Mohon tunggu...
Muhammad Ilyasyah
Muhammad Ilyasyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Meratapi kewajiban yg kau pilih adalah sebuah bentuk kejahatan, dan memuji rasa sakit adalah sebuah penghinaan. Yang harus dipuji itu adalah sebuah pencapaian, dan rasa sakit itu adalah milik diri sendiri

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gilgamesh, Raja Tiran yang Berubah Pascapencarian Tanaman Keabadian

10 Mei 2020   22:00 Diperbarui: 11 Mei 2020   00:07 9795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Raja tirani itu bernama Gilgamesh. Makhluk yg lahir dari Raja Uruk Lugalbanda, dan Dewi Rimat-Ninsun. Dia memerintah Uruk, Sumeria, ibu kota Mesopotamia kuno di era sebelum Masehi. Sebuah peradaban maju pertama di dunia dan tempat dilahirkannya the father of prophet Abraham dalam 3 agama samawi. Ia kemungkinan berkuasa pada kisaran tahun 2800-2500 SM dan didewakan setelah ia meninggal. Kisah yang kita ketahui, telah disatukan dari tablet-tablet tanah liat yang digali pada abad kesembilan belas, tetapi tampaknya nyaris lengkap.

Dia adalah Raja Para Pahlawan yang memiliki semua hal di dunia dan kisahnya tercatat dalam puisi epik tertua di dunia, Epic of Gilgamesh. Raja yang sangat sombong dan suka menindas rakyatnya. Dikisahkan karena terlahir dari rahim seorang Dewi para dewa menggunakan Gilgamesh sebagai cara untuk memerintah manusia agar memastikan bahwa mereka tetap patuh dan menyembah dewa.

Terlahir dengan tubuh kelas atas menurut standar makhluk hidup dan pengetahuan yang mencapai kebenaran sejati, Gilgamesh lahir, dirancang, sebagai raja dan "Pasak Surga" di antara peradaban manusia yang sedang tumbuh dan dewa-dewa yang mulai memudar. Dia dikirim untuk memastikan manusia dan mengikat bumi perlahan meninggalkan Age of Gods. Dia mencintai para dewa saat masih kecil, tapi para dewa menciptakan Enkidu pada saat itu untuk menghukum dia di masa depan.

Namun, Gilgamesh menjadi 2/3 dewa dan 1/3 manusia percaya bahwa ia adalah sesuatu yang bahkan tidak dapat dipahami para dewa karena ia mampu melihat kehidupan dari perspektif dewa maupun manusia dan hal itulah yang membuatnya menjadi tirani yg kejam dan angkuh. Dia menerima kewajibannya untuk mengawasi umat manusia tetapi tetapi dgn caranya sendiri.

Dia mempunyai perspektif perlu membenci para dewa tetapi pada saat yang sama manusia harus membencinya. Dengan cara ini dia dapat benar2 mengamati dan menjadi entitas netral ini. Namun, cara yang dilakukannya adalah praktik absolutisme, penindasan, paksaan, pungutan, dan kemunduran demi kepentingan pribadi. Hal itu merupakan sebuah kantradiksi dan rakyatnya meratapi perubahan tersebut, bahkan para dewa pun merasa bingung.

Para dewa tentu tidak akan diam saja mengetahui hal tersebut, dan mulai menciptakan Enkidu dari tanah liat sebagai alat untuk menghentikan Gilgamesh dari kesombongannya itu. Gilgamesh bertemu Enkidu untuk pertama kalinya di luar Kuil Uruk, dan Enkidu segera menyatakan bahwa dia akan menegur sang Raja dan memperbaiki kesombongannya. Mereka bertarung selama beberapa hari dan berakhir imbang. Gilgamesh bisa menghabisinya tetapi tidak melakukannya karena ia ingin Enkidu ada disisinya sebagai seorang teman.

Jadi, persahabatan yang terkenal itu mengawali serangkaian petualangan. Gilgamesh pun mulai pergi berpetualang bersama Enkidu setelahnya. Pada suatu hari, mereka pergi ke hutan Cedar untuk mengamati tentang Humbaba, penjaga hutan dan "Beast of Gods", Gilgamesh memutuskan untuk mencari dan mengalahkannya. Mereka melakukannya dengan kekuatan gabungan mereka. Namun Enkidu bingung. Itu bukan perintah dari para dewa, dan bukan pula demi rakyat yang menderita di bawahnya. Ia pun memberi tahu Enkidu alasannya karena itu adalah bagian dari rencana membersihkan kejahatan dunia untuk melindungi Uruk.

Enkidu tidak dapat mengerti mengapa dia peduli dengan orang-orang yang dia buat sengsara. Gilgamesh menjelaskan caranya melindungi manusia, menyebabkan Enkidu menyadari sepenuhnya tentang kenapa dia begitu terasing saat diturunkan ke bumi. Enkidu menyatakan bahwa Gilgamesh pada dasarnya hanya suka melakukan pengamatan. Dan tidak dapat memberi tahu isi pikiran dan perasaannya kepada yang lain karena mereka pasti tidak akan pernah paham. Alasan dia menceritakan hanya kepada Enkidu seorang adalah karena dia bukan merupakan sebuah bentuk entitas dewa maupun manusia dan teman satu-satunya yang dapat memahaminya.

Dia menjadi raja terhebat dan terkaya di Bumi, yang akhirnya mendapatkan semua harta dunia. Uruk menjadi sangat makmur. Dewi Isthar yang merupakan Dewi kesuburan pun dalam mitologi Sumeria sampai jatuh hati kepadanya, dan melamarnya. Namun, Gilgamesh menolaknya mentah-mentah dengan alasan perlakuannya terhadap suaminya terdahulu yang dikekang sehingga dia tidak akan dapat leluasa dalam memerintah kerajaannya. Ishtar marah, merasa telah dihina, dan pergi menemui ayahnya, Dewa Anu, untuk membalas dendam. Dia memintanya untuk melepaskan Banteng Surga.

Makhluk yang konon tak terkalahkan, yang menyebabkan 7 tahun kelaparan dan kehancuran di bumi. Gilgamesh dan Enkidu bekerja sama mengalahkannya setelah mengikatnya dengan Rantai Surga, menyebabkan awan gelap yg menutupi dunia mulai memudar dan menyelamatkan daratan dari banjir besar. Ishtar pun semakin murka dan meminta para dewa agar menghukum mereka berdua sampai mati, para dewa mampu untuk menegakkan ini tapi tidak untuk Gilgamesh. 

Enkidu kemudian sakit parah perlahan-lahan melemah dan mulai kembali ke wujud tanah liat. Gilgamesh duduk di tepi tempat tidurnya selama enam hari tujuh malam. Akhirnya seekor cacing keluar dari mulut Enkidu. Pada akhirnya Gilgamesh menarik sehelai cadar menutupi wajah temannya dengan putus asa sambil memegangi tubuh yang terjatuh di pelukannya itu. Gil marah, percaya bahwa dialah yang lebih berhak menerima hukuman itu. Pasca kematian Enkidu, ia mulai takut pada kematiannya sendiri yang mulai menggerogoti isi perutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun