Mohon tunggu...
Ilma Anas Fajrina
Ilma Anas Fajrina Mohon Tunggu... Penulis - Balinese

Do Everything With Love

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesona Ummat Muslim di Pulau Dewata

28 November 2020   21:18 Diperbarui: 28 November 2020   21:22 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

kompas.com
kompas.com
Pulau Bali dikenal bak syurgawi di mata dunia. Siapa yang tidak mengenal pulau Dewata ini? Selain Pemandangan nya yang indah, ia juga memiliki kebudayaan yang masih kental, dan kehangatan karakter penduduknya. Banyak pengunjung domestik hingga mancanegara yang ingin merasakan indahnya bumi syurgawi ini.

Namun , perlu kita ketahui bahwa penduduk asli yang terdapat di sana bukanlah mereka yang beragama hindu saja, bahkan masyarakat yang beragama islam pun banyak.

Kebudayaan, adat istiadat dan kehidupan masyarakat muslim disana pastinya sangat unik dan menarik untuk diperbicangkan. Jadi, pulau ini tidak hanya menyuguhkan pesona alam yang indah,  namun juga menyuguhkan pesona ummat muslim yang sangat mengagumkan.

Masuk nya islam ke pulau Bali ini sejak abad ke -14 masehi, tepatnya disebuah perkampungan yang bernama kampung Gelgel. Itulah pemukiman muslim tertua di Bali.. Pada pada saat itu kerajaan Gelgel yang  menjadi pusat kerajaan di Bali , dipimpin oleh Raja Dalem Ketut Ngelesir.

Suatu ketika, Raja Gelgel pergi ke kerajaan Majapahit yang kala itu dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk, lalu Raja Hayam Wuruk menghadiahi 11 prajurit muslim kepada Raja Gelgel dan prajurit muslim tersebut menetap di Bali hingga akhirnya memiliki keturunan hingga saat ini. Akhirnya Ummat muslim di Bali berkembang luas hingga saat ini, terlebih banyak pendatang muslim yang menetap disana.

Walaupun mereka bukan penduduk mayoritas, akan tetapi semangat mereka dalam beribadah patut diacungi jempol. Bisa kita lihat dari  jamaah sholat di masjid, tidak hanya orang tua saja yang bersemangat , bahkan kaum muda pun berbondong --bondong menuju ke masjid.

Para wanita pun sudah sangat banyak yang menggunakan jilbab . Selain itu, banyak gerakan- gerakan sosial yang menjunjung tinggi perintah agama.

Contohnya gerakan 5 G yang diterapkan di kampung Gelgel, yaitu 1.Gerakan sholat berjamaah di masjid ,2. Gerakan membaca al-quran, 3. Gerakan menutup aurat, 4.Gerakan menjauhi kegiatan terlarang seperti judi, riba dan sebagainya, 5. Gerakan menjaga kebersihan lingkungan . Bahkan menurut penuturan warga disana bahwa kami selalu dianjurkan untuk puasa sunnah syawal setelah idul fitri ,dan aka nada pengumuman khusus dari pengurus desa.

Perlu diketahui, bahwa ukhuwah mereka sangatlah kuat. Dilihat dari banyak forum keagamaan yang mereka jalin, rasa persaudaraan yang melekat pada masing-masing mereka dan semangat mereka dalam menghadiri majelis-majelis kajian.  Forum-forum yang bisa kita temui bukan hanya untuk kalangan orang tua, bahkan forum pemuda pun banyak. Seperti REMAS ( Remaja Masjid ), Pemuda Hijrah, Majelis Sholawat , Majelis As-Shafa dan sebagainya. Selain itu, banyak adat atau kebudayaan  mereka yang selalu terjaga hingga saat ini

yang membuat jalinan kekeluargaan mereka selalu erat. Diantaranya adalah adat Megibung, yang mana mereka melakukan makan bersama atau buka puasa bersama dengan menggunakan daun pisang dan tentunya yang dimakan adalah makanan khas daerah bali. Seperti Srombotan, lawar nangka, sate lilit dan sebagainya.

Mata pencaharian penduduk muslim rata-rata disana adalah  sebagai pedagang , wirausaha baik dibidang konveksi maupun yang lain. Disanalah pusatnya menjual oleh-oleh Bali . Maka tak heran banyak dari mereka yang menjual mukenah bali, baju-baju bali , dan berbagai macam konveksi lain yang mampu menembus pasar dunia sekalipun. Dan Omset yang dicapai cukup fantastis.

Tradisi seni yang sangat populer bagi masyarakat muslim di sana adalah seni rudat. "Rudat" adalah tari kelompok lelaki yang khas dalam budaya Islam. Kadang kala terdapat juga acara rudat yang menghadirkan 40 orang penari.

Gerakan tari rudat itu sendiri berdasarkan pada gerak tubuh dalam bela diri tradisional di wilayah Malaysia-Indonesia, yaitu pencak silat, dan dilakukan dalam bentuk berbaris dan berjalan bersama seperti pasukan tentara sambil mengikuti irama rebana. Kostumnya pun terkesan sebagai seragam tentara gaya Barat, seperti celana dan baju berlengan panjang serta sarung tangan. Kesenian rudat masih terdapat di wilayah yang relatif luas, seperti di Kampung Sarenjawa, Kecicang, dan Sindu di Kabupaten Karangasem, di Pulau Bali bagian timur, Kampung Gelgel di Kabupaten Klungkung, di Pulau Bali bagian tengah, Kampung Kepaon di Kota Denpasar bagian selatan dan Kampung Pegayaman di Kabupaten Buleleng bagian utara. Selain di Pulau Bali, kesenian rudat biasanya juga ditampilkan di Pulau Lombok dan Jawa. Biasanya seni rudat ini diiringi dengan lagu sholawat dan hadrah. Rudat ini sering ditampilkan untuk menyambut tamu besar,  dan menyambut hari besar islam. Alhamdulillah tradisi ini masih hidup sampai saat ini dan akan selalu terjaga sampai generasi kedepannya.

Keharmonisan dan kekeluargaan tetap terjalin antar ummat beragama. Karena mereka disana hidup berdampingan . Kegiatan rutin yang mereka lakukan adalah saling duduk bersama dengan tokoh puri untuk bermusyawarah mengenai kondisi yang dialami . Tentunya dengan koridor batasan-batasan agama yang telah ditentukan. Ini merupakan  warisan sejak dulu yang diwariskan oleh pendahulu-pendahulu mereka.

Semoga  kehadiran Ummat muslim yang taat, dinamis dan bersahaja disana, semakin menambah pesona indahnya pulau syurga ini dan  menunjukkan bahwa islam adalah rahmatan lil 'alaamiin yang akan selalu memberi kedamaian dan kasih sayang bagi seluruh alam.

Referensi:

Sahidin , Nasrullah selaku tokoh masyarakat, senimuslimbali-ind.weebly.com ,  bali.idntimes.com , senimuslimbali-ind.weebly.com , https://kampunggelgel.desa.id/,https://www.kompasiana.com/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun