Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perjalanan ke Kota Mataram

20 Agustus 2022   21:46 Diperbarui: 20 Agustus 2022   21:51 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua hari dua malam saya berada di Mataram, dalam rangka memenuhi panggilan Kopertais14 terkait reliabilitas data dosen. Saya berangkat dari rumah, Nusa Dua, selesai salat asar. Pada pukul 16.00 saya keluar rumah menuju pelabuhan Padangbai, Karangasem.


Cuaca cerah sedikit berawan tapi tak ada tanda-tanda turun hujan. Pikirku, ini bagus sehingga perjalanan lancar.

Benar adanya. Sampai mendekati pelabuhan Padangbai tidak hujan.
Tepatnya hari Rabu (17/8) pukul18.56 saya sudah berada di kapal. Saya sempat mengamati kondisi dalam kapal bersih dan rapi. Para ABK-nya ramah hingga menata kendaraan saya dengan baik.

Selama perjalanan kurang lebih memerlukan waktu 4 jam saya berusaha tidak tidur. Saya ingin menulis catatan. Tapi, ternyata yang lahir dari benak saya berupa sajak kenang. Di kapal yang saya tumpangi ini pula saya tulis dua judul puisi selama perjalanan berjudul: Di Atas Kapal Padangbai - Lembar, dan satu judul lagi Butir-butir Pasir di Pantai Lembar. Sesaat selesai menulis, langsung saya posting di akun Kompasiana.

Dini hari, 01.24 (18/8) kapal mendekati bibir pantai Lembar, sesaat kemudian bersandar. Terdengar pengumuman dari kapten kapal para penumpang dipersilahkan bersiap-siap dengan barang bawaan agar tak tertinggal.

Kapal benar-benar tertambat di galangan, semua penumpang mulai keluar dari dalam kapal menuju tempat tujuan masing-masing. Saya sendiri menuju jalar kota Mataram.

Saya pun segera tinggalkan kapal menuju kota Mataram. Perjalanan sekitar 30 menit sudah berada di tugu ikonik NTB. 

dokpri 
dokpri 

Di seputaran rest arena inilah saya manfaatkan istirahat menunggu waktu subuh menjelang ... bersambung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun