Mohon tunggu...
Abdullah al-jakarty
Abdullah al-jakarty Mohon Tunggu... karyawan swasta -

santri biasa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Buya Hamka Bukan Syiah (Jawaban untuk dewa Gilang)

30 Juni 2012   02:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:24 1079
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di antara kewajiban seorang muslim dan juga bukti kecintaannya kepada Rabbnya dan Rasul-Nya adalah tunduk dan menerima apa yang datang dari agama-Nya baik itu berupa perintah maupun larangan, keputusan maupun pengabaran, meskipun itu terasa berat di hati dan terganjal di akal.

Allah berfirman:

"Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya. " (QS. An-Nisa: 65)

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata. " (QS. Al-Ahzab: 36)

Ali bin Abi Thalib sahabat Nabi yang mulia berkata:

لَوْ كَانَ الدِّينُ بِالرَّأْيِ لَكَانَ أَسْفَلُ الْخُفِّ أَوْلَى بِالْمَسْحِ مِنْ أَعْلَاهُ وَقَدْ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ عَلَى ظَاهِرِ خُفَّيْهِ

"Seandainya agama itu berdasarkan akal, niscaya apa yang dibawah khuf (sejenis kaus kaki), lebih pantas diusap dibandingkan yang di atasnya. Namun, sungguh, aku telah melihat Rasulullah mengusap atas kedua khufnya. " (HR. Abu Daud no. 140 maktabah syamilah)

Di dalam syariat ini seorang muslim dibolehkan bersuci/berwudhu tanpa melepaskan alas kakinya. Cukup dengan mengusapnya atas alas kakinya tanpa perlu mencopotnya, maka ia bisa menunaikan ibadah shalat dan semisalnya.

Seandainya agama ini semata-mata dibangun di atas akal, niscaya yang lebih pantas untuk diusap tentu bawah khuf karena di situlah tempat berpijak dan disitu pula kotoran lebih mungkin untuk menempel. Akan tetapi, dalam hal ini sahabat Rasulullah yang mulia ini mengabarkan bahwa Rasulullah justru memerintahkan untuk mengusap atas khuf, bukan bawah khuf. Ini sekali lagi menunjukkan bahwa agama itu bukan dibangun di atas akal melainkan dibangun di atas wahyu.

Dan termasuk pula kewajiban seorang muslim dan juga bukti kecintaannya kepada Rabbnya dan Rasul-Nya adalah mengutamakan Allah dan Rasul-Nya di atas segala-galanya. Siapapun itu dan apapun itu.

Karena itu Allah berfirman:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun