Jalaludin Rakhmat selaku pengusung idiologi takfiri dan teror telah resmi mencalonkan dirinya sebagai legislator nomor urut satu dari dapil Jawa Barat II. Sebagai seorang syi'i tentu saja gampang di tebak apa yang melatar belakangi Jalaludin Rakhmat merapat ke sebuah partai politik, tidak akan ada muatan selain muatan idiologis tentu saja.
“Karena hanya PDI Perjuangan yang saya lihat dan saya nilai membela kaum minoritas,” ujarnya saat berbincang dengan Rakyat Merdeka Online, Jumat (3/5/2013) sore.
Idiologi membela kaum minoritas (baca: wong cilik-orang-orang kecil dan dalam jumlah kecil) ini adalah idiologi yang sumir dan bias perspektif. Kaum minoritas yang manakah? Kaum minoritas seperti para taipan dan tauke dari Hokkian? Kaum minoritas yang secara populasi kecil tapi mayoritas secara ekonomi? Atau kaum minoritas seperti jemaat Syiah Itsna Asy'ariyyah?
Para pengusung pencalonan Jokowi sebagai capres seperti hendak mengajak mereka yang menggunakan parameter realitas bermain-main Russian Roulette. Jokowi yang hanya dengan bermodal awal popularitas dan tingginya elektabilitas akibat dari pembangunan image sebagai selebritas politis oleh mass media secara sistemik.
Jokowi sangat mempertontonkan kegamangannya dalam bersikap. Gesture Jokowi yang sangat tunduk dan bersikap abdi dalem kepada Ketua Umum PDI-P semakin menyiratkan betapa Jokowi bukanlah pribadi yang memiliki integritas dan karakter yang kuat. Kepatuhannya kepada Megawati sekiranya akan tetap berlanjut meskipun sudah menduduki kursi orang nomor satu di republik ini.
Pertanyaan yang gamblang. Bagaimana Jokowi menyikapi konflik agama dan sektarian yang potensinya masih tinggi? Pergesekan secara massive nilai-nilai sunni dengan syiah adalah figur nilai-nilai yang ada di tengah masyarakat Indonesia. Pembangunan nilai-nilai negatif seperti membenci Ulama-ulama yang getol dan istiqomah mengajarkan betapa syiah adalah sebuah bangunan nilai yang sesat dan menyesatkan oleh beberapa kalangan. Bahkan di Kompasiana ada beberapa narasumber yang terindikasi sebagai penganut ajaran Syiah Itsna Asy'ariyyah kerapkali menuliskan ajakan untuk menjauhi MUI.
Jokowi yang di dapuk dan digadang-gadang oleh kaum minoritas ini kelak akan menjawab, apakah Indonesia segera menjadi jilid berikutnya dari pertikaian yang terjadi di Timur Tengah terkait peperangan idiologis atau menyerahkan nasib Indonesia ditangan mereka yang tidak sekedar menjual pesona dan pencitraan belaka?
Hanya Tuhan Yang Tahu!
Tautan Rujukan
- http://www.islampos.com/tokoh-syiah-jalaluddi-rakhmat-jadi-caleg-pdip-56224/
- http://news.detik.com/read/2013/05/06/095645/2238695/10/pdip-pasang-kang-jalal-jadi-caleg-no-1-di-dapil-jabar-ii?9922032
- http://www.dakwatuna.com/2014/02/23/46659/zuhairi-jika-pdip-berkuasa-tokoh-syiah-jadi-menteri-agama/
- http://koepas.org/index.php/berita/728-zuhairi-misrawi-kang-jalal-pantas-jadi-menteri-agama