Mohon tunggu...
imam mashari
imam mashari Mohon Tunggu... Wiraswasta - remote data acquisition, engineering, sport, music and Travelling

Saya seorang wiraswastawan, bergerak dalam bidang teknologi akuisisi data jarak jauh, pengukuran online dan offline, monitoring lingkungan, juga penghobi olahraga, , musik dan juga Travelling.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Geliat Sepak Bola Indonesia dan Pandemi

13 April 2021   11:14 Diperbarui: 13 April 2021   16:43 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sepak bola Indonesia tengah menggeliat kembali setelah vakum akibat pandemi Covid 19, ditandai dengan berjalannya turnamen Pra musim Piala Menpora. Sejauh ini turnamen berjalan dengan lancar, dan membuat gairah persepakbolaan Indonesia bangkit kembali. Turnamen dijalankan dengan prosedur protokol kesehatan yang ketat. Berjalannya turnamen Piala Menpora ini sangat penting untuk mengukur bagaimana nantinya kompetisi resmi dijalankan ditengah masa pandemi ini. 

Kondisi Pandemi ini mau tidak mau membuat klub harus melakukan penyesuaian budgeting, mengingat pemasukan klub dari sektor tiket dari penonton yang hadir di stadion tidak lagi bisa diandalkan. Padahal dalam sepakbola indonesia Kontribusi pendapatan klub dari sektor tiket ini sangat signifikan. Hikmahnya adalah klub "dipaksa" memberdayakan pemain muda dengan kontrak yang lebih rasional untuk kondisi sekarang. Ternyata hal ini malah membuat potensi para pemain muda bersinar di Piala Menpora kali ini.

Dalam kondisi seperti ini klub dituntut untuk kreatif dalam mencari sumber baru pemasukan klub. Sponsorship dari perusahaan atau produk merupakan alternatif, tetapi dalam kondisi saat ini tentunya sangat berat mencari sponsor yang mau menggeleontorkan dana dalam jumlah besar. Klub dituntut untuk lebih mampu menjual "brand" mereka seperti merchandise atau membuat bisnis dengan brand klub untuk membuat pemasukan alternatif. Dalam kondisi pandemi ini supporter tetap bisa menjadi sumber pemasukan, namun kehadirannya tidak lagi secara langsung namun secara virtual. 

Klub bisa menjual paket streaming laga klub, disertai dengan paket subscribe video video eksklusif tentang pemain maupun kegiatan tim. Paket subscribe streaming ini harus ditopang produk yang profesional dan menarik agar supporter mau membelinya. Untuk contoh dari cabang olahraga lain dapat dilihat di website resmi motogp.com, dimana kita harus membeli paket subscribe untuk melihat streaming balapan, wawancara pembalap, kenapa ini tidak diterapkan di sepakbola?. Banyak klub dengan dengan basis supporter luar biasa di dalam dan luar negeri. 

Misalkan 100 rb subscriber membeli paket streaming per pertandingan 30 rb rupiah ada potensi pemasukan 3 M per pertandingan buat klub, klub memainkan 38 laga untuk satu musim, maka total pendapatan bisa mencapai 114 Milliar, fantastis. Saya yakin beberapa klub di Indonesia dengan jumlah supporter Besar dan fanatik seperti Arema, Persebaya, Persib, Persija dan lain lain basis supporternya jauh lebih banyak dari itu, sehingga potensi pendapatan klub bisa jauh lebih besar.

Lakukah paket streaming 30 rb ini dijual?, tentu saja laku, tentunya bisa dikemas dengan menarik seperti, wawancara pemain dan pelatih sebelum dan sesudah pertandingan, suasana di ruang ganti ini akan menjadi konten yang menarik untuk dijual. Saya punya teman di luar negeri yang membeli tiket pertandingan klub kesayangannya tanpa menonton pertandingannya, karena cinta terhadap klub dan ingin membantu klub dalam mencari pendapatan. Bisa dibayangkan loyalitas para supporter ini.

Dari sisi merchandise, perlu dioptimalkan lagi dengan mengatur mitra apparel dan jaringan penjualan resmi, bukan hanya outlet resmi klub tetapi memaksimalkan penjualan online. Klub klub besar luar negeri mampu mengkontrak pemain sampai trillunan karenan basis bisnisnya sudah mengglobal, pendapatan juga dari merchandise, hak siar. Bisa dibayangkan berapa pendapatan klub jika merchandise ini bisa di optimalkan.

Dari sisi hak siar PSSI perlu mengelola secara lebih baik lagi dan menjual kompetisi dalam paket yang menarik sehingga kompetisi kalu dijual mahal hak siarnya, yang akan meningkatkan pendapatan klub. Ketika semua sektor optimal, saya yakin klub akan mempunyai pendapatan yang baik dan akan mampu menghadirkan kualitas kompetisi yang lebih baik. 

Kita tidak akan mendengar lagi keluhan tunggakan gaji yang ada saja dari musim ke musim. Nanti ketika pandemi sudah usai, klub akan punya sumber pendapatan yang sudah mapan dan akan menjadi sehat. Klub sepak bola Indonesia mempunyai pendapatan 300 M pertahun?....sangat mungkin. Silahkan dihitung sendiri potensinya, sudah saatnya potensi diatas digarap serius.

Nanti mungkin kita akan bisa menyaksikan bintang besar dunia bisa dikontrak klub kita, mungkin diakhir karir nya, dulu Shevchenko sempay dinego untuk main di Indonesia, Jika sekarang klub Indonesia mampu mengkontrak Marco Motta mantan pemain Juventus (perkiraan nilai marketnya   M, mungkin nanti bisa mengkontrak lewandoski diujung karirnya di nilai 10 M. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun