Mohon tunggu...
Ilma Ranjani Wijaya
Ilma Ranjani Wijaya Mohon Tunggu... Ilmuwan - Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Integritas.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perundungan PPDS

28 Februari 2020   01:43 Diperbarui: 28 Februari 2020   01:59 794
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Artikel tersebut menyatakan, "satu dari lima dokter mengaku telah menyaksikan pasien dibahayakan sebagai akibat dari rekan kerja yang melanggar aturan, menunjukkan kerja sama yang buruk, atau menunjukkan rasa tidak hormat kepada orang lain". Selain itu, gangguan mental seperti depresi merupakan alasan utama pelaporan kesalahan medis. Kesalahan-kesalahan tersebut pun menyebabkan peningkatan pengeluaran, baik untuk pelatihan bagi pengganti residen yang mengundurkan diri, tindakan medis pembenaran, maupun dari litigasi untuk penyimpangan dalam keselamatan pasien. Oleh karena itu, dana untuk diinvestasi kembali dalam perawatan pasien yang berkualitas berkurang.

Menurut penulis, sudah jelas bahwa perundungan pada masa PPDS harus diatasi, sebab isu tersebut menghasilkan berbagai macam dampak negatif tanpa memiliki satupun manfaat. Oleh karena itu, penulis hendak mengusulkan beberapa solusi. Pertama, semua orang yang terlibat dalam PPDS harus dididik mengenai kriteria tindakan yang berupa penindasan dan konsekuensinya. Dapat diberikan modul pelatihan yang menekankan atribut seperti kepemimpinan, ketegasan, komunikasi, kecerdasan emosi, dan resolusi konflik. Selain itu, dapat pula diberikan pendidikan mengenai cara melaporkan kejadian pelecehan di dalam institusi tertentu, agar peserta dapat menyadari dan melaporkan isu perundungan secara mandiri dan isu tersebut dapat dihentikan secara independen.

Selain itu, sebaiknya dibuat sistem pelaporan dan komite anonim untuk meninjau keluhan yang bebas dari pembalasan. Komite tersebut harus menentukan perilaku yang dapat diterima untuk organisasi dan hukuman jika tidak diikuti. Dengan ini, diharapkan bahwa ada penanggung jawab atas terlaksanakannya lingkungan yang aman dari perundungan. Jika memungkinkan, standarisasi pengumpulan feedback pendidikan dari seluruh peserta yang tepat juga disarankan.

Budaya PPDS harus diciptakan dengan fokus pada keselamatan pasien, akademisi optimal, perawatan berbasis kolaborasi, dan kesejahteraan anggota organisasi, sedangkan penindasan tidak boleh sama sekali ditoleransi. Jika diperlukan, juga dapat diadakan program dukungan seperti mentoring dan layanan perawatan kesehatan mental rahasia. Dengan ini, diharapkan bahwa perundungan tidak lagi akan mengganggu pelaksanaan PPDS seperti yang telah sering sekali terjadi.

Referensi
1.Quine L. Workplace bullying in junior doctors: questionnaire survey. BMJ. 2002;324(7342):878--9.
2.Crutcher RA, Szafran O, Woloschuk W, Chatur F, Hansen C. Family medicine graduates' perceptions of intimidation, harassment, and discrimination during residency training. BMC Med Educ. 2011;11:88.
3.Nagata-Kobayashi S, Maeno T, Yoshizu M, Shimbo T. Universal problems during residency: abuse and harassment. Med Educ. 2009;43(7):628--36.
4.Scott J, Blanshard C, Child S. Workplace bullying of junior doctors: a cross-sectional questionnaire survey. N Z Med J. 2008;121(1282):10--4.
5.Cohen JS, Patten S. Well-being in residency training: a survey examining resident physician satisfaction both within and outside of residency training and mental health in Alberta. BMC Med Educ. 2005;5:21.
6.Thomas NK. Resident burnout. JAMA. 2004;292(23):2880--9.
7.Fnais N, Al-Nasser M, Zamakhshary M, Abuznadah W, Dukair SA, Saadeh M, et al. Prevalence of harassment and discrimination among residents in three training hospitals in Saudi Arabia. Ann Saudi Med. 2013;33(2):134--9.
8.Bonafons C, Jehel L, Coroller-Bequet A. Specificity of the links between workplace harassment and PTSD: primary results using court decisions, a pilot study in France. Int Arch Occup Environ Health. 2009;82(5):663--8.
9.Quine L. Workplace bullying, psychological distress, and job satisfaction in junior doctors. Camb Q Healthc Ethics. 2003;12(1):91--101.
10.Anagnostopoulos F, Demerouti E, Sykioti P, Niakas D, Zis P. Factors associated with mental health status of medical residents: a model-guided study. J Clin Psychol Med Settings. 2015;22(1):90--109.
11.Kaplan K, Mestel P, Feldman D. Creating a culture of mutual respect. AORN J. 2010;91(4):495--510.
12.Maxfield D, Grenny J, McMillan R, Patterson K, Switzler A. Silence kills: the seven crucial conversations in healthcare. VitalSmarts; 2005.
13.Joint Commission. Sentinel event alert, issue 40: behaviors that undermine a culture of safety. Pennsylvania: Joint Commission; 2008 [cited 2020 Feb 24]. Available from: http://www.jointcommission.org/sentinel_event_alert_issue_40_behaviors_that_undermine_a_culture_of_safety/
14.Ungerleider JD, Ungerleider RM. Improved quality and outcomes through congruent leadership, teamwork and life choices. Prog Pediatr Cardiol. 2011;32(2):75--83.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun