Mohon tunggu...
Ilham Suheri Situmorang
Ilham Suheri Situmorang Mohon Tunggu... Ilmuwan - Pedagang kecil di sebuah gubuk rentah nan beralaskan tanah

Manusia kecil yang sedang mengajarkan kepada pikirannya untuk melahap kosmik

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Marxisme

15 November 2019   20:22 Diperbarui: 15 November 2019   20:32 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Perjuangan dari bentuk sosial yang disebut revolusi yaitu "Perubahan tiba -- tiba dan radikal dalam struktur politik, sosial dan ekonomi masyarakat" menurut Nullock dan Stallybras dalam Sztompka (2010: 361). 

Ada juga yang melihat dari sisi antagonis yaitu "Upaya mewujudkan perubahan dalam masyarakat dengan paksa" menurut C. Johnson dalam Sztompka (2010: 361), "Perampasan kekuasaan negara dengan kekerasan yang dilakukan pimpinan gerakan massa dan karena itu kemudian digunakan untuk memprakarsai proses reformasi sosial besar -- besaran menurut Giddens dalam Sztompka (2010: 361). Intinya adalah adanya perubahan besar dan signifikan dari konfigurasi struktur dan fungsi -- fungsi dalam masyarakat. Perubahan itu yang pada peristiwanya menggantikan situasi dan kondisi semula dengan visi dan misi yang dibawah oleh sang revolusioner tersebut. 

Realitas yang terjadi pada revolusi Inggris (1640), Amerika (1776), Perancis (1789), Rusia (1917), Meksiko (1919), Cina (1949), Kuba (1959), Filipina (1985), Eropa Timur dan Eropa Tengah (1989) biasa ditandai dengan adanya penyelewengan dan kekerasan sehingga tidak sedikit revolusi yang dibarengi kekerasan (Sztompka, 2010: 363). Namun dari pengertian itu tidak lantas kesalahan dalam pengejawantahan hakikat revolusi dijadikan justifikasi yang absolut mengenai revosui itu sendiri. Revolusi harus dipandang sebagai perubahan besar untuk mencapai kebaikan yang lebih di masa depan, jika tidak hanya menghasilkan kontradiksi yang tidak pernah selesai. Bagaimana mungkin menjelaskan untuk mencapai kebaikan dengan menggunakan keburukan. 

Bukankah keburukan menjadikan hasilnya tetap buruk dan kebaikan hanya berasal dari yang baik pula. Brinton (dalam Sztompka, 2010: 369) mengatakan "Revolusi tak dapat dilakukan tanpa ada kata keadilan dan perasaan yang ditimbulkannya."

Perubahan sosial yang besar karena dipicu oleh perkembangan panjang sejarah yang tidak dapat teratasi pada posisi krisis multi dimensi kehidupan. Perkembangan yang didalamnya terjadi stagnasi dan dekadensi peradaban sehigga perlu segera dilakukan perubahan besar -- besaran dalam segala sektor kehidupan untuk dapat menggantikan situasi masyarakat yang lebih mapan dan dinamis sesuai dengan tabiat manusia yang bergerak dan berkembang. Brinton (dalam Sztompka, 2010: 370) menyatakan bahwa:

Revolusi, paling besar peluangnya terjadi jika perkembangan sosial dan ekonomi objektif selama periode panjang disusul oleh krisis tajam dalam priode singkat. Pengaruh terpenting terhadap pikiran rakyat dalam masyarakat tertentu adalah timbulnya harapan bahwa kebutuhan (yang terus meningkat) akan tetap terpenuhi tetapi dalam periode berikutnya muncul kegelisahan dan kekecewaan kerena kenyataan yang terwujud jauh berbeda dari yang dibayangkan.

Revolusi tidak hanya menyentuh sendi struktur dan fungsi masyarakat namun lebih dari itu ada juga kedalam penyentuhan terhadap psikologi masyarakat. Masyarakat yang kehilangan sesuatu yang telah dimilikinya akan sangat lebih agresif dibanding dengan kehilangan harapan yang sebenarnya dapat dimilikinya (Sztompka, 2010). Marxis memandang adanya kondisi dalam masyarakat kapitalis yang menyulitkan kaum proletar untuk bangkit melakukan perlawanan. 

Melalui perpanjangan tangan dari negara kaum proletar dibiarkan menguasai aset -- aset tertentu yang tidak begitu penting untuk membangun kekuatan perlawanan. Penerapan suasana yang memungkinkan kapitalis dapat dipertahankan hingga berabad -- abad. Keinginan yang sangat kuat dari kaum borjuis para penguasa kekayaan dan pendominasi kebabasan.

Fase zaman peradaban manusia yang ditandai tidak ada lagi kekuasaan yang membinasakan kebebasan yang lainnya, tidak ada hasrat untuk menguasai dan menundukan manusia lainya, tidak ada pemusatan kekayaan pada individu tertentu adalah karakteristik yang menonjol dari sosialisme. Segalanya diperuntukan bagi seluruh manusia sesuai dengan kebutuhannya. 

Tidak ada penggunaan yang diluar batas karena manusia sosialis adalah manusia yang sadar akan realitasnya. Yang terjadi dengan pandangan itu manusia dan alam semesta akan terjalin dalam keharmonisan. Tidak ada bencana kelaparan maupun bencana alam yang diakibatkan oleh ulah manusia. 

Reaksi alam hanya dipandang sebagai rutinitas kegiatan alam untuk selalu memberikan kelimpahan material kepada manusia. Manusia dijunjung tinggi harkat dan martabatnya sehingga dengan begitu tidak ada lagi penindasan atas alasan apapun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun