafiah, dan berikut anggota yang akan ditentukan kemudian, sebagaimana acara kegiatan lain yang biasa dilaksanakan di Jabal Nur.

VIII. LAIN-LAIN

Proposal ini dibuat secara sederhana dan apabila nanti memang disetujui oleh donatur pelaksana kegiatan, maka pihak ketua dan sekretaris akan memperbaiki sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan oleh donasi penggagas acara dengan dana yang cukup besar ini. Demikian proposal ini disampaikan atas terkabulnya proposal ini diucapkan terima kasih. Imam Muhayat, Bali, 1 Novembar 2014. Contact Person dapat hubungi admin Kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun