Mohon tunggu...
Abdullah al-jakarty
Abdullah al-jakarty Mohon Tunggu... karyawan swasta -

santri biasa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Benarkah Abu Thalib Muslim? (Koreksi Atas Ketergelinciran dewa Gilang)

27 Juni 2012   02:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:30 3740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Sengaja saya membuat judul dengan kata "tergelincir", sebab saya berprasangka baik, mungkin dewa gilang ketika menulis tulisannya itu dalam keadaan lupa atau salah tulis atau ia sedang tak sadarkan diri ketika itu, entah mengantuk berat atau sebab lainnya.

Baik, sebelum mengoreksi apa yang ditulis dewa gilang dalam tulisannya, saya sebutkan dulu beberapa point keyakinan Ahlussunnah dalam masalah Akidah.

1.Sahabat nabi bukan munafik dan munafik bukan shahabat

2.Seluruh sahabat Nabi adalah adil, maka tak boleh mencela , melaknat dan mengkafirkan mereka.

3.Shahih Bukhari dan Muslim adalah kitab  tersahih setelah Al-Quran. Semuanya adalah kitab pedoman agama bagi umat islam.

Sekarang, saatnya mengulik tulisan dewa gilang.

1.Dewa gilang menolak hadits yang menerangkan bahwa Abu Thalib mati dalam keadaan tidak berislam sedangkan hadits itu jelas-jelas diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim.

Hadits yang dimaksud adalah berikut ini:

Diriwayatkan dari Sa'id bin Al-Musayyab dari bapaknya, ia berkata; "Tatkala kematian mendekati Abu Thalib, datanglah Rasulullah kepadanya sedangkan di sisinya ada Abdullah Ibn Umayyah dan Abu Jahl. Maka Rasulullah pun berkatanya, 'Wahai Pamanku, ucapkanlah Laa ilaaha illallah. Suatu kalimat yang akan aku jadikan bukti untuk membelamu di sisi Allah. ' Maka Abdullah Ibn Umayyah dan Abu Jahl pun berkata kepada Abu Thalib, 'Apakah engkau membenci agamanya Abdulmuthalib? ' Nabi pun mengulangi lagi perkataan sebelumnya, namun keduanya pun mengulangi pula perkataan mereka sebelumnya. Akhirnya, ucapan terakhirnya adalah dia di atas agama Abdulmuthalib dan enggan untuk mengucapkan  Laa ilaaha illallah. Maka Nabi pun berkata, "Sungguh aku akan memohonkan ampun untukmu selama tidak dilarang. " Maka Allah pun menurunkan ayat:

"Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum Kerabat (Nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam. " (QS. At-Taubah: 113)

Dan Allah menurunkan perihal Abu Thalib:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun