"Tapi papa yakin kamu akan mendapatkan cinta dan sayang yang layak bahkan lebih dari apa yang papq berikan dari seorang cowok yang baik hatinya, bertanggung jawab dan tentunya menyayangi dan cinta padamu dengan tulus Yan."
"Gimana udah ada?" lanjut papa bertanya.
"Udah ada apanya?"
"Cowok yang kayak papa barusan bilang."
"Gak mungkin adalah pa, cowok yang bisa gantiin papa di hidup aku. Yana cuma butuh papa dan Yana cukup dicintai dan disayangi oleh satu pria hebat yaitu papa."
Papa tidak menimpali perkataan Yana barusan. Dan malah memandang Yana dengan tulus dan senyuman bahagianya. Yana pun demikian. Hingga mobil tiba di depan kampus Yana. Papa menberhentikan mobil tepat di depan gerbang. Mengikuti Yana turun dulu dari mobil dan Yana mencium tangan papanya.
"Hallo Yan." tiba-tiba suara cowok yang sungguh dikenal Yana datang. Iya itu suara cowok bernama Baim. Dan dia sekarang berdiri di depan Yana dan papanya.
"Hay." jawab Yana singkat. Dia merasa kagok karena ada papa di sampingnya.
"Temennya Yana?" tiba-tiba papa bertanya.
"Iya." ucap Baim sedikit bingung memandang ke arah Yana. Sepertinya dia belum tahu itu papa nya Yana.
"Ohya kenalin Im, ini papa aku. Pa ini Baim temen kampus ku." Yana menjelaskan secara singkat seakan mengerti situasi Baim yang bingung.