Purworejo (18 November 2020), Pandemi covid-19 telah berlangsung sejak bulan Maret 2020 di Indonesia. Pandemi ini telah memporak - porandakan perekonomian di Indonesia, salah satunya Usaha Kecil Menengah (UKM). Akibat pandemi ini banyak UKM di Indonesia telah mengalami kerugian hinga bangkrut.Â
Dikutip dari Kemenkop UKM pada tahun 2018 di Indonesia berjumlah sekitar 64.194.057 buah dengan daya serap 116.978.631 angkatan kerja.Angka ini setara dengan 99% total unit usaha yang ada di Indonesia.
Pada Bulan April 2020 dari data Kemenkop UKM dilaporkan sebanyak 56% UKM mengaku mengalami penurunan pada hasil omzet penjualan akibat pandemi covid-19, Â 22% lainnya mengalami kesulitan dalam mendapatkan pembiayaan/kredit, 15% mengalami permasalahan dalam distribusi barang dan 4% sisanya melaporkan kesulitan dalam mendapatkan bahan baku.
Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa eksportir UKM eksprotir merupaka sektor yang paling terdampak akibat pandemi covid-19 yakni sekitar 95,4%. UKM yang bergerak di sektor kerajinan dan pendukun pariwisata terpengaruh sebesar 89,9%. Sementara sektor yang paling kecil terdampak pandemi covid-19 ialah sektor pertanian, yani sekitar 41,5%
 Dalam menghadapi siuasi yang serba sulit ini, ada serangkaian cara yang bisa diimplementasikan oleh UKM dalam rangka mempertahankan dan mengembangkan usahanya
Pertama produk yang unggul, dalam rangka bersaing di pasar pada masa pandemi ini kualitas porduk menjadi hal yang cukup dipertimbangkan mengingat ekonomi sedang lesu, sehingga konsumen akan relatif bertindak sangat selektif dalam memilih produk.
Kedua:pemanfaatan teknologi online shop, pandemi covid-19 telah menciptakan perubahan kebiasaan hidup manusia yang semula tefbiasa hidup dengan bersinggungan menjadi harus berjarak satu sama lain. Hal ini bisa menjadi permasalahan baru ketika melakukan perdagangan ofline.
Fasilitas online seperti onlineshop bisa menjadi sebuah solusi  bagi UKM dalam menanggapi perubahan kebiasaan hidup (habit) baru yang ada di maysyarakat. Onlineshop seperti Tokopedia, Shopiee, Lazada, dan lain lain bisa menjadi sebuah wadah baru dalam menjalankan bisnis UKM pada masa pandemi ini.
Ketiga branding produk,kegiatan ini merupakan cara bagi UKM mengenalkan produknya ke konsumen. Adanya keterbatasan dalma melakukan pemasaran secara ofline akibat adanya era kebiasaan baru akan mendorong UKM erinovasi dalma melakukan branding produk. Kegiatan ini bisa dilakukan menggunakan platform media sosial seperti facebook, instagram, hingga youtube sebagai media branding baru.
Keempat pemnfaatan fasailtas penyedia pinjama/permodalan. Dalam rangka mengembangkan UKM dan bertahan di masa pandemi ovid-19modal menjadi salah satu fakto dalam membantu transformasi ULM.Â
Untuk mengatasi kebutuhan modal UKM dapat memanfaatkan berbagai jaringan dalma rangka mendapatkan pinjaman modal ataupun bantuan keuangan dari pemerintah, misalnya melalui meknaisme kredit UKM di bank -- bank BUMN.