5 Kebiasaan Buruk Kecil yang Harus Saya Hilangkan untuk Bertahan dengan ADHD
ADHD adalah berkah sekaligus kutukan dalam hidup saya. Ada hari di mana otak saya terasa seperti laboratorium ide yang tak terbatas, penuh dengan kreativitas liar dan inovasi. Namun, ada juga hari di mana saya kehilangan kemampuan untuk fokus dan produktif, seakan tenggelam dalam lautan gangguan yang tak kunjung reda.
Namun, seiring waktu, saya belajar untuk bekerja dengan ADHD saya, bukan melawannya. Dengan alat dan sistem yang tepat, kondisi ini justru bisa meningkatkan kualitas hidup saya, bukan menghambatnya. Salah satu langkah terpenting dalam perjalanan ini adalah mengidentifikasi kebiasaan buruk yang semakin memperburuk ADHD saya dan secara perlahan menggantinya dengan kebiasaan yang lebih sehat.
1. Menunda Hal-Hal yang Tidak Saya Suka
Menunda adalah kebiasaan yang sering kali menjadi musuh utama bagi orang dengan ADHD. Prokrastinasi bukan hanya masalah malas atau kurang motivasi, melainkan kombinasi dari rendahnya toleransi terhadap ketidaknyamanan dan ketidakmampuan mengatur waktu dengan baik (Barkley, 2015). Saya sering kali menunda tugas-tugas yang terasa membosankan atau terlalu kompleks, hanya untuk akhirnya dikejar tenggat waktu dan tenggelam dalam stres.
Saya mulai menerapkan teknik time blocking dan membagi tugas menjadi bagian-bagian kecil agar lebih mudah dikerjakan. Selain itu, saya menggunakan teknik "5 menit pertama", di mana saya memaksa diri untuk memulai tugas selama lima menit saja. Sering kali, setelah melewati lima menit pertama, saya bisa menyelesaikan lebih banyak dari yang saya kira.
2. Terlalu Banyak Multitasking
Banyak orang dengan ADHD berpikir bahwa mereka ahli dalam multitasking, tetapi kenyataannya, penelitian menunjukkan bahwa multitasking dapat menghambat produktivitas dan meningkatkan kesalahan (Rosen et al., 2013). Saya dulu sering kali membuka banyak tab di browser, mengerjakan beberapa proyek sekaligus, dan berakhir dengan tidak menyelesaikan apa pun.
Saya mulai menggunakan metode "single-tasking" dengan bantuan aplikasi manajemen tugas. Saya juga menerapkan aturan "satu tugas pada satu waktu" dengan menyetel timer untuk fokus selama 25 menit (Pomodoro Technique). Hasilnya? Saya lebih produktif dan pekerjaan terasa lebih ringan.
3. Mengandalkan Motivasi, Bukan Sistem