Mohon tunggu...
Ilyas Maulana
Ilyas Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Amatir

Fatum brutum amor fati

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Scroll Medsos Berjam-Jam Kuat, Baca Buku Sebentar Ga Kuat?

11 November 2022   15:49 Diperbarui: 11 November 2022   16:01 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemajuan teknologi turut berdampak dan melahirkan media sosial (Sumber Foto:Gramedia.com)

Seiring berkembangnya zaman, teknologi makin maju. Termasuk dalam bidang informasi dan media komunikasi. Kini tiap orang bisa mengakses berita dari mana saja tidak hanya dari media cetak, namun juga dari media elektronik. 

Selain itu, mengutip informasi dari situs resmi Kominfo bahwa 60 juta warga Indonesia memiliki ponsel atau berada pada urutan kelima dunia untuk negara pemilik gadjet terbanyak. 

Menurut Lembaga riset digital marketing Emarketer Pada tahun 2018 saja pengguna aktif smartphone di Indonesia mencapai lebih dari 100 juta orang. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat setelah Cina, India, dan Amerika.

Dengan banyaknya pengguna smartphone di Indonesia tentunya kita berharap masyarakat makin cerdas dan mampu mengikuti informasi terbaru setiap saat. Namun hal itu justru belum tercapai secara maksimal. 

Masyarakat di Indonesia menggunakan ponselnya untuk membuka media sosial seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, Twitter, Line, dan lain sebagainya. 

Tentunya isi dari media sosial ini beragam dan kebanyakan justru informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu kemajuan teknologi informasi ini rawan dengan berita Hoax dan kejahatan cyber.

Menurut data dari Wearesocial dalam kurun waktu januari 2017 mengungkap bahwa Penduduk Indonesia bisa menatap layer ponsel kurang lebih sampai 9 jam dalam sehari. Maka tidak mengehrankan jika dalam media social Indonesia menempati urutan ke 5 dunia. 

Dalam riset yang dilakukan oleh Semiocrast, suatu Lembaga independent di Paris menyatakan bahwa Kota Jakarta berada pada posisi pertama untuk kota dengan pengguna Twitter teraktif dan Kota Bandung pada posisi ke 6. Kedua kota ini bisa menghasilkan berjuta-juta tweet tiap hari.

Bagaimana dengan minat baca orang Indonesia?

Minat baca penduduk Indonesia sangat memprihatinkan. UNESCO menuturkan bahwa Indonesia berada pada urutan ke dua dari bawah dalam hal literasi dunia. Ini menunjukan bahwa minat baca warga Indonesia sangat rendah, hanya 0,001%. Artinya, dari 1000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.

Selain itu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61) data ini diambil dari riset yang bertajuk World's Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu. Padahal dari segi infrastruktur yang mendukung unruk membaca, Indonesia berada pada urutan atas dari negara-negara Eropa.

 Kemajuan suau negara ditentukan oleh tingkat kesejahteraannya. Dan tingkat kesejahteraan juga dipengaruhi oleh minat baca. Dengan minimnya minat baca orang Indonesia maka sulit untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan negara. Enggan membaca akan menyebabkan kita tertiggal dari informasi dan juga sulit untuk membuat suatu inovasi.

Meski kini buku-buku tidak hanya berbetuk fisik namun ada juga yang berbentuk elektronik berupa pdf atau e-book yang sangat mudah diakses, tetap saja gadjet dalam genggaman tangan jarang membuka buku elektronik melainkan berselancar di media sosial.

Tentunya untuk memperbaiki dan meningkatkan literasi di Indonesia mesti dilakukan dengan kerja sama semua pihak, tidak bisa serta merta dilakukan secara tidak terstruktur. 

Jika pemerintah memiliki sebuah program terkait literasi, maka masyarakar harus mengikuti. Sebaliknya jika masyarakat ingin suatu fasilitas untuk membaca, maka pemerintah mesti memenuhi.

Membaca buku fiksi bisa menjadi langkah awal dalam belajar membaca buku (Sumber:dokumentasi pribadi)
Membaca buku fiksi bisa menjadi langkah awal dalam belajar membaca buku (Sumber:dokumentasi pribadi)

Ada beberapa tips sebagai langkah awal untuk meningkatkan minat baca, diantaranya:

  • Membangun motivasi minat membaca

Dengan landasan keinginan untuk menjadi lebih baik dengan membaca, maka akan membawa kita pada kebiasaan membaca. Membaca buku akan menjadi suatu kebutuhan bagi kita.

  • Mulai membaca buku dengan genre yang kita sukai.

Buku itu banyak ragamnya mulai dari fiksi, praktis, hingga buku-buku ilmiah. Tentu bobot tiap bacaannya beragam. Maka dari itu mulailah dari buku-buku yang kita sukai. Misal kita suka buku novel, sastra, ekonomi, Pendidikan, filsafat, dan lain sebagainya.

  • Menyisihkan waktu yang tepat untuk membaca

Ragam kebiasaan orang dalam waktu membaca itu macam-macam. Ada yang suka di tempat sepi, di perpustakaan, di angkutan umum dan lain-lain. Oleh karena itu untuk memindahan informasi dari buku ke otak mesti menyisihkan waktu yang tepat dalam membaca. Hal ini bisa disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang kita hadapi.

  • Menumbuhkan rasa ingin tahu.

Seringkali rasa penasaran kita pada suatu hal akan terus mendorong kita untuk menyelidiki dan mengetahui hal itu, termasuk pada sebuah buku. Jika kita penasaran terhadap suatu buku, maka jangan malu bertanya kepada orang lain dan menanyakan isi buku tersebut.

  • Meminta seseorang untuk merekomendasikan buku.

Jika kita bingung mau membaca buku apa, maka salah satu solusinya adalah bertanya dan minta rekomendasi orang lain. Rekomendasinya bisa dari dosen, guru, orang tua, saudara, kaka kelas, teman, atau pun siapa saja.

  • Membaca seperlunya saja

Dalam tahapan belajar membaca buku, maka tidak usah terlalu banyak bacaan. Baca saja seperlunya dan smampunya. Percuma jika kita menamatkan sebuah buku, namun tidak memahami isi bacaannya. Atau menamatkan buku dalam 1 hari dan besoknya tidak membaca lagi. Maka kunci dalam belajar membaca adalah ketekunan dan keistiqomahan.


Sumber:

http://content/detail/10862/teknologi-masyarakat-indonesia-malas-baca-tapi-cerewet-di-medsos/0/sorotan_media        

https://gpmb.perpusnas.go.id/index.php?module=artikel_kepustakaan&id=42

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun