Mohon tunggu...
rokhman
rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - Kulo Nderek Mawon, Gusti

Melupakan akun lama yang bermasalah

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Lelaki yang Ragu dengan Pekerjaannya

30 September 2022   05:21 Diperbarui: 30 September 2022   05:34 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini sebuah cerita yang aku dapatkan dari saudara. Cerita tentang lelaki yang ragu dengan pekerjaannya.

 Maaf aku tak mau menyebutkan jenis pekerjaannya. Tapi pekerjaan ini oleh sebagian orang dipandang negatif. Sebagian yang lain menganggap biasa saja.

Ceritanya, lelaki ini sudah lama bekerja. Namun, belakangan dia merasa tidak nyaman dengan pekerjaan itu. Di sisi lain, pekerjaan itu jadi penopang kehidupan ekonomi keluarga.

Satu ketika, si lelaki bicara dari hati ke hati dengan istrinya bahwa dia ingin mundur dari pekerjaan itu. Mendengar curahan hati suami, si istri meminta suami bertahan karena pekerjaan itulah penopang ekonomi keluarga.

Di lain waktu, si suami kembali bicara dari hati ke hati pada istrinya. Poinnya sama, yakni ingin mundur dari pekerjaannya. Si istri tetap ingin suami bertahan karena itulah penopang ekonomi keluarga.

Si istri tahu, pilihan kerja bagi suaminya tak banyak. Bahkan mungkin tak ada. Sebab keterbatasan modal. Baik modal uang atau kecakapan.

Di lain hari, si suami kembali berbicara dari hati ke hati dengan istri. Poinnya sama, ingin mundur dari pekerjaan. Berulang suami bicara hal yang sama, si istri tak tahan juga.

Si istri menangis sesenggukan. Dia meminta suaminya tetap bertahan di pekerjaan itu karena itulah penopang ekonomi keluarga.

Pertarungan batin luar biasa dari orang yang tak kaya raya. Orang yang biasa saja, dihadapkan pada kegundahan akan pekerjaannya.

Sampai pada akhirnya, si suami mundur dari pekerjaannya. Si istri menangis sesenggukan tiada tara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun