Mohon tunggu...
Ilya Ainur
Ilya Ainur Mohon Tunggu... Guru - Penyusun Aksara | SCHOOL COUNSELOR

saya ingin menulis lagi dan terus menulis sampai akhir

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Esok, "Abang, Andai Kau di Sini"

23 April 2018   15:05 Diperbarui: 23 April 2018   15:42 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Tidak terasa sudah hampir satu bulan, aku hidup dalam sebuah fase yang sangat sesak. Tak ada lagi senyum yang terpancar dari wajah ku ini. Terakhir aku ceritakan bagaimana aku meyerah pada seluruh keadaan yang menggantungkan ku. Uwa yang merupakan kaka dari mama ku yang kebetulan rumahnya dekat dengan ku datang ke rumah. Memastikan keadaan ku. Beliau yang sangat sahaja tau semua kejadian yang menimpa keluraga kami dari kaka ku yang jauh di sebrang sana bang Faiz ku panggil dia. 

Bang Faiz sangat peduli pada ku namun tidak banyak yang bisa dia lakukan karena jarak dan keadaan yang memang tak mendukung. Bekerja di sebuah perusahaan besar dengan gaji besar tak membuat dirinya gampang mendapat izin hanya untuk mengurus aku di sini. Uwa banyak cerita kepada ku bahwa dia tidak tau sema sekali akan masalah keluarga kami, kalau abang ku Faiz tak memberikan kabar mungkin uwa tidak akan tau begitu ceritanya diawal pertemuan kami.

Maish ingat, waktu itu uwa datang besoknya setelah aku memutuskan untuk tidak merespon satu pun pesan, panggilan yang masuk ke handphone. Karena saat itu aku hanya memutuskan untuk tidur. Ternyata abang sangat khawatir dan menyuruh uwa datang untuk menengok ku. Jadi mama dan bapak ku hanya omong doang saling menawarkan aku akan tinggal dengan siapa toh ternyata mereka memutuskan untuk pergi dan sama sekali tidak memastikan kembali bagaimana saat ini keadaan ku. Walau begitu aku masih bersyukur bahwa Allah menitipkan kasih sayang nya melalui abang dan uwa ku. Uwa datang dengan membawa rantang makanan dan jus kesukaan ku, tidak banyak yang diobrolkan bersama uwa waktu itu hanya saja uwa lansgung menyuruh ku bangun, mandi dan setelah mandi menyuruh ku makan apa yang ada di rantang nya. Ternyata ada nasi hangat, sayur sop, orek tempe dan sambal. Walau begitu aku senang karena ternyata sudah sekitar tiga  peurt ku tidak aku isi. 

"Lahap sekali za kau makan, alhamdulillah uwa senang yang banyak ayok makannya biar abang kamu senang ketika uwa laporan nanti".

"Iya wa, makasih bilang abang aku baik-baik saja tak perlu hawatir kan aku wa"

"Bagaimana lah abang mu tidak hawatir, sepanjang hari hanya Fazah yang dia tanyakan. Takut Fazah kenapa-kenapa dia bilang. Malahan Faiz abang kamu itu cerita apa harus dia pulang sekarang dan melupakan kehidupannya di sana"

"Alah,, lebay lah wa abang itu toh Fazah di sini juga tak apa-apa. Uwa kalau mau pulang pulang saja. Kan uwa harus jaga warung. Aku bisa sendiri ko, makasih wa makanannya"

"Iya uwa ke warung, kamu kalau ada apa-apa kabarin uwa aja. Jangan sungkan lah. Yah.. jangan menyiksa diri. Asrama kamu bagaimana? Sekolah mu bagaimana"

"hehe iya wa tenang. Sekolah sama asrama biar nanti aku yang urus wa"

"Jangan gitu zah, kamu kan masih kecil gak bisa kamu urus ini semua sendiri pokoknya kalau kamu mau berangkat atau apapun itu kabari uwa dulu, uwa sekarang jadi orang tua mu pun uwa senang"

Hanya sunggingan senyum terakhri ku dihari itu yang ku berikan kepada uwa untuk menjawab apa ucapannya. Senang pastinya masih ada orang walaupun bukan orang tua ku yang masih menghawatirkan ku. Dan dia bilang dia siap jadi orang tua ku. Betapa bahagianya dan sedihnya diri ini sedangkan orang tua asli ku entah apa yang mereka lakukan dan fikirkan sehingga beraninya meninggalkan ku sendiri tanpa penjelasan yang jelas apa yang sebenarnya terjadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun