Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menari di Atas Gelombang

19 Agustus 2022   18:44 Diperbarui: 19 Agustus 2022   18:57 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Tiga pulih menit kapal membelah ombak. Bukit menghijau masih nampak di kejauhan. Sementara pada sisi kiri kapal hanya potret ufuk lautan Pasifik. Garis batas dan bentang luas tak terbatas sungguh hanya ilusi yang bertepi. Tanyalah cakrawala saat iba menghantui diri. Jawaban selalu terurai di tengah laut yang sepi.
Apa iya kita pahat permukaan laut? Apa  mungkin laut kita pahat dengan tangan kita? Tak perlu jawaban pasti. Karena kepastian itu berada di tangan kita sendiri.
Lihatlah bentang laut kita luas sedalam hati kita. Laut kita berada di garis katulistiwa. Setiap kehangatan kebekuan muskil ada. Semestinya hati kita cair pula seperti detak ombak laut kita punya.
Pada permukaan lautnya kita berlayar bersama. Pada kedalamannya kita cari asas manfaat yang ada. Pada lekuk dasar karangnya kita gali potensi adikarya. Pada teritori lautnya senyawa tarian gelombang kita bersama.
Imam Muhayat, Lembar - Padangbai, 19 Agustus 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun