Boleh aku bicara banyak kali ini? Bicara apa saja yang belum pernah kita bicarakan, bicara apapun yang pernah kita bicarakan untuk kita mengulanginya. Karena aku tak mau jika hanya diam saja jika denganmu. Akan terasa sia-sia waktu antara kita jika hanya saling tatap saja. Ya meski dengan saling tatap pun ku tetap bahagia hingga betah untuk menetap. Tapi ini bukan soal tatap-tatapan saja. Ini soal seni berbicara denganmu agar hubungan kita tak berisi tatapan lalu saling senyum hanya lebay seperti itu. Sudah langsung saja.
Jadi yang ingin aku bicarakan adalah tentang bahwa di dunia ini berisi jutaan umat manusia turunan nya adam dan hawa yang saling sibuk dengan perasaan mereka masing-masing. Yang saling sibuk mempertahankan argumen tentang prasangka dan perasaannya masing-masing. Yang tak ingin diganggu perasaan bahagianya dan ingin coba dibagikan ke seluruh umat di dunia lewat dunia maya. Yang hidupnya sengsara dan ingin menampilkannya di ajang pertunjukan dunia maya. Yang saat ini tengah saling usaha tuk wujudkan bahasa bahagia versi mereka. Yang saat ini tengah merangkai rasa rindu dalam barisan kata. Yang saat ini membayangkan betapa indahnya pertemuan setelah sekian lama berjauhan. Yang selalu mengumbar kata rindu di manapun jika ada kesempatan. Dan masih banyak lainnya. Maaf yang aku ceritakan malah orang lain semua, malah mereka si umat manusia. Tapi nyatanya aku dan kamupun adalah bagian dari umat manusia. Bahwa aku dan kamupun adalah turunan adam dan hawa. Bahwa aku dan kamupun adalah kata-kata dari bahasa yang dapat terbaca. Namun tak semua yang termaktub adalah tentang kita. Coba kamu pilih satu atau dua yang mana yang lebih cocok untuk kita.