Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengenang Ramadhan di Kairo

9 Juli 2013   13:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:48 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1373350055572016154

[caption id="attachment_273720" align="aligncenter" width="614" caption="Al Azhar Park, tempat menghabiskan waktu menunggu buka warga Mesir. Fot by Muassis"][/caption] Terbersit dalam hati, jika saja Ramadhan ini, semua pihak di Mesir menahan diri. Demi masa depan Mesir. Ya pihak Ikhwanul ataupun militer, sejenak undur diri. Meresapi puasa dan kontemplasi, yang terbaik bagi negeri Mesir. Tetapi tampaknya harapan itu tinggal harapan. Malah bentrokan semakin menjadi. Masing-masing pihak, yang kontra maupun pro-Mursi, menyalakan api kemarahan di matanya. Tidak akan mundur, sebelum keinginannya terpenuhi. Malah sekarang perang informasi. Pihak ikhwanul menyatakan mereka dibantai. Pihak militer menyatakan itu hoax, krn bukan kejadian di mesir. Malah pihak militer menyatakan ada serangan teroris ke markas mereka. Siapa itu? Hanya 'karangan' militer atau benaran terjadi? Sebenarnya, harapanku lagi adalah, bisakah Ikhwanul menahan diri? Mereka bisa konsolidasi, rekonsiliasi dan menyiapkan diri untuk pemilu berikutnya? Demi rakyat Mesir, masa depan Mesir. Dan masa depan organisasi mereka sendiri. Blunder dan perlawanan yang parah akan semakin membuat mereka ditindas oleh militer Mesir. Sekalian dibungkam habis. Ramadhan bulan yang indah. Penuh berkah. Jangan jadi penuh darah. Jadi ingat keindahan itu juga yang kualami ketika di Mesir. Puasa disana dengan berbagi pernak perniknya. Pertama puasa disana 2 tahun lalu, yang paling berasa adalah lamanya waktu puasa. Maklum, musim panas. Puasa hingga 16 jam. Lumayan juga deh. Terus, aku sempet ngira kalau bukanya pake mukul beduk. Jadi nunggu beduk kok gak ada, hehee. Ternyata budaya beduk itu cuma ada di Indonesia yak.... Aku juga inget, ketika hendak berbuka ke apartemen teman. Kami salah arah, dan jalan masuk ke arah kompleks militer. Eh, pas azan, seorang militer buru-buru mendekati kami dan menawarkan kurma serta air untuk berbuka. Syukur deh, soalnya ketika itu aku dah hampir mo pingsan, saking jauhnya jalan....#lebay mode on Dan pas tak liat-liat kompleks itu, ya ampun, mobil-mobil yang diparkir mobil tua-tua banget. Beda denagn disini. Biasanya bermobil mewah. Tetapi bukan berarti aku simpati ma militer mesir loh. Cuma terkesan juga oleh keramahan mereka sama orang asing ketika itu. Terus, yang berkesan juga, kami selalu menunggu berbuka di taman al azhar park. Taman yang indah banget. Disini, warga kairo tumplek blek, menikmati mentari tenggelam sambil menunggu buka. Setelah berbuka, akan banyak terlihat orang-orang saling berjamaah sholat maghrib, dengan hamparan rumput nan hijau. Aku juga berkali-kali diundang buka oleh orang arab mesir asli. Kalau buka disini, ampiun dah. Makanan seabrek-abrek. Dan harus dihabisin, hehe. Padahal kami biasa makan porsi kecil, sementara mereka makan 3 kali porsi kami. Tetapi demi menghormati, kami tetap makan sampe perut tak bisa menanggung lagi. Begitu juga inget kalau tarawihan disini. Ketika itu, di rakaat terakhir sebelum sujud, imam mesti membacakan doa yang lamaa sekali. Sambil menangis. Doa yang terpanjat, terutama untuk keselamatan negeri mesir. Yang sedang meniti jalannya revolusi. Doa yang lama, hingga jamaahpun menitikkan air mata. Ramadhan, akankah semua bisa menahan diri? Kali ini....Entahlah..... Selamat datang Ramadhan. Pro-kontra Mursi sepakat dimulainya Ramadhan besok, Rabu 10 Juli '13. Ramadhan kareem. Yang mulia, indah dan berkah. Semoga keberkahan juga menghampiri manusia-manusia yang sedang marah dan emosi di lapangan tahrir sana. Di jalanan kairo. Di balik tembok-tembok militer. Menetesi hati dengan kesabaran dan kebaikan. Bisakah? Wallahu alam bishowab.... Ya sudah, Salam Kompasiana.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun