Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ikhwanul Menang di Mesir? Mengenang Al Banna

4 Desember 2011   23:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:50 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partainya kelompok Ikhwanul Muslimim (Muslim Brotherhood), menang di Mesir. Hasil penghitungan sementara menunjukkan bahwa partai kelompok ini mengantongi 47% suara, diikuti oleh partai Al Nour (kelompok Salafi), sekitar 24% dan koalisi rakyat mesir sekitar 13% (sumber: Al Jazeera).

Kemenangan ini memang tidak mengejutkan. Banyak pihak sudah memprediksi bahwa IM akan memenangkan pemilu Mesir. Bukan hanya sekedar bahwa mereka memang terorganisasi dengan baik, tetapi karena kiprah organisasi ini bagi pemberdayaan ekonomi dan kesejahteraan sosial untuk rakyat Mesir.

Mengenang Hassan Al Banna

Kelompok IM juga tidak terlepas dari sosok seorang Al Banna. Memang, Hasan Al Banna adalah pendiri organisasi ini. Dan mumpung lagi hangat, aku jadi pengen sekedar sedikit nulis tentang beliau.  Sebenarnya aku gak pernah baca khusus tentang Hassan Al Banna  sih. Cuma sedikit kenangan yang terekam kuat ketika baca buku Karen Armstrong yang berjudul 'Berperang demi Agama' (fundamentalisme dalam Islam, Kristen dan Yahudi).

Hassan Al Banna, merupakan kakek dari Tariq Ramadan (pemikir Islam di Perancis) dan saudara Gamal Al Banna, pemikir Islam progresif dari Mesir (salah satu karyanya: Perempuan dibebaskan oleh AlQuran, tetapi dibelenggu oleh Syariah)

Kisah hidup Hassan Al Banna dimulai dari Mesir diawal abad 20. Ketika Mesir berada dalam kekacauan politik, sosial dan ekonomi. Lahir pada tahun 1906, Hassan Al Banna, seorang yang memang terdidik dalam  agama yang kuat. Hafal Alquran sejak usia 14 tahun, dan beliau adalah seorang sufi pengikut tarikat Syaziliah.

Beliau mendirikan IM pada tahun 1928, pada saat usianya 22 tahun. IM memfokuskan pada pendidikan islam dan kegiatan sosial, karena selain ketika itu beliau melihat bahwa muslim mesir sudah jarang mempraktekkan agama lagi, kondisi sosial ekonomi rakyat juga begitu terpuruk. Apalagi ketika itu dunia juga sedang hiruk pikuk dengan ideologi lain yang lebih seksi (kapitalis, sosialis, komunis).

Pengikut IM dengan cepat meningkat pesat. Hal inilah yang dikhawatirkan oleh pemerintah Mesir. Karena dikira akan menggoyangkan pemerintah Mesir, Hassan Al Banna ditembak mati pada tahun 1949, di saat usianya 43 tahun. Usia yang cukup muda meninggalkan dunia fana ini, tetapi apa yang ditinggalkannya adalah sebuah organisasi yang paling berpengaruh bagi gerakan islam di seluruh dunia.

IM sendiri mengalami hubungan yang pasang surut dengan pemerintah Mesir. Aku inget, pernah baca buku kisah seorang perempuan pemimpin Ikhwan yang dipenjara di Mesir hanya karena menulis kritikan kepada pemerintah Mesir di dalam majalah internal mereka.

Sedemikian parahnya ia disiksa didalam penjara (kelaparan, kedinginan, didera), hingga mengalami halusinasi (atau beneran?) seolah malaikat datang membawa buah segar dan kenyamanan di dalam penjaranya tersebut. Selain dia, ada ribuan lagi anggota IM yang disiksa di dalam penjara di Mesir.

Dan karena siksaan yang sedemikian rupa juga yang membuat akhirnya IM terpecah, sebagian menjadi radikal. Terutama pengikut Sayyid Qutb, salah satu pemimpin IM yang disiksa hingga dihukum mati di Mesir, tanpa kesalahan apapun, kecuali hanya tulisan yang mengkritik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun