Mohon tunggu...
Ilya Ainur
Ilya Ainur Mohon Tunggu... Guru - Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Demi Bapak (2)

19 Juli 2018   22:33 Diperbarui: 19 Juli 2018   22:51 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Maaf sekali sedari awal ko aku lupa memperkenalkan namaku. Dena Resida itulah nama lengkapku teman sekolah panggil aku Dena kalau keluargaku semua memanggil Denay "itu nama kesayangan dari kami" begitu kata kakek saat aku tanya kenapa nama panggilanku Denay. Memang aku sangat akrab sejak kecil sama kakek, tak hanya sama kakek. Sama nenek, bibi, paman dimana keduanya adalah adik dari mamahku karena kakek memang menyusun rumah ketiga anaknya berdekatan.

Jadi itulah kenapa aku lebih akrab ke keluarga dari mamah ketimbang bapak. Selain jarak kami dekat kebetulan rumah bapak jauh karena bapak berasa dari luar kota. Aku senang dipanggil Denay karena nama itu diberikan dan yang manggil nama itu adalah orang-orang terkasihku termasuk bapak. 

Berbicara tentang bapak jadi teringat kisah yang akan ku bagikan sekarang. Jadi setelah perceraian mereka setelah aku lulus SMP akhirnya aku memutuskan untuk mondok di pesantren tempat kedua saudaraku telah lebih dulu di sana. Tapi bapak masih terdengar agak ragu suaranya ketika aku utarakan semuanya lewat telpon. Dan akhirnya demi meyakinkan tekad ku dan meyakinkan bapak juga bahwa aku bisa dan mampu mondok bapak ngajak ketemuan di luar supaya lebih akrab katanya sambil nongkrong di sebuah caffe yang juga ada menu makan beratnya.

Waktu itu sehabis ashar bapak jemput aku di rumah dan mamahku pasti mengijinkan. Senang sekali rasanya soalnya bapak sendirian pake moge kesayangannya udah kayak mau kencan aja gitu. Perlu diingat wajah bapakku itu masih terlihat sangat muda dan ganteng maklum baru punya dua anak usia ku yg baru 15 tahun dan adek ku yang masih 11 tahun. Moge adalah kesukaannya sampai dia punya club motor sendiri. Penampilannya yang memang seperti anak muda gitu. Pokoknya dia bapak paling keren versiku. 

Sampailah kita di caffe yang sudah aya tentukan dan aku menyetujui nya karena caffenya bagus dan lagi hits juga. Asli berasa lagi kencan aja gitu mengingat penampilan bapakku seperti yang ku jelaskan tadi. Karena aku sudah makan jadi aku hanya pesan salad es krim sama chiken wings tanpa nasi. Sedangkan bapak pedan chiken wings plus nasi dan minumannya kita samaan soalnya selera kita sama yaitu thai tea yang original.

Obrolan pun mengalir begitu saja tanpa terasa sudah mau tiga jam kita di tempat itu. Makanan dan minuman kita berduapun sudah habia. Jadi pada intinya bapak sangat mendukung dan "akan selalu jadi pendukung setia untuk Denay" begitu katanya. Dan seperti biasa ngasih doa seperti orangtua lain supaya anaknya betah di pondok nantinya. 

Tibalah hari keberangkatanku ke pondok. Ada satu kesedihan saat itu yaitu bapak tidak bisa mengantarkanku ke pondok aku hanya ditemani oleh mamah, adeku, kakek, nenek, paman dan bibiku. Awalnya sedih sekali padahal ingin ada yang aku banggakan padanya bahwa aku akan hidup tiga tahun ke depan di pondok pesantren yang sudah ku pilih dan pastinya terbaik.

Tapi ada satu pesan masuk dari bapak bahwa dari jauh pun dia akan selalu mendoakan dan mendukung ku apapun yang terjadi. Demi bapak aku tetap tegar ya aku yakin dengan ketidakhadiran bapak aku harus tetap senyum demi orang-orang tersayang yang sudah mengantarku dan aku yakin bapak punya alasan lain mengingat kondisi keluargaku juga. Mamah dan keluarga akhirnya pulang meninggalkan ku di pondok ini sendiri. Bismillah niat ku baik datang ke pondok ini maka permudahlah jalanku Ya Allah. 

Satu hari ku lewati hingga sampai satu minggu ku lewati tak ada kendala berarti selama aku di pondok ini. Semuanya ku nikmati karena ini pilihanku karena ini jalan hidupku itu yang selalu aku ingat banyak orang yang harus aku banggakan dan bahagiakan dengan adanya aku di sini. Tapi entah apa yang terjadi hari yang yang tak pernah aku harapkan datang dimana terjadi kejadian yang akupun tak pernah sekalipun membayangkan nya. Tiba-tiba waktu itu hari kamis tepat dua minggu aku di pondok.

Waktu itu aku sedang belajar di kelas dan tiba-tiba ada temanku dari bawah memanggil ku katanya aku dipanggil sama guru BK ku. Sontak kaget ada apa ya? Apa aku buat salah? Ah tidak kan gak setiap orang yang ke BK itu bermasalah itu pikirku saat itu. Akhirnya aku ketemu guru BK ju. Dia tanya apakah aku betah di pondok atau tidak. Ya aku jawab "aku betah ko bu". Terus ibu guruku tanya lagi kamu punya masalah gak selama mondok di sini?. Dengan mantap aku jawab "gak ada ko hu semuanya baik-baik saja. Akhirnya ibu guru BK ku masuk ke intinya. 

" nak, di kantor BK sekarang ada keluarga mu kakek, mamah, paman dan bibimu. Katanya mereka mau ajak kamu pindah dari sini. Dan katanya ini semua demi bapakmu"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun