Mohon tunggu...
Imam Muhayat
Imam Muhayat Mohon Tunggu... Dosen - Karakter - Kompetensi - literasi

menyelam jauh ke dasar kedalaman jejak anak pulau

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memori Awal Muharram

30 Juli 2022   16:35 Diperbarui: 30 Juli 2022   16:42 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari ini. Sematkan aku pada rekah. Matahari pertamaku. Dalam bentang sunyi. Rekatkan di kedalaman. Birih-birih batinmu.

Bawalah aku ke pelabuhan. Ombak batinmu. Menuju pelayaran pulau. Dimana nyiur melambai. Iringi kesahduan irama. Lirik-lirik masa lalu. Kerat tertanam dalam ingatanku.

Derai titik-titik air hujan. Membilas dari ketinggian atap rumah. Melumuri sajak yang kau himpun pada kaca jendela kita. Juga berasal dari balik torehan kelembutan tanganmu.

Saat itu. Sapu tangan kau ulurkan padaku. Tanda mata yang tak pernah terhapus dari pelupuk mata. Meski tinggal setitik air mata jatuh di tepian alisku.

Denpasar, 30 Juli 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun