Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Efektifkah Langkah Kubu Prabowo Memboikot Metro TV?

13 November 2018   11:00 Diperbarui: 13 November 2018   12:38 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekarang memang lagi masa kampanye, dan tentu saja sulit mencari media yang benar benar independent. 

Beberapa media jelas pemiliknya terlibat politik praktis. Seperti Metro TV dengan Surya Palohnya, MNC group dengan Hary Tanoe, TV One, Anteve dengan Aburizal Bakrie. 

Yang tidak terlibat politik praktis misalnya Kompas, group Trans (Chairul Tanjung), Net TV, RTV, Berita Satu. Sementara TVRI ya milik pemerintah.

Kemudian yang aktif sebagai TV Berita, adalah TV One, Kompas TV, Metro TV dan I News. Trans enggak gitu aktif sih, walau Mata Najwa sudah disini. 

Memang, kalau dilihat acara dialog yang terkait politik, kedua kubu selalu hadir. Tetapi framing tetap ada, misalnya dari host yang selalu memotong argument, atau dari pengamat yang gitu omong satu kalmat aja kita dah tahu dia berpihak ke mana, hehee. Ini pengamat apa jubir? 

Walaupun terlihat jadi sangat tidak neutral, apakah perlu sampai diboikot? Menurut saya sih gak perlu. Termasuk juga langkah yang dilakukan oleh Pemenangan Prabowo Sandi sampai memboikot Metro TV. Itu langkah yang keliru.

Kenapa? Karena pertama media TV itu jangkauannya luas. Dari Sabang hingga Merauke. Lah kalau diboikot yang disajikan hanya satu arah terus donk. Dan ini.yang diterima masyarakat yang nonton.

Kedua media TV  itu kesempatan untuk menunjukkan ide atau konsep yang dimiliki kedua kubu. Sependek apapun waktu yang diberi.

Ketiga, framing itu resiko jadi kalau diundang untuk talkshow, siapkan aja jubir yang benar benar cool dan smart. Seperti Dr. Gamal Albinsaid, itu cerdas, dan mampu menyajikan data secara baik ketika debat. 

Begitu juga penguasaan hukum, penguasaan ril lapangan. Ada juga yang pinter banget soal ekonomi, masih muda, Leong apa gitu namanya. Beberapa orang (lupa namanya) juga sangat bagus penguasaan hukumnya, gak terpengaruh digiring sana sini.

Yang penting juga mampu menahan emosi ketika debate, tidak ngawur. Bisa tetap fokus ke substansi, menghindari "noise".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun