Bandung, 25 Agustus 2022- Kuliah Kerja Nyata Tematik yang dilaksanakan oleh Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu program unggulan dari pusat Pemberdayaan Masyarakat, Kewirausahaan dan Pengembangan KKN LPPM UPI.
KKN sendiri merupakan permujudan dari Tridharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Ketiga hal ini menjadi poin yang sangat penting untuk mewujudkan visi dari Perguruan Tinggi.
Kegiatan KKN Tematik ini dilaksanakan pada tanggal 10 Juli - 10 Agustus 2022. Pada pelaksanaannya, penulis, Ilham Nashrullah (23) bersama kelompok KKN 61 mendapatkan tema "Desa Ramah Perempuan" yang beranggotakan 30 orang. Kami dibagi menjadi 6 kelompok kecil yang beranggotakan 5 orang yang kemudian menyebar ke beberapa kelurahan di Kota Bandung, didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Bapak Hernawan, S.Pd. M.Pd., salah satu dosen di Prodi Pendidikan Bahasa Sunda Universitas Pendidikan Indonesia.
Penulis bersama 4 rekan lainnya bertugas menjalankan program KKN Tematik ini di Kelurahan Manjahlega, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung, Jawa Barat. Pada salah satu kegiatan, kami melaksanakan program Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bersama anggota PKK dari Kelurahan Manjahlega yaitu Simulasi Pembinaan Pola Asuh Anak dan Remaja di Era Digital (PAAREDI) bertepatan di Bale Sawala, Gedung Serba Guna RW 01, Kelurahan Manjahlega.Â
Kegiatan ini diselenggarakan oleh PKK Kelurahan Manjahlega dengan sasaran seluruh ibu-ibu yang memiliki anak dan remaja di daerah Kelurahan Manjahlega yang kali ini diselenggarakan untuk ibu-ibu di wilayah RW 01. Kegiatan ini dihadiri oleh ibu-ibu anggota PKK Kelurahan Manjahlega, ibu-ibu di wilayah RW 01, serta beberapa peserta KKN Tematik UPI kelompok 61 dan 55.
PAAREDI merupakan kegiatan yang bertujuan untuk sarana mempelajari dan memahami bagaimana pola asuh orangtua terhadap anak-anak dan remaja pada era digital. Hal ini perlu dipelajari oleh orangtua karena salah satunya faktor perbedaan zaman dimana saat ini sudah serba digital dan praktis. Faktor ini kemudian menjadi penentu agar  orangtua dapat menyesuaikan pola asuh bagi anak-anak dan remaja.
Mengapa? Salah satu faktornya adalah anak yang cenderung lebih cepat belajar dan memahami apa yang ada di sekitarnya sehingga orangtua harus dapat memberikan edukasi dan batasan tertentu kepada anak agar anak tidak terpengaruh hal buruk dari lingkungan sekitarnya terutama di era digital ini. Hal ini tentu saja berdampak bagi orangtua yang notabene masih gagap teknologi dibandingkan sang anak yang sangat mudah mempelajarinya karena hidup di zaman digital.
Dengan adanya PAAREDI orangtua diharapkan dapat lebih mudah untuk mempelajari dan memahami bagaimana saja langkah yang tepat dan efisien untuk mendidik anak di era digital ini, agar terciptanya generasi bangsa yang cerdas, unggul, berakhlak , dan berguna bagi agama, orangtua, bangsa, dan negara.
