Satu hal yang mengemuka belakangan ini adalah kekhawatiran Nova Arianto dicopot di tengah jalan sebelum Piala Dunia U17. Imajinasi ini berkaca dari Shin Tae-yong yang dipecat di tengah jalan.
Argumentasi untuk memecat Nova Arianto bisa mengemuka dengan kencang jika melongok hasil laga terakhir Indonesia vs Korea Utara di perempatfinal Piala Asia U17. Indonesia dibantai enam gol tanpa balas, Senin (14/4/2025).
Tapi bagi saya, Nova harus dipertahankan sebagai pelatih. Selain karena sudah menyatu dengan tim, juga sebagai penghargaan bagi Nova. Catat! Nova adalah pelatih pertama yang meloloskan Indonesia secara normal ke Piala Dunia semua kelompok umur dan senior.
Kapan Indonesia lolos ke Piala Dunia sebelum Piala Dunia U17 tahun 2025? Tiga kali Indonesia lolos Piala Dunia yakni 1938 saat masih bernama Hindia Belanda, Piala Dunia U20/muda pada 1979, dan Piala Dunia U17 tahun 2023.
Ketiga kelolosan itu bisa dikatakan tak normal. Indonesia/Hindia Belanda lolos ke Piala Dunia 1938 karena Jepang mengundurkan diri. Tak ada laga melawan Jepang, maka Indonesia/Hindia Belanda lolos ke Piala Dunia 1938.
Pada Piala Dunia muda/U20 tahun 1979, Indonesia lolos. Tapi sejatinya yang berhak lolos adalah Irak/Kuwait/Korea Utara. Jadi kala kualifikasi, Irak, Kuwait, Korea Utara, Korea Selatan lolos semifinal.
Hanya ada dua yang berhak lolos ke Piala Dunia U20 tahun 1979. Korea Selatan yang juara lolos. Sementara tiga negara lain tidak berkenan. Entah alasannya apa. Sehingga Indonesia yang tak lolos ke semifinal pun akhirnya lolos ke Piala Dunia U20 tahun 1979 dengan status pengganti.
Di Piala Dunia U17 tahun 2023, Indonesia lolos karena berstatus tuan rumah.
Maka, capaian Nova adalah yang pertama, pelatih meloloskan Indonesia ke Piala Dunia dengan cara normal. Karena itu, ini adalah kesempatan memberikan penghargaan pada Nova untuk tetap memimpin Indonesia di Piala Dunia U17 tahun 2025.
So, setelah Indonesia dibantai Korea Utara, saya khawatir ada penumpang gelap. Tiba-tiba ikut menumpang dan menyetir dan menggantikan Nova.