Mohon tunggu...
InsideIma
InsideIma Mohon Tunggu... -

Cats lover, Movie freak

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Parallel Universe

13 September 2015   23:55 Diperbarui: 13 September 2015   23:55 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah nonton film Interstellar? the best sci-fi movie 2014 itu menyuguhkan konsep ruang dan waktu dengan sangat enigmatic, mistis tapi juga dibarengi dengan logika science. Sajian yang sangat comprehensive. Tipu daya ruang dan waktu dijelaskan dengan teori 5 dimensi Fisika Quantum, relativitas Einstein, dan Worm Hole yang di rajut dengan benang merah mistis-religius. Mengagumkan. 

Dan di hari Jumat agung tepatnya 11 September itulah aku mengalami apa yang disebut dalam Interstellar ‘Parallel Universe’. Believe it or not, dalam kasusku, dunia paralel itu nyata bukan cuma ilusi. Kamu harus mengalaminya untuk mendapatkan keyakinan atau untuk menguji sebuah kebenaran.

Hari Jumat itu, di Jerman, di kota kecil Ilmenau ini seharian yang kudapatkan adalah keceriaan dan keberuntungan. Semua yg aku inginkan terwujud pada hari itu. Hari itu berlalu dengan penuh keberkahan dan rasa syukur. Seperti bahagia tanpa sebab.....

Sementara itu, di belahan bumi lain, masih didunia yang sama, di hari yang sama, hanya beda waktu selang 7 jam, Ayah,manusia yang menjadi sebab aku lahir di dunia ini, dia yang darah dan genetiknya mengalir dalam tubuhku, sedang bahagia lahir batin karena dia sedang menyempurnakan imannya, tujuan utama dunia-akhirat. Menunaikan ibadah haji. 

Setelah menempuh perjalanan berjam2 di udara, ayah tiba di tanah suci.Labaika Allahumma labaika. Selamat datang memenuhi panggilan Tuhan.Hari sabtu di tanah suci.

Hari sabtu. Di Jerman. Komm, komm, ob du Jude, christ oder Moslem bist. Komm! Syekh Maulana Jalaluddin Rumi, Syekh sufi yang sangat aku kagumi itu memanggil jiwaku dalam bahasa jerman. Ya Rumi datang! ke tempat aku tinggal, Ilmenau. Sebuah desa kecil di tengah Jerman. Projekt Rumi. Demikianlah 5 orang jerman yang menekuni sejarah Sufi Islam sedang melakukan pertunjukan musik, puisi sufi dan tarian mistis sufi darwis Andalusia yang terkenal. Mereka, dengan izin Tuhan membawa spirit, roh, jiwa Rumi tepat ke depan mataku, wujud, dan nyata. Unbelievable. 

Tidak ada yang kebetulan didunia mistis. Semua terhubung. Semua Paralel. Momen suci Ayah di tanah suci paralel dengan momen suciku di jerman. Cuma beda tempat. Esensinya sama. Panggilan jiwa. Sang cinta memanggil. Datang, datanglah wahai jiwa yang tenteram. 

Aku berdoa semoga jiwa kami tenang, damai, muthmainah di dunia yang paralel ini. 7 tahun lamanya hasratku ingin pergi ke Konya dan menyaksikan  tarian mistis sufi Rumi, dan apa yang kucari, mencariku, dan aku ditemukan disini. Ilmenau. Tak ada yang kebetulan. Momennya sudah diatur Tuhan. Harus hari Sabtu 12 sept, harus ayah menginjak tanah suci dulu barulah Rumi menyapaku. Salam. Komm. Labaika Allahumma Labaika.

Salam sejahtera untuk Nabi Muhammad saw dan orang-orang suci, para sufi yang meneruskan cahaya kenabian hingga akhir zaman dan para pencari kebenaran. 

What you seek is seeking you (Rumi)

24 Mei 2008 (pertama kali membaca karya Rumi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun