Mohon tunggu...
Ilya Ainur
Ilya Ainur Mohon Tunggu... Guru - Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Perdamaian yang Romantis

23 Mei 2018   12:13 Diperbarui: 23 Mei 2018   12:30 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
visitlawrencecounty.com



Hallo kerabat Assalamualaikum, bagaimana puasanya masih pada lancarkan? Kalo saya sendiri alhamdulillah masih lancar (padahal gak ada yang tanya hehe :D). Kali ini aku akan bagikan ke kalian kisah tentang saya sendiri berdasarkan kisah nyata yang saya alami sendiri ya. Banyak yang menggembar gemborkan tentang perdamaian pada saat ini . 

Karena seperti yang kita ketahui bahwa sebelum bulan ramadhan taun ini ada beberapa bom yang diledakkan oleh teroris yang diduga pasukan ISIS di beberapa daerah di tanah air dan yang paling banyak terjadi di Surabaya di mana terjadi 3 pengeboman. Tapi tenang karena perbincangan ini gak akan kita bahas toh udah lewat juga semoga tak terjadi lagi dan aman semua amiin. 

Yang akan aku bawa dari kasus sebelumnya itu adalah satu kata perdamaian. Perdamaian memang indah, banyak orang mengidamkan perdamaian. Dan satu perdamaian yang aku syukuri dan aku idamkan. 

Yaitu kedamaian atau perdamaian yang terjadi di rumah ku sendiri diantara keluarga saya. Diantaranya bapak, mamah, kakak, ade ku dan satu ponakan ku. Walaupun sebenarnya pada hakekatnya saya juga sangat mendambakan perdamaian yang lebih besar ya salah satunya perdamaian di negara ini. Namun perdamaian di keluarga ku salah satu yang penting bagiku saat ini. 

 Jadi, gini ya awal ceritanya sebelum bulan Ramadhan tiba hubungan saya dan kakak saya agak kurang baik. Jarak nya agak jauh aja gitu antara saya sama kakak saya. Saya tidak menyapa kakak saya, kakak sayapun begitu. Awalnya biasa ada satu perilaku kakak saya yang kurang berkenan dihati saya dan ini menajdi salah satu lagi cermin tidak adanya perdamaian kakak saya dengan mamah saya. 

Kalau masalah kakak saya yang tidak berdamai dengan mamah saya tidak akan saya ceritakan di sini. Pokoknya ya sama saja dengan saya mamah saya dan kakak juga sama tidak pernah saling sapa, tidak pernah saya lihat mereka saling mengobrol layaknya anak dan ibu. Jadi, saya sempet posting ketidak sukaan saya terhadap kakak saya yang menurut saya tidak sopan sama mamah saya sampai mamah merasa tidak dihargai oleh anaknya sendiri. Miris rasanya ketika mendengar hal itu. Namun saya sebagai adik dan anak dari mamah saya tidak berani berbuat apa-apa. 

Malahan saya dan adik saya buat status yang menyindri kakak saya dan itu bukan sama sekali solusi untuk menyelesaikan masalah antara kakak dan mamah saya. Jangan ditiru ya teman-teman. 

Singkat cerita hampir satu minggu lebihan saya sama sekali tidak menyapa kakak saya, kakak saya pun demikian. Jangan ngobrol papasan aja di rumah tuh gak saling senyum, nyapa yah layaknya kakak beradik. Pasti kalian juga tau. Gak terasa waktu itu di awal bulan puasa saya dengar dari kamar mamah saya mencoba mengajak ngobrol kakak saya. 

Waktu itu inti dari pembicaraannya adalah mamah saya nitip belanjaan untuk keperluan bulan puasa ke teteh saya (kakak). Dan dari sana saya senang sekali baru pertama saya dengar lagi mereka saling bicara ya semenjak dulu itu. Nah diawal tarawih, kebetulan mesjid waktu itu penuh akhirnya saya, kakak saya dan adik saya shalat di luar. Dan percakapan itu, sapaan itu dimulai dari sini. Saya dan kakak saya sudah layaknya kakak beradik pada umumnya saling ngobrol membicarakan segala hal.

Dan pada sahur pertama tampaklah suasana hangat di dalam keluarga ini. Mamah dan kakak saya yang saling bicara terkait menu makanan untuk ponakan ku (yap, ponakan ku adalah anak dari kakak ku). Kemudian aku juga makan bareng dengannya. Itu sahur pertama dan sama sampai saat ini di sahur-sahur selanjutnya sampai nanti amiin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun