Tak semua pertandingan 16 besar aku tonton. Hanya menonton Argentina vs Australia, Prancis vs Polandia, Brasil vs Korea Selatan, plus kemungkinan nanti malam. Sejauh ini di babak 16 besar, baru Brasil yang enak dinikmati. Tapi tetap terselip tanya di tengah performa indah itu.
Argentina bermain mengkhawatirkan. Khususnya jelang laga akhir. Benar-benar menegangkan bagi pendukung tim Tango. Sebab, Australia memberi ancaman serius.
Selain itu, beberapa peluang bersih melayang begitu saja. Lautaro Martinez lah aktor yang gagal itu. Mungkin bukan harinya.
Prancis menurutku bagus saat lawan Polandia. Pernah aku tulis, jika Polandia main terbuka, mereka akan disayat Mbappe dan Dembele.
Polandia main terbuka dan Mbappe buat dua gol. Tapi pola main Prancis ya seperti itu. Mengandalkan sayap dan penadah. Prancis main bagus, tapi belum indah.
Nah, ketika melihat Brasil, mereka indah bermain. Khususnya di babak pertama. Tak mudah memiliki peluang matang tanpa kawalan serius di kotak penalti lawan.
Tapi lihatlah gol Richarlison. Dia tinggal berhadapan dengan kiper di kotak penalti. Padahal di situ ada beberapa pemain Korea Selatan. Skemanya ciamik.
Mereka juga bisa menyedot perhatian sebegitu rupa. Aksi Neymar di sayap kanan telah menarik baris pertahanan Korea Selatan menuju ke kanan atau area kiri pertahanan mereka. Imbasnya, sisi sayap kiri atau pertahanan kanan Korea Selatan lowong. Vinicius datang dengan tendangan yang cerdas.
Brasil seperti kumpulan penari yang mematikan di lini depan. Lini belakang mereka juga tenang. Enam peluang bersih Korea Selatan, hanya satu yang jadi gol.
Tapi tetap saja terselip tanya atas tarian indah tim Samba itu. Tanya itu muncul saat ingat bagaimana Spanyol main cantik lawan Kosta Rika.
