Mohon tunggu...
Ilma Marifatus Zuhro Asyhari
Ilma Marifatus Zuhro Asyhari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resolusi Jihad Mahasantri Milenial

16 Oktober 2022   20:44 Diperbarui: 16 Oktober 2022   20:56 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Resolusi jihad diartikan sebagai persiapan bagi rakyat untuk menolak keasyikan anggota NICA Belanda.  Aksi resolusi jihad pada 22 Oktober 1945 dimulai dengan himbauan KH Hasyim Asy`ari ke sekolah-sekolah domestik, kediaman Muslim dan santri di seluruh Indonesia.  Menyusul kemenangan Sekutu atas Jepang yang ditandai dengan penyerahan tanpa syarat Jepang pada 14 Agustus 1945, Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan secara de facto pada  17 Agustus 1945.  Hingga mendaratnya Dutch East Indies Civil Administration (NICA) di Indonesia menimbulkan kemarahan rakyat Indonesia yang tidak mau didaur ulang oleh Belanda.

Hasyim Asy`ari- Pengabdian seorang Kyai kepada negaranya oleh Rijal Muumaziq, saat itu Indonesia sedang mempertahankan kemerdekaannya dari tekanan kolonial.  KH Hasyim Asy'ari mengatakan bahwa umat Islam harus mempertahankan tanah airnya dari ancaman asing.  Kemudian, pada tanggal 21 dan 22 Oktober 1945, KH Hasyim Asy'ari berinisiatif mengadakan pertemuan konsul PBB se-Jawa dan Madura di Bubutan, Surabaya. 

Resolusi jihad diartikan sebagai persiapan bagi rakyat untuk menolak keasyikan anggota NICA Belanda. Pemerintah menerbitkan resolusi Jihad di surat kabar pada tanggal 26 Oktober 1945.  Resolusi Jihad yang mengawali Hari Santri Nasional, mendorong semangat para santri untuk mempertahankan kemerdekaan.

Belajar di universitas pilihan, berbicara dengan baik di depan umum, aktif dalam organisasi, dan memiliki kekayaan intelektual yang tinggi.  Mahasantri atau santri santri adalah santri yang belajar agama di kampus mahad atau pondok pesantren.  Banyak orang beranggapan bahwa menjadi Mahasantri itu sangat sulit dan pastinya tidak akan bisa membagi waktu untuk belajar.  

Dengan menjadi Mahasantri, kita bisa membagi waktu dan mendisiplinkan waktu kita. Tinggal di Mahad kami memiliki banyak teman dan rasa kekeluargaan dan semangat korsa yang kuat.  Namun,  semua siswa tidak menjadi Mahasantri tidak buruk, itu  semua karena kita masing-masing, akankah kita  mematuhi semua perintah dan larangan Allah?

Di era modern seperti sekarang ini, pesantren dan mahad atau asrama Islam menghadapi perubahan sistem sosial dan teknologi yang sangat pesat.  Saat merenung atau mahad tak mauubah menjadi modern dan jalani saja serta pertahankan keasliannyatradisi pedagogis tradisional, dengan berisi Al-Qur`an dan al-Hadits dan kitab-kitab klasik, tanpa adainovasi metodologi, sedangkan responden harus siapditinggalkan secara sosial.  Apalagi  melihat  arus yang derasperubahan hari ini  tidak bisa dihindari lagi, suka atau tidak suka sekarang pesantren dan mahad atau asrama harus mampu mendidik santrinya berubah itu.

Seorang santri harus dilengkapi dengan pendidikan yang tidak hanya bertujuan untuk memperkuat akidah,ibadah dan moralitas, tetapi juga kontribusi pengetahuan umum dan wawasan kebangsaan.  

Oleh karena itu, Santri adalah seorang penulis berdasarkan pengetahuannya tentang Al -- Qur'an.  Senin,kata 'santri' berasal dari kata jawa 'cantrik' yang berarti orang pergi  bersama guru kemanapun dia pergi dan tinggal memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari dia atau dari orang-orangPelajaran dari seorang guru. 

Sebagai santri milenial, mereka dirancang untuk menjadi Muslim baik untuk melestarikan dan menyebarkan ajaran Islam. Namun, seperti Milenial, mereka memiliki kepekaan yang tinggi terhadap multimedia melumpuhkan persepsi mereka tentang ruang dan waktu. menuju ideologi agama absolut dan kepekaan generasi yang terbuka. 

Santri Milenial tentu saja ditampilkan dalam pekerjaan mereka. Teknologi dan Kapitalisme akhir memfasilitasi fleksibilitas batas ruang dan waktu ditampilkan dalam karya-karya oriental. Selain itu, era modern ini benar-benar zaman gadget. Kehadiran gadget didukung oleh persepsi penggunaan yang berpotensi membahayakan. Dan contoh keniscayaan ini adalah hilangnya waktu sia-sia. 

Dari sana Anda bisa merasakan, betapa indahnya momen di dunia ini. Jadi, bagaimana dengan kehilangan pengguna utilitas di akhirat, terutama jika tidak membuang waktu, tanpa unsur ibadah. Hal inilah yang sangat perlu diperhatikan oleh kaum milenial. menyadari perubahan kondisi waktu saat ini. Dengan oleh karena itu, mereka dapat memainkan beberapa peran dalam kehidupan masyarakat dan menjadi model inovasi yang masih berbasis tradisi merenung dan berada dalam koridor ajaran Islam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun