Mohon tunggu...
Ilya Ainur
Ilya Ainur Mohon Tunggu... Guru - Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

Trip

Yogyakarta

6 Agustus 2019   14:06 Diperbarui: 6 Agustus 2019   17:32 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seyogyanya tak mampu aku buat kata tentang kota istimewa yang benar-benar teristimewa bagi diriku. Betapa bahagianya dipercayakan Tuhan menjadi salah satu orang terpilih untuk menjalani kehidupan membanggakan di kota Yogyakarta. 

Kali ini biarkan aku rangkai kata meski sederhana dan buat kalian tak suka. Jangan hentikan kekaguman dan kebahagiaanku yang tengah merindu kembali pada kota ini.

banyak jejak yang telah tertinggal di sana. Enggan aku bawa pulang semua jejak. Biarkan seluruh jejak berdiam di sana. Hingga Yogya akan mengingatku sebagai seorang yang pernah dengan seluruh perasaannya mengukir kisah di sana. Dengan banyak orang aku ukir satu dua hingga banyak cerita. Cerita-cerita yang dapat aku bagikan ke siapapun jika ada yang bertanya. Menceritakannya kepada orang terkasih hingga akhir hidupku nanti.

Senang rasanya gembira seperti anak kecil saat di mana aku menapaki jalanan kota ini dengan seseorang yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Hingga melibatkan perasaan luar biasa. Aku dengannya menyusuri setiap jengkal jalannya. Menggunakan kuda besi gagah berwarna hijau terang. Mendatangi satu tempat hingga menjadi banyak. Sampai aku dengan dia sangat menikmati suguhan indahnya kota Yogya.

Yogya tak pernah ingkar dengan janjinya. Disaat aku rindu dan disaat aku kembali. Perjumpaan itu selalu manis rasanya. Meski ada kisah pahit aku abaikan dan tak pernah ku libatkan bersama perasaan. Hanya aku anggap sebagai angin lalu. 

Rugi saja jika jauh-jauh pergi ke sini hanya akan bersedih meratapi duka lara. Bodohlah orang-orang yang patah hati dan meratapinya. Coba buka mata, tak perlu ada tangisan di atas segala lekuk indahnya kota ini.

Bahagia saja bahagia lagi dan bahagia seterusnya bila berada di kota ini. Bukan berarti aku tak bangga dengan kota kelahiranku. Aku tetap bangga dan dengan lantang akan berkata bahwa aku asli orang Tasikmalaya. Tetapi kenyamanan itu ada, aku jatuh cinta pada kota Yogya. Dan aku selalu sayang dengan Tasikmalaya yang akan selalu menjadi tempatku pulang disaat dunia sedang enggan berdamai dan saling cinta denganku.

Kembali pada inti cerita. Jadi dengan dia aku membuat satu kisah. Mungkin jika aku kisahkan akan menjadi sebuah kisah kasih romantis anak remaja. Sayangnya aku dan dia bukan remaja lagi. Masa remaja kami sudah lewat belum lama. 

Pada kursi kayu di depan para pedagang di sepanjang jalanan malioboro yang langitnya cerah penuh bintang. Yang jalanannya ramai oleh orang-orang penikmat waktu liburan. yang warna lampunya agak kekuningan. Aku dan dia merasa semuanya tak berarti. 

Lantas yang paling berarti adalah ada kami di sini yang tengah menghadap pada langit yang cerah. Dia yang menceritakan pesawat lewat dan aku yang ikutan melihat namun menitip doa pada langit.

Aku titipkan pada langit dan semilir angin sejuk bahwa aku ingin bahagia bersama dia. Bahwa aku ingin dia menjadi seseorang yang selalu buatku bahagia. Tak perlu ada pertanyaan kenapa jadi alasan. Ini hanya sebuah pengakuan rasa. Rasa yang padanya saja aku ragu mengungkapkan. Ralat bukan ragu tapi lebih tepatnya malu ku ungkapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun