Mohon tunggu...
Imam Setiawan
Imam Setiawan Mohon Tunggu... Praktisi dan Konsultan Anak berkebutuhan Khusus

Saatnya jadi Penyelamat bukan cuma jadi pengamat Saatnya jadi Penolong bukan cuma banyak Omong Saatnya Turuntangan bukan cuma banyak Angan-angan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pak, Anakmu Telah Dewasa : Berjuang untuk Sahabat Syurga

12 Februari 2025   09:43 Diperbarui: 11 Februari 2025   17:14 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak, Anakmu Telah Dewasa :  Berjuang untuk Sahabat Surga

Pak, anakmu sekarang sudah dewasa. Saya telah menjadi seorang guru untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Masih ingatkah, Pak, saat Bapak tahu Saya didiagnosis dengan disleksia dan ADHD? Bapak yang berjuang keras agar Saya bisa lancar membaca, berhitung, dan menulis. Bapak bahkan harus bersabar dengan tingkahku yang hiperaktif, yang sering kali membuat orang-orang di sekitarku geleng-geleng kepala. Banyak yang menganggap Saya tak lumrah, bahkan mengira Saya tak bisa menjadi seperti anak-anak lain. Tapi, di balik semua itu, ada Bapak yang tak pernah menyerah.

Pak, doakan Saya sekarang. Saya mewakafkan seluruh hidup dan ilmuku untuk berjuang demi anak-anak berkebutuhan khusus. Setiap kali Saya melihat anak-anak ini, Saya melihat diriku sendiri di masa kecil. Saya tahu betul bagaimana rasanya tidak dipahami, bagaimana rasanya dianggap aneh. Itulah sebabnya, Saya merasa ini bukan hanya pekerjaan, tapi sebuah panggilan jiwa. Doakan Saya, Pak, agar Saya terus konsisten mendampingi para guru dan orang tua mereka adalah kunci syurga bagi anak-anak istimewa ini.

Perjuangan ini tidak mudah, Pak. Banyak orang yang sombong dan merasa dirinya sempurna, tanpa pernah paham bagaimana rasanya menjadi berbeda. Ada juga guru-guru yang berpura-pura pintar, merasa paling senior, padahal di dalam hati mereka takut menghadapi anak-anak dengan kebutuhan khusus. Mereka cemas, mungkin karena tidak tahu bagaimana harus bersikap. Tapi Saya tak boleh seperti itu, Pak. Saya ingin terus belajar, memperluas hati dan ilmu, agar bisa menjadi jembatan bagi anak-anak ini menuju masa depan yang lebih baik.

Pak, Saya selalu ingat bagaimana Bapak dulu tak pernah berhenti percaya padaku. Ketika semua orang meragukan kemampuanku, Bapak adalah satu-satunya yang melihat potensiku. Sekarang, giliran Saya yang ingin menjadi 'Bapak' bagi anak-anak ini seseorang yang melihat lebih dari sekadar label atau diagnosis. Saya ingin mereka tahu bahwa mereka berharga, bahwa mereka punya potensi luar biasa yang hanya menunggu untuk ditemukan.

Setiap kali Saya lelah, setiap kali Saya merasa dunia ini terlalu keras, Saya ingat wajah-wajah anak-anak yang Saya ajar. Mereka adalah sahabat-sahabat syurgaku, Pak. Di mata mereka, Saya melihat harapan. Mereka adalah alasan mengapa Saya tidak boleh menyerah. Perjuangan ini bukan hanya untukku, tapi juga untuk mereka dan untuk Bapak, yang pernah berjuang tanpa lelah untukku.

Bapak, doakan Saya tetap rendah hati. Saya ingin tetap menjadi pribadi yang tidak sombong, yang selalu terbuka untuk belajar. Saya tahu, ilmu dan pengalaman yang kumiliki saat ini hanyalah permulaan. Masih banyak yang harus kupelajari, terutama dari anak-anak ini. Mereka, dengan segala kekhususan mereka, adalah guru terbaik yang pernah Saya miliki.

Bapak, doakan Saya juga agar selalu diberi kekuatan. Terkadang, dunia ini bisa begitu kejam pada mereka yang berbeda. Namun, Saya percaya bahwa dengan cinta, kesabaran, dan ketekunan, kita bisa mengubah pandangan itu. Kita bisa membuat dunia ini lebih ramah dan lebih memahami anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus.

Saya tak akan pernah lupa perjuangan Bapak dulu. Setiap langkah yang Saya ambil sekarang adalah langkah yang terinspirasi oleh Bapak. Saya berharap, apa yang Saya lakukan sekarang bisa menjadi pahala dan ridho untuk Bapak juga. Perjuangan ini bukan hanya milikku, tapi juga milik Bapak, yang telah menanamkan benih-benih kesabaran, keteguhan, dan cinta dalam diriku.

Pak, perjuanganku belum selesai. Saya masih akan terus berjuang, untuk mereka yang sering kali dilupakan oleh sistem, oleh dunia yang terlalu sibuk mengejar kesempurnaan. Dan Saya tahu, selama engkau terus mendoakanku, Saya tidak akan pernah berjalan sendirian. Terima kasih, Pak, atas segala yang telah Bapak lakukan. Doakan Saya agar bisa terus melangkah di jalan ini, tanpa merasa lelah, tanpa merasa kalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun