Mohon tunggu...
Ilham Putra Gita Farizki
Ilham Putra Gita Farizki Mohon Tunggu... Insinyur - Filsuf atap rumah

Emperan, Teras, Atap, Ruang tamu, Gudang.. semuanya bisa jadi sumber inspirasi dan sumber permasalahan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Masih Relevankah Legislasi?

28 Oktober 2019   09:52 Diperbarui: 28 Oktober 2019   12:26 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Banyak yang mungkin bertanya tanya. Apa sih legislasi? Pentingkah itu? Butuh gak sih kita lembaga legislatif? Pertanyaan tersebut mungkin sering terlintas dibenak kita, para rakyat jelata di negara yang menganut sistem demokrasi. Pada dasarnya legislasi adalah pembuatan undang -- undang. Pembuatan undang undang ini penting bagi negara yang menganut sistem demokrasi, karena semua peraturan yang dibuat di negara tersebut harus memuat aspirasi dari segala pihak dan dibuat dengan kesepakatan bersama. Namun apakah masih relevan? Nyatanya banyak undang undang yang seakan akan dibuat dan disahkan hanya untuk kepentingan golongan, bahkan hanya untuk kepentingan pribadi semata.

Lembaga yang bersifat legislatif yang berwenang untuk membuat undang undang, yakni DPR seakan akan tidak ikhlas dalam merumuskan sebuah undang undang. Dapat dilihat tempo hari lalu, Indonesia geger karena kabar disahkannya UU KPK dan beredarnya draft RUU KUHP yang akan disahkan dalam waktu dekat. Banyak elemen masyarakat yang turun langsung dalam menyuarakan pendapatnya khususnya mahasiswa yang dengan lantang menyerukan MOSI TIDAK PERCAYA pada DPR yang mewakili suaranya. Wajar saja sih saya rasa jika mahasiswa resah, gundah bahkan kecewa dengan adanya kabar tersebut hingga akhirnya mereka turun ke jalan dan menyampaikan pendapatnya langsung.

DPR seharusnya malu. Malu karena mereka mendapat tamparan keras dari pihak yang mereka wakili, yaitu rakyat Indonesia yang dipelopori mahasiswa. Mereka tidak puas akan kinerja mereka yang selema ini hanya dirasa buang buang waktu. Belum lagi saat ada wakil mereka yang menjelma menjadi seekor tikus yang memakai dasi yang dengan mudah keluar masuk brankas negara.

Dalam melakukan fungsi legsliasinya, DPR harusnya juga memperhatikan aspirasi dari rakyat yang mereka wakili agar tepat sasaran. DPR sekan lupa akan slogan yang sangat populr yang ditujukan kepada mereka, "Dari rakyat. Oleh rakyat. Untuk Rakyat". Malah yang saya rasa yang tepat menjadi wakil dari rakyat adalah seorang mahasiswa. Mahasiswa adalah kaum muda yang haus akan ilmu dan pengetahuan. Mahasiswa juga tidak akan haus kekuasaan dan masih suci dari kepentingan golongan tertentu. Mereka adalah bentuk representasi dari rakyat itu sendiri. Mahasiswa adalah figur yang berasal dari rakyat, dan bekerja untuk kemajuan rakyat Indonesia. Hanya satu hal saja yang belum mereka dapatkan, yaitu dukungan oleh rakyat yang selama ini tidak sadar akan perjuangan mahasiswa dalam memperjuangkan rakyat Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun