Mohon tunggu...
Ilyani Sudardjat
Ilyani Sudardjat Mohon Tunggu... Relawan - Biasa saja

"You were born with wings, why prefer to crawl through life?"......- Rumi -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Hebat, Bandara Ngurah Rai & Juanda Masuk 10 Besar Terbaik Dunia

4 Mei 2015   17:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:23 1122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_414889" align="aligncenter" width="400" caption="Bandara Ngurah Rai, Denpasar Bali. Sumber: www.bali-airport.com"][/caption]

Ini pretasi pelayanan publik di Indonesia yang mulai mendunia. Pelayanan bandara Ngurah Rai di Denpasar Bali masuk dalam rangking 7, sedangkan bandara Juanda no.10 pelayanan bandara terbaik dunia yang dilakukan oleh Airport Council International (ACI), sebuah lembaga riset bandara terkemuka yang berbasis di Montreal, Kanada.  Penilaian dilakukan dalam kurun waktu Oktober - Desember 2014.

ACI melakukan Airport  Service Quality (ASQ), yang merupakan satu-satunya program benchmarking global yang mengukur tingkat kepuasan penumpang,  fasilitas pelayanan penumpang, serta fasilitas penunjang lainnya bandara-bandara di dunia, termasuk keramahan petugas dan kesigapan petugas dalam melayani penumpang/pengunjung bandara.

[caption id="attachment_414896" align="aligncenter" width="667" caption="Dari 4 Bandara ini, 2 Terbaik DUnia. Sumber: Angkasa Pura I"]

14307371591275259882
14307371591275259882
[/caption]

Kedua bandara ini dinilai dalam kategori yang sama, yaitu kategori bandara dengan kapasitas 15-25 juta penumpang/tahun.  Jadi termasuk bandara tersibuk di dunia. Dan kebetulan kedua bandara ini dikelola dibawah satu manajemen, yaitu Angkasa Pura I (Persero).

Tidak menyangka juga bandara Ngurah Rai bisa meraih no.7 terbaik. Karena ketika beberapa waktu lalu menjejaki bandara ini, sempat ngedumel, sayang, bandara baru kok begini. Saya melihat orang-orang pada duduk di selasar, saking padatnya bandara, kemudian juga jarak antara tenan-tenan yang jualan dengan ruang tunggu duduknya rapet banget. Jadi tidak terlihat lega. Belum lagi ketika melihat langit-langit yang rendah, kesannya jadi sumpek. Eh ternyata yang saya jelajahi itu adalah bandara sementara, karena yang baru belum selesai.

Sebenarnya menurut saya, ada yang kurang nih dari kedua bandara tersebut. Yaitu masalah transportasi publiknya. Belum ada transportasi publik yang terintegrasi dan memadai dari bandaranya menuju kota. Tetapi tampaknya itu tidak menjadi indikator penilaian oleh ACI tersebut. Seperti Juanda, transportasi publiknya baru Damri, itupun hanya melayani satu jalur. Tetapi kedepan memang akan dibangun kereta api monorel atau komuter dari bandara Juanda ke Surabaya dan kota-kota lainnya. Sedangkan Ngurah Rai baru mengoperasikan Sabagita sebagai jalur transportasi publiknya, tetapi  belum permanen, masih uji coba.

Sayang Soekarno-Hatta belum masuk ya. Soetta dikelola oleh Angkasa Pura (AP II). Karena di Soetta bandaranya bukan sibuk lagi, hehee, tetapi sudah seperti terminal bis, padatnya gak ketulungan. Banyak yang ngemper di lantai, termasuk di keberangkatan internasional dan kedatangan internasionalnya. Kadang suka kasian liatnya. Kenapa sih bandara tidak menyediakan kursi atau bangku panjang sebanyak mungkin? Emang berapa biayanya? Toh kita bayar airport taxnya bukan murah disini.

Bandara Soetta desain arsiteknya juga terkesan bingung, mau bernuansa modern ataukah etnik. Karena bangunan lama seperti tidak matching dengan terminal 3 yang sudah jadi.

AP II juga mengelola Bandara Kuala Namu di Sumatera Utara (Sumut) yang baru jadi dan dari segi arsitekturnya tidak kalah dengan bandara internasional di Singapura atau di Kuala Lumpur. Hanya sayang, pelayanannya masih kurang. Ketika saya ke Medan, masih mengalami kesulitan mengambil trolly, rebutan dan mencari-cari sendiri kemana-mana. Kemudian belum apa-apa toiletnya sudah rusak dan kotor. Itu baru sebulan diresmikan ketika saya datang itu. Wajar kalau Kuala Namu  tidak termasuk baik pelayanannya oleh ACI ini. AP II kudu banyak berbenah nih, jangan kalah oleh AP I yang prestasinya sudah mendunia.

Semoga pelayanan publik di Indonesia semakin baik lagi dari waktu ke waktu.

Ya sudah, gitu aja. Salam Kompasiana!

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun