Mohon tunggu...
Imam Kodri
Imam Kodri Mohon Tunggu... - -

Formal Education Background in UPDM (B) Of Bachelor’s Degree of Politics and Social Science, majoring of Public Administration and Master Degree, Majoring of Human Resources. Worked in various private companies over 30 years, such as: PT. Pan Brothers Textile as HRD Assistant Manager, PT. Sumber Makmur as HRD Manager, General Personnel Manager at PT. Bangun Perkarsa Adhitamasentra, Senior Manager of HRD and General affair at PT. Indoraya Giriperkarsa, Headmaster of Kelapa Dua High School, and the last, Head of the General Bureau and Human Resources at ISTN Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Pilih Amerika Ataukah China?

27 September 2015   11:41 Diperbarui: 27 September 2015   14:02 2516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Dalam kondisi ekonomi dunia yang semakin kacau memunculkan sinyal yang sangat suram sebagai tanda kemungkinan akan terjadi bencana global yang menyeramkan dan bakalan meledak di bulan Oktober 2015 (kemungkinan pertengahan Oktober). Pada saat itu akan ada sebuah pengumuman yang akan membuat heboh seluruh dunia, yaitu terjadi krisis sebagai cikal bakal terjadinya kiamat global dan memiliki dampak yang sangat luas. Demikian yang disampaikan oleh Theo F.Thoemion seorang analis pasar modal dan ahli keuangan internasional mantan menteri BUMN masa Mega. Namun demikian ia tetap menjagokan China sebagai kekuatan baru yang akan menggeser Amerika. Jakarta-voa-islam.com

Bagaimanakah sikap Jokowi atas pernyataan Thoemion itu. Dari sisi keberpihakannya jelas ia satu rumah dengan pemerintah karena ada ikatan politik dengan PDIP karena kedekatannya dengan Megawati. Sebagai pakar keuangan pendapatnya bisa benar bisa juga keliru, bergantung bagaimana bentuk alasan logis yang dapat di jadikan sandaran terhadap argumennya.

Meskipun China baru saja kehilangan $ 5 triliun dolar di pasar saham hanya dalam waktu sekejap dan terjadi gejolak di Shanghai Stock Market beberapa waktu lalu dan mengibatkan kerugian 30% pada saham-saham China. Namun kekacauan ini hanya sedikit “guncangan” terhadap ekonomi China menuju super power dunia, kata Toemion.

Hal inilah yang memberikan alasan dasar oleh Jokowi apakah akan lebih mendekat ke pada China dibandingkan ia harus bermesra-mesraan dengan Amerika. Oleh sebab itu alangkah bijak bila Jokowi lebih memilih garis politiknya Soekarno dan membangun poros Jakarta-Beijing.

Jika dicermati hubungan antara China dengan Amerika Serikat pada akhir-akhir ini, keduanya memang sedang menunjukan kondisi yang tidak harmonis, mulai dari persoalan ekonomi, politik, sampai dengan persoalan yang sangat sensitif yaitu persoalan Laut China Selatan. Krisis yang saat ini membuat dunia goyah yang mengakibatkan krisis ekonomi dan keuangan global termasuk yang sedang melanda Indonesia adalah salah satu dari persaingan tingkat tinggi antara China dengan Amerika.

Hubungan kedua adidaya itu dalam kondisi yang paling sensitif dan rawan. Dalam menghadapi titik kritis Jokowi harus ekstra hati-hati. Dampak konflik AS-China sangat membahayakan kehidupan politik, ekonomi, keamanan global dan berimbas kepada Indonesia. Krisis ekonomi dan finansiil global, hanya salah satu dampak dari perang antara China-Amerika.

Akan tetapi jika perang ini berlanjut bukan hanya dunia yang akan mengalami bencana serius, dampaknya secara otomatis bukan hanya menyebar menghantam kepentingan China maupun Amerika, akan tetapi yang paling parah adalah negara-negara yang selama ini menjadi partner maupun bentuk kaki tangannya.

Bahwa perang antara China-Amerika akan menjadi bencana dunia bukan dari perang ekonomi saja akan tetapi besar kemungkinan meluas menjadi perang terbuka di semua lini. Bencana tersebut betul-betul bisa terjadi, jika kondisi kedua belah pihak tidak dapat mengendalikan diri, atau bisa diakibatkan jalan keluar untuk lepas dari krisis multi demensi itu tidak ditemukan, sehingga yang ada adalah membunuh atau dibunuh.

Dan bila kondisi ini berlangsung lama dan meluas menjadi konflik militer, maka dua adidaya itu justru yang kolaps lebih parah dibandingkan seperti Indonesia. Alasannya adalah konflik dalam waktu lama akan menghabiskan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh China dan AS, akibiatnya hutang kedua negara membengkak ribuan kali lipat dan bisa dipastikan mustahil untuk dibayar lunas sampai tujuh turunan.

Perkembangan dunia politik ekonomi dan militer memang selalu berputar. Pada awalnya ekonomi politik dan militer liberalisme Amerika memenangkan kompetisi global dan mampu menempatlkan AS sebagai adi daya. Tetapi itu hanya sebentar, China dengan seluruh sumber daya yang dimilikinya mampu mengejar dan melejit disemua sisi, leading diatas AS. China yang luar biasa mampu menjadi negara adidaya pesaing berat AS, bahkan mengunggulinya.

Mulanya, ekonomi China terus tumbuh diatas 10 persen. Maka pengaruh China semakin terasa mengglobal. China menguasai sebagian Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika Latin yang disebut dengan : BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) yang mewakili 42 % penduduk dunia, menyumbang 18% PDB dunia, 15% perdagangan dunia, dan 40 % arus kapital global. Melalui China's Bank of Construction. Semula CBC ingin membangun membentuk seperti IMF, tapi tersendat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun