Ada beberapa cerita yang ingin aku sampaikan. Cerita tentang kesehatan orang-orang yang aku kenal.
Ada salah satu pak tua yang aku kenal, dia tidak lazim. Sebab, tak pernah minum air bening sejak tahun 1982 sampai 2016 ketika dia wafat. Itu pengakuannya. Aku pun melihat di pagi hari dia minum teh manis karena beberapa kali aku menyambangi rumahnya untuk sekadar ngobrol apa saja.
Tidak pernah minum air bening dan perokok berat. Dia tetap sehat di usia senja. Tapi, jangan tanya soal aktivitas tubuhnya. Di usia 80 tahun di tahun 2015 (kelahiran 1935), dia masih hobi jalan.
Jalannya tak tanggung-tanggung, bisa belasan kilometer dalam sehari. Per berapa kilometer berhenti. Dia berjalan hanya untuk ngobrol dengan orang-orang.
Kadang mampir warung ngobrol. Kadang mampir Kodim, ngobrol. Kadang mampir tetangga, ngobrol. Dia bisa ngobrol dengan siapa saja, termasuk dengan orang yang tak dia kenal. Dari mana modal duitnya untuk aktivitas harian? Setahuku dari anak-anaknya yang sudah mandiri.
Si bapak itu wafat di usia 81 tahun. Sakit-sakitan kurang dari sebulan dan wafat. Dia tidak sakit berbulan-bulan.
Dia orangnya blak-blakan, tak ada yang ditutupi. Tapi blak-blakan bukan berarti bicara kasar. Dia bicara apa adanya. Dia adalah apa yang dia ucapkan.
Tak mendukung calon kades, dia ucapkan di hadapan si calon kades langsung. Tapi tentu berucap yang tak menyakiti hati si calon kades dan itu tak mudah.
Jika ada orang tak beres lewat kampung, dia berani mendampratnya. "Dia hanya pura-pura seperti itu, sebenarnya dia sehat tapi pura-pura tak normal untuk minta-minta. Makanya kalau lihat aku, pasti dia menghindar. Aku kenal dia," katanya padaku tentang seseorang yang sering lewat kampung kami.
Selain pak tua pejalan kaki, ada juga cerita orang tua lainnya. Aku tak tahu namanya. Tapi dia familiar dengan orang. Tiap sebulan sekali, aku selalu bertemu di rumah sakit.
