Mohon tunggu...
Imam Agung Firdaus
Imam Agung Firdaus Mohon Tunggu... Lainnya - Just a Ordinary People

Penggiat Sosial, Lingkungan Hidup, Petualangan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menuju Cita Part 2

13 September 2022   13:54 Diperbarui: 13 September 2022   14:01 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aaah.. Entahlah kalimat membingungkan dari Astana, manusia dengan ceritanya memiliki  kisah dan tentunya berbeda. Kemiripan kisah belum tentu sama cerita aslinya, semua terangkum dari semua rasa yang dirasakan dalam hati hingga akhirnya  bersatu dalam sebuah perasaan yang sama.  

Ada sebuah kisah dari Dwipa Nusa, negeri elok nan kaya, memiliki sumberdaya alam yang begitu besarnya,  dari Batu Bara, Berlian, Emas, Perak dan Tembaga tak jua di dasar lautnya ada minyak, gas dan milyaran ikan yang tak habis sirna dan yang lebih berharga dari semua sumber daya adalah manusia. Banyak manusia yang lahir dengan sempurna memiliki kecerdasan yang tiada tara besi dapat diterbangkan dan kapal dapat mengapung melintasi samudera.

Namun apakah Dwipanusa menjadi wilayah yang sejahtera?., sebuah tanya yang menjadi awal kisah dari Dwipanusa kisah yang mejadi kisah dari bagian-bagian cerita dari kisah menuju cita yang akan bersama kita baca sampai akhir cerita tentag bagaimana Dwipanusa memanfaatkan kekayaan yang terkandung didalam dirinya. 

Sebelum melanjutkan kisah dalam cerita ini ada kisah dari wilayah Uttardwipa sebuah kepualuan utara yang yang tidak sempurna, beriklim dingin dengan empat musim yang menggangu kehidupan masayarakatnya, tak ada sumberdaya alama yang dapat menopang wilayahnya, tidak ada dataran luas yang dapat dikuasai untuk ditanam berbagaimacam bahan pangan untuk menopang keberlangsungan manusia seperti di Dwipanusa sehingga warga Uttardwipa harus berjibaku menyiapkan kehidupan yang tidak mudah dengan rencana dan ketekunannya.

Kala matahari terbit di timur Uttardwipa masayarakatnya selalu bersyukur cdengan menghadapnya, menyampaikan harapan akan hangat yang selalu diberikan olehnya agar mereka dapat bertahan meramu kehidupan demi keberlangsungan kehidupan mereka. 

Kisah ini aku dapatkan dari kawanlamaku yang bernama Angkor, aneh memang terdengar namanya, namun terselip cerita tentang maksud orang tuanya. angkor adalah tambatan  yang terbentuk dari ikatan tali yang disangkutkan untuk menguatkan ikatan, mungkin yang dimaksud angkor diharapkan menjadi pengikat pemersatu, pengingat pemaju.

Dikisahkan olehnya ketika ia sedang melawat Uttardwipa tanah basah begunung terlihat dari keajuah, saat kapal hendak bersandar di tepian dermaga yang ramai dengan kemajuan yang tidak pernah dilihatnya.  Angkor pun bertanya kepada penumpang disebelahnya, seoang shabat yang telah lama tinggal di Uttardwipa

A: apa yang harus aku lakukan ketika aku sudah berdiri dan bermasyarakat di Uttardwipa tanyaku?. 

P: Engkau akan melihat kerasnya hidup untuk bertahan guna menyiapkan kehidupan yang layak dan kepedulian masyarakatnya untuk menyiapkan kehidupan.

A: apakah mereka memiliki jiwa kesatria diantara semua warganya?

P: Kesatria hanya bagi mereka yang mempertahankan sistem penakutan agar semua orang bekerja dengan giat dan golongannya seakan menjadi pelindung sehingga tak perlu bekerja giat kehidupan di dapat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun