"Ibu kapan masuk sekolah lagi?"
"Ibu ah, apaan sekolah daring gini. Gak ada satupun ilmu yang masuk tau bu."
"Ibu ah, udahlah aku mah mau keluar aja dari sekolah kalo daring kayak gini terus mah."
Itulah beberapa pertanyaan yang sering disampaikan oleh siswa-siswi saya lewat pesan singkat. Betapa harus sabar dan memberikan penjelasan yang sangat detail supaya mereka mengerti.Â
Bahwa ini semua sudah ada yang mengatur. Bahwa ini semua untuk kebaikan diri mereka sendiri dan orang di sekitar. Beberapa siswa siswi saya ada yang langsung memahami saat diberikan penjelasan dengan sangat hati-hati.Â
Namun masih saja ada sebagian yang ngeyel bahkan mengajak debat tentang Covid-19 yang memang menjadi penyebab mereka tidak dapat bersekolah. Dengan proses debat yang panas dan hasil yang saya harap memberikan pemahaman bagi siswa tersebut.
Beginilah menjadi guru BK (Bimbingan dan Konseling). Menjadi tempat berkeluh kesah para siswa di tengah proses belajar secara daring. Disaat sekolah daring seperti ini pemberian layanan kepada siswa pun otomatis dilakukan secara daring.Â
Dari mulai saling berkirim pesan singkat, pesan suara, teleponan, video call atau bahkan jika permasalahan sudah begitu berat saya akan memanggil siswa tersebut untuk datang ke sekolah dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan. Tujuannya untuk mengajak siswa berbicara secara langsung. Supaya permasalahan yang dihadapinya segera teratasi.
Tugas Guru BK saat pembelajaran daring seperti ini tidak hanya menjadi tempat berkeluh kesah bagi para siswa saja. Setiap harinya saya menjadwalkan absen datang dan pulang bagi siswa di aplikasi Google Classroom. Dan memberikan materi layanan setiap dua minggu sekali kepada para di
Tak hanya siswa yang datang ke sekolah. Jika ada siswa yang sulit sekali dihubungi. Terpaksa harus datang ke rumah siswa. Dengan melawan virus-virus Corona yang bahkan kita tidak tahu adanya di mana. Dengan terus mengikuti protokol kesehatan agar tetap menjaga diri dan menjaga orang-orang yang ada di sekitar.
Banyak sekali perasaan dilema menghadapi proses pembelajaran secara daring seperti sekarang ini. Saya sebagai guru BK memiliki tanggungan agar tetap dapat memberikan layanan bimbingan dan konseling terbaik bagi para siswa-siswi saya. Yang tentunya menempuh banyak keterbatasan. Belum lagi terkendala siswa yang tak memiliki perangkat ponsel pintar dan perangkat lainnya.