Mohon tunggu...
Ilmi Ahsanu Amalan
Ilmi Ahsanu Amalan Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus Surabaya

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menentang Pemboikotan Produk Prancis

10 November 2020   12:23 Diperbarui: 10 November 2020   13:02 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Negara-negara Islam mengutuk pernyataan Macron dan kalikatur Nabi Muhammad SAW tersebut. Negara Islam menyerukan pemboikotan barang-barang Perancis. Turki "memimpin" tuntutan itu, dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan Macron membutuhkan "pemeriksaan kesehatan mental" dan menuduhnya menjalankan agenda anti-Islam. "Anda dalam arti sebenarnya adalah fasis, Anda dalam arti sebenarnya adalah mata rantai dalam rantai Nazisme," katanya tentang Eropa, membandingkan perlakuan terhadap Muslim di Eropa dengan perlakuan Nazi terhadap orang Yahudi. "Jangan pernah membeli barang-barang berlabel Perancis," kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi setempat. Arab Saudi, turut mengecem Perancis dengan mengatakan penolakan terkait gambar "ofensif" dari nabi Islam mana pun.
            "Kerajaan Arab Saudi menolak setiap upaya untuk menghubungkan Islam dengan terorisme, dan kartun yang menyerang Nabi Muhammad SAW atau nabi lainnya," kata seorang pejabat Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan.
Pengguna media sosial di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab turut menyerukan aksi boikot terhadap raksasa supermarket Perancis, Carrefour. Pedagang di Yordania, Kuwait dan Qatar telah memindahkan barang-barang Perancis dari rak-rak toko, sementara Universitas Qatar telah membatalkan pekan budaya Perancis. Ada juga protes yang diadakan di Irak, Suriah, Libya, Jalur Gaza, dan Bangladesh. Aksi protes ini diikuti puluhan ribu demonstran. Mereka membakar patung Macron. Perdana Menteri Pakistan Imran Khan juga mengatakan Macron mendorong sentimen anti-Muslim dan dengan sengaja memprovokasi umat Islam. Dia juga memanggil duta besar Perancis untuk mengajukan protes.
            Sebelumnya, sejumlah kelompok perdagangan Arab mengumumkan boikot mereka terhadap produk Prancis sebagai tanggapan atas pernyataan yang menentang Islam dan republikasi karikatur yang menghina Nabi Muhammad.
            Dalam beberapa pekan terakhir, Presiden Prancis Emmanuel Macron menyerang Islam dan komunitas Muslim dengan menuduh warga Muslim bersikap separatis. Macron menggambarkan Islam sebagai agama yang mengalami krisis di seluruh dunia.
            Tindakan itu dilakukan tak lama setelah langkah provokatif Charlie Hebdo, majalah sayap kiri Prancis yang terkenal karena menerbitkan karikatur anti-Islam. Bulan lalu, majalah tersebut menerbitkan ulang karikatur yang menghina Islam dan Nabi Muhammad, memicu kemarahan umat Muslim di seluruh dunia.
            Karikatur tersebut pertama kali diterbitkan pada 2006 oleh surat kabar Denmark Jyllands Posten, yang memicu gelombang protes.

            Tetapi, kita sebagai umat muslim tidak perlu mengadakan pemboikotan. Karena, kita umat muslim harusnya lebih menunjukkan bahwa muslim itu ‘’baik’’ . Nabi kita umat muslim nabi Muhammad SAW, saja ketika dihina,dicaci dan dimaki tidak pernah balas dendam. Karena, itu supaya mencontohkan bahwa islam itu baik.

            Jadi, pemboikotan produk Prancis ini tidak perlu dilakukan. Karena, produk dari Prancis juga masih banyak yang membutuhkan ex:
1. Air Minum (semua orang di Indonesia pasti membutuhkan itu))
2. Susu SGM (dimana banyak anak bayi di Indonesia yang menggunakan susu SGM)

Dan lain sebagai macam yang memang sangat diperlukan di Indonesia. Maka dari itu, pemboikotan tidak perlu dilakukan. Karena, dari kejadian ini hanya kesalah pahaman saja, pemimpin (presiden Prancis) pun bilang bahwa karikatur ini tidak menyindir umat muslim, karena semua orang bebas berpendapat dab ber ekspresi sebagaimana sesuai dengan anutar Negara Prancis dimana masyarakatnya sangat bebas untuk melakukan apa saja. Suhu yang naik dengan cepat dan kekhawatiran Prancis atas konsekuensi kebijakannya tentang kebebasan berekspresi, Macron menambahkan satu lagi dengan men-tweet pada Minggu malam, dalam bahasa Inggris dan Arab, “Kami tidak akan menyerah, selamanya.” Namun dia juga menegaskan, "Kami menghormati semua perbedaan dalam semangat perdamaian."

Sumber : 

https://tirto.id/kronologi-munculnya-aksi-boikot-produk-perancis-di-berbagai-negara-f6xH

https://republika.co.id/berita/qiu2f4366/prancis-desak-negaranegara-arab-hentikan-seruan-boikot

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun