Mohon tunggu...
Ilma Yusvida
Ilma Yusvida Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Polemik Demokrasi di Indonesia

30 Agustus 2017   20:14 Diperbarui: 30 Agustus 2017   20:40 1301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : metrotv.news


            Berbica tentang demokrasi pasti kita semua sudah mengetahuinya. Demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu (demos = rakyat, kratos = berkuasa)  kata demokrasi mempunyai arti rakyat berkuasa atau sering disebut sebagai kekuasaan rakyat karena di sini rakyatlah yang berdaulat atas suatu keputusan dan kewenangan pemerintah. Dengan adanya demokrasi, pemerintahan di harapkan menjalankan kepemerintahannya secara transparan, karena sistem demokrasi adalah dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat.

 Hal tersebut berarti suatu kepemerintahan, keputusan, kebijakan dan peraturan harus bersumber dari rakyat dan dibuat dan dilaksanakan untuk menciptakan kesejahteraan bagi rakyat dan pelaksanaannya akan di kawal oleh rakyat. Dengan adanya domokrasi pemerintahan tidak bisa berjalan sewenang-wenang dan semaunya sendiri tanpa mementingkan dan memperhatikan kebutuhan rakyatnya. Dan dengan dalih Demokrasi lah yang menjadikan pemilihan presiden pada tahun 2004 berada di tangan rakyat yang sebelumnya di pilih dan diangkat langsung oleh MPR.

            Namun di balik itu semua, sudahkah demokrasi di Negara kita Indonesia berjalan sebagaimana mestinya. Kita sama-sama dapat melihat dan mencermati, bahwa demokrasi kita carut marut sama halnya seperti pemerintahan kita yang katanya mengusung demokrasi tersebut. Demokrasi yang di gaungkan namanya sekarang ini hanyalah tinggal nama. Hasil di lapangan pun menyatakan hal yang sama. Katanya pemilihan anggota legislatif dipilih oleh rakyat? T

api benarkah jika suara rakyat yang menjadikan calon tersebut bisa menang? Bukankah karena adanya uang yang melimpah dan juga kekuasaan yang membuat mereka bisa memenangkan suara dan menduduki posisi mereka? Demokrasi tinggalah isapan jempol belaka, pedoman demokrasi yang dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat pun juga dapat dilihat seperti apa hasilnya sejauh ini. Bahkan proyek-proyek besar aparatur Negara yang bernilai miliyaran pun prosesnya tidak bisa di kawal oleh rakyat dengan baik.

Katanya DEMOKRASI, tapi berapa banyak proyek Negara yang rakyat bisa ikut mengawal dan merasakan hasilnya?

Katanya DEMOKRASI, tapi pembangunan gedung baru DPR lebih penting daripada pembangunan infrastruktur di pelosok desa?

Katanya DEMOKRASI, tapi apakah semua pendapat rakyat di dengar oleh mereka?

Apakah DEMOKRASI hanyalah tinggal nama?

Kalau begitu, apakah DEMOKRASI masih penting di Negara kita? Utamanya pada sistem pemerintahan kita?

Itu masih menjadi rahasia yang kita sendiri tidak paham bagaimananya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun