Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanah Kering

3 Desember 2022   09:20 Diperbarui: 3 Desember 2022   09:23 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

bacalah tanah kering. lihatlah kilau keringat bening. membasah persemaian ladang jurang miring. kerut kening menggasing.

kaki bermata kaki. tangan bermata rasa. mata bermata hati. hati bermata jiwa. jiwa bermata nurani. nurani turus meski ditebang putus

ada waktunya segar belukar. mengakar batang ranting tegak membesar. tercecap saripati air basahi hulu hilir. langit menggamit, awan pun merindukan putik bunga

o ... cakrawala bentang rindu matahari dan bulan. o ... bentang ufuk selayang pandang tak bertepi. o ... bentang simpul kepulan ziarah imaji dari siang hingga dinihari. sekiranya sekadar ilusi kepadamu aku kembali

Imam Muhayat, Nusa Dua, 3 Desember 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun