Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Praktisi dan Konsultan Anak berkebutuhan Khusus

Saatnya jadi Penyelamat bukan cuma jadi pengamat Saatnya jadi Penolong bukan cuma banyak Omong Saatnya Turuntangan bukan cuma banyak Angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Lupa dan ADHD: Memori Saya Berantakan, dan Itu Bukan Salah Saya

14 Februari 2025   10:38 Diperbarui: 18 Februari 2025   14:43 1088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Milik pribadi

Pernahkah Anda mengalami momen di mana Anda bertemu seseorang, lalu dalam hitungan detik lupa namanya? Atau mendengar instruksi dengan jelas, tetapi hanya beberapa menit kemudian tidak bisa mengingatnya? Saya mengalami hal ini setiap hari.

Saya memiliki ADHD, dan bagi saya, mengingat sesuatu itu seperti mencoba menampung air dalam saringan. Setelah bertahun-tahun merasa bersalah, bodoh, dan tidak cukup baik, saya akhirnya menyadari bahwa otak saya memang bekerja dengan cara yang berbeda.

Kebanyakan orang memiliki wadah penyimpanan memori yang cukup solid. Saya? Saya punya saringan. Informasi mengalir masuk, tetapi dengan cepat bocor keluar.

Namun, begitu saya berhenti memperlakukan otak saya seperti ember yang bisa menampung semuanya dan mulai mencari cara untuk menyesuaikan diri dengan cara kerja memori saya, segalanya berubah.

Penelitian menunjukkan bahwa ADHD memengaruhi memori kerja, yaitu kemampuan kita untuk menyimpan dan mengolah informasi dalam waktu singkat. Menurut Barkley (2014), individu dengan ADHD sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan informasi jangka pendek, sehingga mereka cenderung melupakan instruksi atau detail yang baru saja diberikan.

Brown (2017) menambahkan bahwa gangguan dalam fungsi eksekutif otak menyebabkan individu dengan ADHD sulit menyusun informasi secara sistematis. Ini membuat kita kesulitan dalam mengingat tugas-tugas penting, mengelola waktu, dan menyelesaikan pekerjaan dengan efisien.

Dalam pengalaman saya sendiri sebagai seseorang dengan ADHD dan disleksia, masalah memori bukan hanya sebatas lupa nama orang atau instruksi sederhana. Saya sering meninggalkan barang di tempat yang tidak semestinya, kehilangan dokumen penting, atau bahkan melupakan rencana yang sudah saya buat beberapa jam sebelumnya.

Setelah menyadari bahwa saya tidak bisa mengandalkan ingatan saya seperti orang lain, saya mulai menerapkan strategi sederhana namun efektif:

1. Gunakan Teknologi sebagai "Otak Kedua"

Saya menggunakan aplikasi pencatat seperti Evernote dan Google Keep untuk mencatat setiap detail penting, dari daftar belanja hingga ide-ide proyek. Ini membantu saya mengurangi stres karena takut melupakan sesuatu yang krusial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun