Mohon tunggu...
Anggita Illyana
Anggita Illyana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

suka tidur, ga suka ramai

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mencintai dan Menyayangi Diri Sendiri Tanpa Narsistik

20 September 2022   22:20 Diperbarui: 20 September 2022   22:37 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencintai diri sendiri atau yang biasa disebut dengan selflove merupakan keadaan menghargai diri sendiri yang timbul dari tindakan atau perilaku yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis dan spiritual kita. Cintai terhadap diri sendiri juga menjunjung tinggi kesejahteraan dan kebahagiaan diri kita sendiri. Mencintai diri sendiri juga berarti memenuhi kebutuhan diri sendiri dan tidak mengorbankan kesejahteraan diri untuk menyenangkan atau membahagiakan orang lain. Orang yang memiliki selflove berbeda dengan orang yang memiki rasa narsis atau narsisme, yang dimana narsisisme adalah tindakan orang yang mencintai dirinya sendiri namun bukan dalam porsi yang tepat atau secara berlebihan. Mereka ini cenderung egois dan menganggap bahwa dirinya yang paling benar. Sementara orang yang memiliki selflove adalah dia yang mampu menghargai dirinya sendiri serta mampu berteman dan berdamai dengan dirinya sendiri sehingga ia menjadi pribadi yang lebih baik untuk dirinya dan orang lain disekitarnya.

Mencintai diri sendiri adalah tentang mencintai diri sendiri tanpa perlu membuat perbandingan sosial yang menurun, bangga dengan kinerja dan pencapaian, memberi validasi yang dibutuhkan dan menyadari bahwa tidak apa-apa untuk merasa tidak pasti dan meragukan diri sendiri sesekali. Narsisme adalah kebalikannya: narsisisme membandingkan diri mereka sendiri dengan orang lain untuk merasa lebih baik, terobsesi dengan "terlihat" seperti yang sebenarnya daripada menjadi seperti itu, mendambakan validasi terus-menerus dari orang lain, dan melihat sesuatu secara hitam putih (Well, 2017).

Memberikan penghargaan yang jujur dan dapat dipercaya untuk diri sendiri merupakan bentuk mencintai diri sendiri. Di sisi lain membuktikan bahwa diri kita lebih baik dibandingkan orang lain dan memastikan orang lain melihat diri kita seperti yang diinginkan merupakan bentuk narsisme. Mencintai diri berfokus terhadap diri sendiri, sedangkan narsisme berfokus pada orang lain atau ego pribadi.

Memiliki sikap menghargai diri sendiri itu sangat penting. Salah satunya dapat dilakukan dengan mulai menerapkan selflove atau cinta kepada diri sendiri. Pasti banyak dari kita masih awam terhadap konsep selflove ini dan kebanyakan orang menganggap selflove hanya sebatas kepercayaan diri semata. Padahal, selflove merupakan tindakan kita dalam menerima dan menghargai semua hal yang terkait dengan diri kita sendiri baik dalam bentuk fisik, pikiran, dan hati. Selflove sangat penting untuk kehidupan remaja, baik dalam segi mental remaja, psikososial, dan kultural. Permasalahan mengenai perubahan fisik dan sebagainya pun pastinya dapat membuat remaja rendah diri dan memiliki selflove yang lemah.

Kurangnya rasa mencintai diri sendiri dapat meningkatkan risiko bunuh diri menurut American Association of Suicidology, Asosiasi tersebut melakukan penelitian pada tahun 2008 yang meneliti dampak dari harga diri rendah dan kurangnya cinta diri dan hubungannya dengan kecenderungan dan upaya bunuh diri (Beck, 2008). Mereka mendefinisikan cinta diri sebagai 'keyakinan tentang diri sendiri (harga diri berbasis diri) dan keyakinan tentang bagaimana orang lain memandang diri sendiri (harga diri berbasis orang lain)' (Drapeau, 2016).

Kondisi ketika kita dapat mengahargai diri sendiri dengan cara mengapresiasi diri saat kita mampu mengambil keputusan dalam perkembangan spritual, fisik, dan juga psikologis. Contohnya adalah saat kita sudah berhasil menerima kekurangan dan kelebihan, fokus terhadap tujuan hidup yang kamu miliki, lalu hidup secara puas dengan usaha yang telah dilakukan. Orang yang tidak memiliki selflove cenderung akan menghukum dirinya sendiri terus-menerus dengan komentar negatif hingga menggerus harga diri dan membuatnya sulit untuk berkembang setiap harinya (Khosaba, 2012)

Kemampuan dalam menerapkan selflove atau cinta diri akan berbanding lurus dengan kemampuan dalam menerima cinta dari orang lain. Hal tersebut dikarenakan, orang yang memiliki selflove rendah atau lemah akan sulit dalam menjalin hubungan dengan pasangannya atau orang sekitar. Adanya pikiran negatif yang ada dalam dirinya dan terus berkata bahwa dirinya tidak yakin mengenai rasa cinta yang ia terima menyebabkan munculnya krisis kepercayaan dan merusak konsep selflove itu sendiri. Mereka yang tidak memiliki rasa cinta terhadap diri sendiri akan terus merasa tidak nyaman dan insecure atau rendah diri. Akibat yang ditimbulkan dari perasaan tidak nyaman tersebut adalah mereka akan lari dari masalah lalu tenggelam dalam kesedihan yang dalam, serta mereka akan cenderung menjadi tidak memiliki keseimbangan emosi yang baik bahkan dapat menimbulkan konflik dengan orang lain.

Daftar Pustaka:

Branden, N. (1994). The six pillars of self-esteem. New York: Bantam Books.

Sulistyanti, E., Sujarwoko, H. (2022). Peran Konselor dalam Meningkatkan Rasa Cinta Kepada

            Diri Sendiri. SHEs: Conference Series, 5 (2), 468-47. doi: p-ISSN 2620-9284

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun